SEMBILAN PULUH ENAM

175 16 2
                                    

Sudah hampir tiga bulan sejak Sea meninggalkan istana Grand Floor. Duke telah mencoba mencari keberadaan Sea melalui semua koneksi yang ia punya, namun hasilnya nihil.

Sea hilang tanpa jejak. Bahkan Duke meminta beberapa agen rahasia untuk turut serta mencari, namun jawabannya sama saja. Tidak ada.

Bayi W telah tumbuh dengan baik. Tubuh mungilnya kini semakin menggemaskan. Namun ada yang mengganggu Duke setiap kali ia menatap mata bayi W.

Mata itu adalah mata Sea. Teduh dan menenangkan. Dan Duke membenci itu. Ia lebih suka melihat bayi W tertidur dan ia akan memandangnya dengan sangat lama.

Kelahiran bayi W dan keberadaannya di sembunyikan dengan rapat. Ia bahkan hanya mengijinkan Lucia dan Eugene yang boleh bersama bayi W.

Ia takut jika sampai banyak orang tahu tentang bayi W maka sudah tentu mereka juga akan bertanya di mana ibunya. Dan itu adalah ketakutan terbesar Duke.

Duke baru saja mengadakan rapat dengan divisi perencanaan ketika ponselnya berdering. Ia melihat pada layar dan matanya membulat saat tahu itu telepon dari ayah Sea, William. Ia lalu menekan tombol hijau dan menjawabnya.

"Ayah dan ibu berencana untuk mengunjungi kalian".

Duke menggertakan giginya dengan gugup. Otaknya berhenti bekerja. Ia menggeleng beberapa kali.

" Tapi itu jika kalian tak sibuk".

Tambah William saat menyadari Duke tak menjawab.

"Oh... Tentu saja ayah. Dengan senang hati. Kami juga merindukan ayah dan ibu".

Balas Duke asal. Ia berusaha terlihat normal.

" Terima kasih putraku. Ayah akan memberi kabar saat akan berangkat".

"Baiklah. Atau jika ayah mau aku akan mengirim anak buahku untuk menjemput kalian".

" Tak usah putraku. Ayah dan ibu akan berangkat sendiri. Tolong sampaikan kabar ini pada Sea".

"Tentu saja. Sea pasti senang mendengarnya. Terima kasih ayah. Sampaikan salam kami untuk ibu".

Setelah mengakhiri percakapan mereka Duke meletakkan ponselnya dan berjalan ke jendela.

Apa alasan yang harus aku sampaikan saat mereka ada di Grand Floor?

Pikir Duke. Ia memijit pelipisnya dengan kuat. Seakan memaksa seluruh sarafnya untuk memberikan jawaban.

Ia harus menemukan jawaban yang masuk akal agar kedua orang tua Sea tidak curiga.

*
Seperti biasanya Sea membantu beberapa pekerjaan kecil di dapur. Sudah hampir 2 minggu ia tak menghubungi Lucia.

Sebenarnya ia ingin setiap hari menghubungi Lucia untuk mengetahui keadaan bayi W namun ia tahu semakin ia melakukannya, ia semakin terluka.

Itulah sebabnya ia selalu menyibukkan diri di dapur restoran. Kadang-kadang Joe memintanya untuk keluar dan menghirup udara segar, namun ia selalu menolak.

Ia lebih nyaman bersembunyi dari semua orang. Bahkan ia tak pernah keluar untuk melayani pelanggan restoran. Hanya dapur dan kamar yang menjadi tempat favoritnya.

Ia takut seseorang mungkin melihat keberadaannya dan memberitahukan pada Duke. Lalu Duke akan mengusirnya ke tempat yang jauh di luar Skotlandia.

Ia benar- benar takut tidak akan bertemu putranya lagi. Itulah sebabnya ia lebih suka bersembunyi dari semua orang.

"Hari ini restoran akan tutup lebih awal. Jadi, kau bisa istirahat atau jalan- jalan".

Joe menyodorkan sebuah amplop kecil pada Sea.

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang