DUA PULUH EMPAT

110 10 0
                                    

Waktu terus berjalan. Musim dingin sebentar lagi tiba. Sea berharap bahwa magangnya dapat berakhir baik agar saat mengunjungi Sky di musim semi ia bisa tinggal lebih lama.

Sementara itu sejak menerima titipan dari Duke Walter, Sea belum menerima kiriman apapun lagi. Kecuali kiriman dari Edinburgh.

Sea ada di perpustakaan ketika ponselnya bergetar. Ia melihat nama Louis kakak Sky tertera di layar ponsel.

"Apa kabar Seanna?" sapa Louis begitu Sea menekan tombol hijau pada layar ponsel.

"Ah... Aku baik Louis. Bagaimana denganmu. Rasanya sudah lama tak melihat wajah tampanmu. Beberapa kali aku pulang ke Holyrood kau tak di sana. Aku merindukanmu".

" Wahaaaa... Lihat saja gadis kecilku sudah cerewet sekarang"goda Louis.

"Aku sudah besar Lui. Kau pasti kaget bertemu denganku" rajuk Sea.

"Kalau begitu pulanglah Kamis ini. Aku menunggumu di Edin" kata Louis.

"Benarkah? Tapi aku akan melihat jadwalku dulu. Awas jika kau bohong padaku" ancam Sea.

"Aku serius. Aku akan mengirim jemputan untukmu. Dan pastikan semua urusan kuliahmu sudah beres hari Rabu".

" Siap Lui. Pokoknya aku ingin menghabiskan banyak waktu denganmu. Aku benar-benar merindukanmu dan juga dompetmu"Sea tertawa keras.

"Ya.ya... Kau boleh membeli apapun yang kau mau. Aku juga sudah merindukan adik kecilku ini".

" Demi Tuhan Louis hentikan itu. Baiklah lihat saja nanti. Kau akan membayar mahal untuk ini"teriak Sea.

"Kalau begitu aku tutup dulu. Ingat Kamis sore kau  harus ada di Holyrood Seanna. Aku menyayangimu. See you dear" Louis mengakhiri percakapan mereka.

Sea menyimpan ponsel di saku mantelnya dan menoleh ke sekelilingnya. Ia sangat terkejut mendapati beberapa pasang mata melotot padanya.

Ia menggigit bibirnya kemudian tersenyum malu. Ia baru sadar bahwa sejak tadi ia berada di perpustakaan. Tempat yang melarang pengunjungnya untuk berbicara keras apalagi berteriak.

Wajah Sea sudah merah padam menahan malu. Lalu perlahan ia menyeret langkahnya menuju pintu keluar.

Begitu kakinya menginjak tangga di luar perpustakaan ia berlari sekencang mungkin.

Astaga!
Ini sangat memalukan.
Bagaimana bisa aku berbicara dengan Louis dan di dengar semua orang.
Bodoh! Bodoh! Bodoh!

Sea duduk di bangku taman sambil mengatur napasnya sehabis berlari tadi. Ia tersenyum geli memikirkan kebodohannya. Ia yakin gosip akan cepat beredar. Sea memukul kepalanya pelan.

Hari Rabu tiba...
Sea baru saja selesai mandi ketika Megan masuk ke kamarnya.
"Aku kira kau masih tidur makanya aku langsung masuk" sapa Megan lalu duduk di ranjang Sea.

"Itu memang kebiasaan burukmu Megan. Tak perlu berusaha terlihat sopan" balas Sea sambil memoles wajahnya di depan cermin.

"Sea... Aku ingin meminjam beberapa pakaianmu. Kau tahu punyaku tak sebanyak dan  tak sebagus punyamu. Aku ada beberapa undangan party akhir pekan. Kau tahu aku harus bersiap dari sekarang" Megan terlihat malu-malu dan menunduk.

"Sudah kuduga. Kau akan datang ke kamarku jika butuh sesuatu. Benar-benar teman yang payah".

" O, ayolah Sea. Bolehkah aku... "

"Kau boleh mengambil apapun yang kau mau. Kecuali sesuatu bertanda D. Jangan".

" Benarkah? Kau yang terbaik Sea"Megan memeluknya dari belakang.

"Hmm... Lagipula aku akan pulang ke Edinburgh beberapa hari".

" Apa ada sesuatu yang terjadi Sea?

"Tidak ada. Louis kakaknya Sky menyuruhku pulang. Dia merindukan aku. Lagi pula  aku juga sudah lama tak bertemu dengannya. Wajahnya sangat mirip dengan Sky jadi aku bisa mengobati rinduku dengan memandang wajahnya".

" Keterlaluan sekali niatmu. Awas saja kau jatuh cinta padanya"ledek Megan.

"Itu tidak mungkin. Louis sudah menjadi kakak untukku. Aku menyayanginya seperti aku menyayangimu dan Damian".

" Aku hanya bercanda Sea. Baiklah semoga perjalananmu menyenangkan. Sampaikan salamku untuk kakak Louismu itu".

Sea tak menanggapi ucapan Megan. Ia mengeluarkan sebuah koper kecil lalu berjalan menuju lemari dan mengambil beberapa pakaian.

Megan membantunya sambil memilih gaun dan mantel yang akan di pinjamnya.

"Aku rasa ini cukup. Lagi pula aku tak akan kemana-mana" ucap Sea sambil menutup kopernya.

Ia berjalan ke kulkas dan mengambil minuman untuk Megan.

"Oh ya Sea. Aku lupa bertanya padamu. Mengenai pria yang waktu itu ada di pesta keluarga Dundas".

" Aku tak akan membahasnya denganmu karena itu tak penting. Kau dan Damian berutang penjelasan padaku".

"Tuan Dundas mengajak aku dan Damian menikmati hidangan khusus. Kebetulan orang tua Damian ada di sana. Aku tak berani bertanya padanya apa dirimu baik-baik saja".

" Bukan itu. Kau dan Damian meninggalkan aku  sendiri hingga aku harus mencari tumpangan pulang".

"No.no... Sea listen to me. Saat keluar dari ruangan itu aku dan Damian mencoba mencarimu, bahkan hingga pesta akan berakhir. Tapi seorang pelayan mengatakan padaku bahwa seseorang telah mengantarmu pulang. Jadi aku dan Damian langsung pulang".

Sea terlihat berpikir. Kemudian ia mengangguk. Benar sesuai dugaannya bahwa ini semua  adalah skenario Duke Walter.

Mengingat nama itu Sea langsung menegakkan punggungnya. Ia sadar sudah berapa lama Duke Walter tak mengganggunya.

Sea berharap bahwa semoga dia tidak akan bertemu dengan pria angkuh dan licik itu lagi. Suasana hatinya langsung berubah saat memikirkan tentang Duke.

"Pulanglah ke kamarmu Meg. Aku akan istirahat. Besok adalah perjalanan jauh dan melelahkan" kata Sea.

"Oke. Hubungi  aku begitu kau tiba di rumah mertuamu" goda Megan lalu menghilang di balik pintu.

Sea merebahkan dirinya di ranjang. Keresahan timbul di hatinya. Jujur ia sangat khawatir tentang keberadaan Duke di sekitarnya dan rencana rencana jahatnya.

Tapi kemudian ia ingat percakapan dengan Louis tadi. Hatinya menghangat. Ia tak sabar berjumpa dengan kakak dari pria yang paling dicintainya Sky...

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang