DUA PULUH

158 9 0
                                    

Waktu berjalan begitu cepat. Musim semi telah tiba. Kehidupan Sea pun semakin lebih berwarna. Gadis cantik khas Skotlandia ini semakin bertambah dewasa. Dari sisi fisik dan karakter. Kini ia bahkan sudah diijinkan untuk menggunakan ponsel.

Namun satu hal yang sedikit berubah adalah Sky yang jarang meneleponnya dengan alasan sedang mengurus kelulusannya. Sea memaklumi itu. Rasa cintanya yang besar pada putra kedua Earl Rosebery itu membuatnya selalu memahami alasan kekasihnya itu.

Siang ini ia baru saja pulang. Ini adalah musim semi yang sibuk. Tiba di asrama ia membersihkan diri untuk istirahat. Ia membuka ponselnya sebentar lalu mendesah kecewa.

Seperti biasa Sky belum menghubunginya. Ia lalu mengetik pesan dan mengirimnya. Ia menunggu sebentar namun tak ada balasan. Akhirnya ia memilih untuk tidur.

Tak berapa lama Megan temannya datang.
"Aku mengetuk berulang kali tapi tak ada sahutan jadi aku langsung masuk".

" Its okay Meg. Tumben kau bicara seperti itu"balas Sea.
"Kau tahu Sea, beberapa teman di kampus mulai memperlakukanmu berbeda. Itu setelah mereka mendengar bahwa kau adalah calon menantu seorang bangsawan Skotland".

" Sungguh aneh. Padahal itu hal yang biasa saja"jawab Sea.
"Oh ya, aku kemari untuk memberitahumu nanti malam Damian menjemput kita. Siapkan pakaian terbaikmu".

" Sebenarnya aku sedang malas kemana pun"ucap Sea malas.
"Maka dari itu ayolah. Mari jeda sejenak dari hal-hal berbau kampus" ajak Megan.

Sea jadi ingat Sky yang belum membalas pesan yang dikirimnya. Kemudian ia memikirkan ajakan Megan. Mungkin aku butuh sedikit pengalihan.

Tanpa sadar ia mengangguk lalu tersenyum paksa pada Megan.
"Baiklah nyonya. Aku ikut denganmu nanti malam. Tapi tolong pilihkan baju untukku. Aku malas melakukan itu" pinta Sea.

Megan memeluknya girang lalu beranjak ke lemari Sea. Ia tak menyangka wardrobe Sea begitu melimpah.
Ia memandang Sea dengan kagum.

"Aku seperti ada di butik. Kenapa aku tak pernah melihatmu memakai pakaian-pakaian ini?".

" Itu semua pemberian ibu Sky. Hampir setiap minggu seseorang akan mengantarkan paper bag untukku. Jika ada yang kau suka ambillah".

"Oh Sea, kau memang teman terbaikku. Aku akan menyiapkan pakaian untukmu dan diriku" Megan mendekati Sea dan mengecup pipinya.
Sea melotot padanya dengan kesal.

"Lakukan sesukamu. Aku ingin tidur" Sea kembali memeluk guling dan menutup matanya.

Tepat jam 7 malam Sea dan Megan telah bersiap. Sebelumnya ia telah meminta ijin pada Mrs. Graham. Seperti biasa wanita paruh baya itu akan mengiyakan semua permintaan Sea.

Mobil Damian berada di parkiran. Sea dan Megan menghampirinya.
"Sudah kuduga kalian akan berdandan seperi ini" sapa Damian sambil menunjuk pakaian yang dikenakan dua temannya ini.

Sea memakai dress selutut berwarna gold dengan boots dan sling bag kecil tersampir  di bahunya. Sedangkan Megan memakai tank top dan rok jins pendek dilengkapi sneakers putih.

"Apa kami salah baju? " tanya Sea.
"Tentu saja tidak. Ini hanya acara ulang tahun anak dari kolega bisnis ayahku. Kalian bebas memakai apa pun" balas Damian.

Megan dan Sea mengangguk lalu masuk ke mobil. Mereka segera berlalu dari kompleks asrama.

Damian membawa keduanya memasuki kawasan mansion keluarga Dundas. Bagi Sea ini adalah hal biasa karena ia sering berada di tempat-tempat ini. Tapi tidak bagi Megan. Ia terus saja mengoceh kagum pada apa saja yang dilihatnya.

Mereka bertiga disambut oleh 2 orang penjaga gerbang. Begitu melihat Damian penjaga itu langsung mempersilahkan mereka masuk ke aula utama.

Damian berjalan memutar melewati kolam renang di samping mansion.
"Kita akan langsung ke meja makan. Kalian harus mengambil sedikit anggur supaya tidak gugup".

" Aku sudah terbiasa Dam"sahut Sea. Damian menatapnya lama.
"Disini akan ada banyak bangsawan. Siapa tahu kalian akan diajak ke lantai dansa" goda Damian.

"Aku menunggu momen ini Dam. Semoga sesuatu yang baik menghampiriku" ujar Megan antusias. Ia segera meraih sebuah gelas minuman dari nampan yang dibawa pelayan.

Acara utama segera di mulai. Putra bangsawan sekaligus pengusaha kaya Lawrence Dundas berulang tahun.

Setelah menyapa para tamu kehormatan yang datang dari jauh, acara tiup lilin digelar. Banyak tamu undangan yang memberi ucapan selamat. Termasuk Damian dan 2 teman wanitanya.

Bunyi musik klasik menandai dimulainya acara dansa. Beberapa pasangan mulai turun ke arena. Sea memperhatikan beberapa orang. Ia tampak tak asing dengan wajah-wajah itu. Ia berpikir keras untuk mengingat mereka.

Baru saja perasaan lega menghampirinya karena ia berhasil mengingat mereka, ekor matanya menangkap jelas sosok pria dewasa dan tampan tak jauh darinya. Bahkan pria itu sedang menatapnya.

Wajah Sea begitu tegang, ia meremas sling bag nya erat.
"Ada apa dengan wajahmu Sea" tanya Damian.
"Aku baik-baik saja. Jangan berlebihan Dam" jawab Sea gugup.
"No Sea. Kau sedang gugup  sekarang. Apa kau sakit?" lanjut Damian.

Tiba-tiba seorang pelayan perempuan menghampiri mereka dan berbisik di telinga Damian. Ia pun mengangguk lalu melirik pada Sea.
"Mr. Dundas senior ingin berbicara denganmu" kata Damian.

Megan dan Sea melongo bersamaan. Namun Sea cepat paham. Apalagi yang di direncanakan pria itu.

Sea tahu betul ini pasti ulah Duke of Roxeburghe. Dengan rasa kesal yang tersembunyi ia mengikuti pelayan perempuan itu.

Mereka melewati lorong lalu menghilang di belokan. Sebuah pintu besar berukiran rumit terbuka begitu pelayan mendorongnya.

Sebuah ruang kerja khas bangsawan kaya dengan latar rak-rak penuh buku tebal terpampang di hadapannya.

Tapi bukan itu yang membuat jantungnya hampir copot. Dua orang pria berbeda umur terlihat duduk santai di sofa besar...

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang