TIGA PULUH TIGA

116 6 0
                                    

Setelah perbincangan mereka Sea sangat gelisah. Banyak pikiran negatif bermunculan di kepalanya. Oh, apa yang harus dia lakukan sekarang jika Earl benar-benar menelpon Duke David.

Ia pergi ke toilet dan mencuci tangannya. Berharap akan mendapat sebuah ide. Tapi nihil. Otaknya sama sekali tidak bisa diajak kerjasama.

Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke kastil utama. Kamarnya. Apapun yang terjadi, kali ini ia terpaksa harus merendahkan harga dirinya untuk membujuk Duke. Memikirkan ini saja mukanya sudah merah padam.

Ia membayangkan Duke yang akan tertawa sinis dan mengoloknya. Tapi ia sudah nekat.

Lebih baik ia malu di hadapan Duke daripada di hadapan keluarga besar Rosebery. Ia akan di cap sebagai pembohong.

Tiba di kamarnya ia mengambil ponsel dan memberanikan diri untuk membuat panggilan. Tak perduli sudah tengah malam. Tapi sungguh tak ada jawaban sama sekali.

Apa ia sudah tidur? Pikir Sea.

Ia meyakinkan dirinya untuk menghubungi Duke lagi, tapi sama saja pria itu tak menjawab ponselnya.

Sea melempar ponselnya di atas kasur dengan kesal dan menggigit bibirnya.

Bagaimana ini?
Oh God! Aku  benar-benar ketakutan sekarang. Pria sialan itu selalu membawa masalah untuk diriku. Sekarang, ia benar-benar membalasku....
Ayo berpikir Sea.... Berpikir...

Sea terus menyemangati dirinya. Andaikata jarak Kelso tak jauh, ia mungkin saja sudah nekat ke sana sekarang.

Ia melepaskan pakaiannya dan mandi. Sengaja ia mencuci rambutnya agar pikirannya sedikit fresh.

Setengah jam kemudian ia keluar dan memakai piyama. Ia sudah pasrah apapun yang akan terjadi besok, ia akan menghadapinya. Ia sudah putus asa.

Tiba-tiba layar ponselnya menyala. Panggilan masuk dari Duke David. Dengan cepat ia menekan tombol hijau untuk menjawab.

"Ada apa menghubungiku my Lady" ucap Duke dari seberang.

"Mmm.... Maaf menganggu Anda Tuan tapi aku... Mmm... Aku..." jawab Sea terbata-bata.

"Ada apa denganmu? Kau terdengar gugup".

" Aku mencarimu tapi tak menemukanmu di manapun"akhirnya Sea menemukan kata-kata ini begitu saja. Ia menarik napas lega.

"Oh ya? Aku pikir kita tak sedekat itu agar Anda melakukan hal itu my Lady" balas Duke tegas. Ia mengulang kembali kalimat Sea beberapa jam lalu.

Sea terdiam. Dalam hati ia mengutuk dirinya yang telah melontarkan kata-kata itu tadi dan sekarang kata-kata itu kembali padanya. Rasanya sangat menyakitkan.

"Jika tak ada lagi yang dibicarakan, aku akan menutup percakapan ini... ".

"Tunggu... " potong Sea buru-buru.

"Ada apa My Lady. Anda tampak cemas".

" Aku akan bicara satu kali saja jadi ku mohon tolong bantu aku"Sea menggigit bibirnya di ujung kalimatnya.

"Baiklah. Katakan ada apa, mungkin aku bisa menolongmu atau tidak".

" Apapun alasannya Anda harus menolongku"Sea memaksa.

Suara tawa Duke menggema di telinganya. Sea sangat membenci tawa itu. Dirinya merasa Seperti diolok-olok. Tapi ia tak punya pilihan sekarang, ia benar-benar harus menyelamatkan wajahnya . Itu yang penting.

Sea lalu berbicara panjang lebar dan menceritakan segalanya. Termasuk kebohongannya pada Earl James.

Lalu dengan tak tahu malu ia meminta Duke untuk mengatakan hal yang sama jika Earl bertanya padanya nanti.

"Jadi, seorang Lady mengajakku untuk membohongi ayahnya.. Ini pertama kalinya dalam hidupku" Duke terkekeh di akhir kalimat Sea.

"Bukan begitu. Sungguh ini pertama kali aku melakukan ini. Lagi pula semua ini juga karena kesalahanmu. Kau menghilang dari pesta jadi aku menjawab seadanya" Sea membela diri.

"Benarkah? Sudah kukatakan padamu. Aku bosan karena tidak mengenal siapapun disana. Dan kau juga tak menyambutku seperti tuan rumah yang baik".

" Please, sekali ini saja. Aku janji akan melakukan apapun"Sea refleks menutup mulutnya. Ia memaki dirinya yang mengeluarkan kata-kata itu.

Tawa Duke pecah.

"Oh, jadi sekarang Lady Edinburgh memakai jaminan? Baiklah akan aku pikirkan. Lagi pula belum tentu Earl menelponku. Tapi aku senang, kau akan melakukan apapun untukku".

" Bukan itu maksudku... "protes Sea.

" Aku anggap kita sudah sepakat. Jadi, terima kasih sudah mengatakan hal ini padaku. Aku tutup percakapan ini. Selamat malam Lady Edinburgh".

Tanpa menunggu jawaban Sea , pria tampan itu mematikan sambungan telponnya. Ia tersenyum lebar , bahkan bersiul di tengah malam.

Ia menarik napas lega. Setidaknya, kali ini kau yang membuka peluang ini. Aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Duke berjalan ke nakas dan menuang sedikit anggur lalu meneguknya dengan gembira.

Ia mematut dirinya di depan cermin. Segalanya baru dimulai Sea...

Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur dan menatap langit-langit kamar hotel.

Ia tersenyum geli membayangkan kembali percakapan barusan. Bisa dibayangkan wajah Sea yang memelas sekaligus kesal. Sungguh gadis berambut pirang itu sudah mencuri perhatian seorang Duke of Roxeburghe.

Ia memejamkan mata dan berharap akan bermimpi indah.

Sementara Sea tak bisa memejamkan matanya. Ia terus saja menyesali kalimat terakhir yang di ucapkannya pada Duke.

Ia tak menyangka kata-kata itu mengalir begitu saja. Dan sekarang ia tak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan pria sombong itu.

Berpikir sampai situ Sea bertambah kesal. Ia pun memutuskan untuk secepatnya pulang ke asrama sehingga Duke tak punya alasan untuk menuntut janji itu.

***

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang