DUA PULUH TUJUH

122 6 0
                                    

Seanna mengetuk pintu dan masuk setelah suara Earl Rosebery menyuruhnya. Dengan kepala yang tertunduk ia berdiri di hadapan Earl.

"Duduklah sayang. Ada apa dengan wajahmu itu?" sapa Earl.

Sea masih berdiri dan tetap menunduk.
"Maafkan aku uncle".

Earl mendekatinya dan menarik tangannya lalu duduk di kursi panjang berukir khusus untuk para tamu atau rekan kerja Earl. Tak sembarang orang  boleh masuk ke ruang kerja ini.

Termasuk istri dan anak-anaknya. Kecuali jika Earl yang memintanya.

" Jadi, hanya kita berdua sekarang sayang. Kau tahu aku dan Marry bahkan Louis sudah menyayangimu bahkan ketika kau masih di kandungan Margareth. Dan kau harus tahu bahwa aku dan William tak pernah menyimpan kebohongan satu sama lain. Itulah sebabnya persahabatan kami awet hingga sekarang. Dan selamanya akan seperti itu  Seanna".

Sea memggigit bibir bawahnya. Lalu memberanikan diri untuk menatap Earl James Rosebery. Pria yang sudah dianggapnya ayah kedua setelah William ayah kandungnya.

"Sky hanya sibuk. Dan aku tak ingin menjadi orang yang egois uncle" kata Sea pelan. Ia sendiri bahkan tidak yakin dengan kalimatnya barusan.

"Sejak kapan?" tanya Earl.

"Hampir 3 bulan. Tapi aku yakin ia hanya sedang fokus pada kelulusannya".

" Termasuk tidak membalas pesanmu sama sekali?"nada Earl terdengar sedikit meninggi.

"Aku... Maksudku kami baik-baik saja. Dan seperti yang uncle katakan tempo hari, kita akan mengunjunginya 2 bulan lagi saat hari kelulusannya".

Earl menarik napas panjang, lalu berdiri dan berjalan menuju jendela besar yang ada di samping meja kerjanya.

Dari posisinya sekarang ia bisa melihat dengan jelas, istrinya Marry sedang berada di taman mawar kesukaannya.

"Kemarilah sayang" Kata Earl pada  Sea.

Tanpa berpikir Sea segera menghampiri Earl dan memandang keluar jendela. Ia kembali menggigit bibirnya.

Betapa tidak. Tempat itu, tepatnya taman bunga itu adalah saksi pertama ia dan Sky menegaskan hubungan mereka dan lebih dari itu... Sky menciumnya... First kiss...

"Kau tahu Sea, taman itu aku hadiahkan pada Marry saat kami menikah. Kesukaannya pada mawar membuatku membangun taman itu. Jika ia senang, ia akan datang ke sana dan menyentuh tiap tangkai mawar itu. Jika suasana hatinya buruk, ia akan menghirup sebanyak mungkin kelopak mawar yang merekah. Dan aku selalu berusaha untuk tidak membuatnya menghirup aroma mawar itu".

Sea terdiam dan memikirkan kata-kata Earl dengan cermat.

" Apa mungkin Sky punya perempuan lain di sana?"kalimat itu meluncur begitu saja.

"Akan kupastikan bahwa menantuku hanya dirimu. Kecuali bila takdir membawa kematian lebih cepat padaku" kata Earl dengan tegas dan tenang.

"Jangan bicara seperti itu uncle. Misalkan Sky bukan jodohku, aku tetaplah putrimu. Tak akan ada yang berubah. Aku menyayangimu, aunty dan Louis. Tetaplah umur panjang untukku" Sea memeluk Earl seperti seorang anak perempuan yang takut kehilangan ayahnya.

"William pasti cemburu jika ada disini sekarang" ucap Earl sambil menepuk pelan punggung Sea.

Sea melepaskan pelukannya dan menatap Earl James.

"Tidak. Justru ayah senang, aku sangat dicintai  oleh kakaknya. Ayah menyebut Holyrood sebagai rumah kakaknya" kata Sea sambil tertawa.

"Oh ya? " Earl James pura-pura terkejut.

"Bahkan orang-orang sekarang lebih mengenalku sebagai Lady Edinburgh".

" Itu artinya kau memang putriku. Jadi, bersenang-senanglah selagi disini. Lagipula kakakmu Louis akan menikah hari Minggu nanti".

Sea sedikit terkejut tapi wajahnya terlihat gembira.
"Benarkah? Tapi Louis tidak memberitahukan apa-apa padaku" protes Sea.

"Ia hanya ingin memberi kejutan kecil untukmu. Kau tahu Sea, Louis selalu menganggapmu gadis kecil. Ia tak mau menerima kenyataan bahwa sekarang kau juga sudah mulai dewasa. Ia takut hubungan kalian akan berubah".

" Pantas saja ia selalu menggodaku dan memperlakukanku seperti anak kecil. Tapi jujur uncle aku senang Lui seperti ini. Ku harap istrinya adalah orang yang baik uncle"kata Sea dengan wajah ceria dan penuh harap.

"Tentu saja. Alesandra adalah orang yang baik. Kalau tidak aku tak akan mengizinkan Louis menikahinya. Ia sama sepertimu. Mudah-mudahan saat bertemu nanti kalian akan saling menyukai satu sama lain Sea".

Saat keduanya menoleh lagi ke taman, terlihat sebuah pemandangan luar biasa. Louis menghampiri ibunya dan berlutut di hadapannya.

Entah apa yang dibicarakan Louis tapi Earl dan Sea menduga itu adalah permintaan maaf dari Louis.

Terlihat Marry membungkuk dan menarik tangan Louis untuk berdiri. Kemudian keduanya duduk di bangku putih yang ada di tengah taman.

Louis merebahkan kepala di pangkuan ibunya, sedangkan Marry membelai rambut putra sulungnya itu.

Tak lama kemudian keduanya berpegangan tangan dan terlihat berjalan memasuki kastil utama.

"Semuanya sudah membaik. Sekarang keluarlah dan siapkan dirimu. Hari ini kalian bertiga akan berbelanja semua keperluan pesta. William dan Margareth akan tiba besok" kata Earl.

"Baiklah uncle. Aku juga sudah mengatakan pada Lui saat ia menelponku kemarin di asrama".

" Memangnya apa yang kau katakan?".

"Rahasia. Rahasia kami berdua" ucap Sea sambil mengecup pipi Earl lalu berjalan menuju pintu.

"Nikmati harimu Seanna, Lady of Edinburgh" ucap Earl saat pintu hampir tertutup.

Sea berhenti sejenak dan menoleh.
"Stop uncle. Sekarang dimana-mana sama saja".

" Bergegaslah Sea. Marry dan Louis sudah menunggu"Earl tersenyum melihat wajah protes Sea.

Bersama Joanna yang masih setia menunggu di balik pintu, Sea menuju kamarnya untuk bersiap.

Apapun yang terjadi nanti di depan. Ia tak ingin memikirkan apalagi menduganya. Yang penting sekarang adalah ia harus berbahagia bersama Louis. Kakaknya.

*******

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang