Seana sudah menduga pertemuan ini sengaja di atur. Ia tahu betul kelakuan Duke of Roxeburgh. Oleh karena itu Sea berusaha bersikap sebiasa mungkin, apa lagi di hadapan Tuan Dundas.
"Apa kabar Lady of Edinburgh?" sapa Duke.
Sea menekuk kedua kakinya dan memberi hormat. Dalam hati ia begitu kesal."Bagaimana kabar ayahmu?" tanya tuan Dundas.
Sea tersenyum seramah mungkin.
"Terima kasih Mr. Dundas. Ayahku dan maksudku kami semua baik. Senang bertemu dengan Anda".Tuan Lawrence berdiri dan melirik arloji di tangannya sebentar.
" Aku akan segera kembali. Pelayanku akan menjamu kalian disini".
"Tapi Tuan... " protes Sea
"Terima kasih Lawrence" potong Duke.Mata Sea membulat sempurna ke arah Duke. Jika kedudukannya bukanlah seorang Duke maka sudah dipastikan Sea akan menolak dan keluar dari ruangan ini sekarang.
"Ternyata dunia begitu sempit. Ataukah memang ada kesengajaan di pesta ini" tambah Duke.
Sea masih tetap berdiri. Ia bahkan tak menatap wajah Duke sama sekali. Pelayan yang tadi bersamanya menyuguhkan teh hangat dan camilan.Karena merasa pelayan itu memperhatikannya maka Sea beranjak dan duduk di kursi tunggal yang sedikit jauh dari Duke. Dalam hati ia berharap agar pelayan itu tetap di sana sampai urusannya dan Duke selesai.
"Kau meninggalkan Grand Floors tanpa pamit" Duke kembali membuka percakapan.
"Maafkan aku Yang Mulia" jawab Sea pendek."Bahkan kau meninggalkan barangmu di kastilku".
Sea terkejut dan menatap wajah Duke lama. Ia seperti mencari kebenaran dari kalimat Duke barusan.Pikiran Sea bekerja keras untuk mengingat betul barang apa yang tertinggal di sana. Tapi nihil, otaknya tak membantunya sama sekali.
" Silahkan nikmati minuman ini"suara Duke memecah konsentrasi Sea. Tanpa bicara ia lalu mengambil gelas dan minum dengan sekali teguk.
"Tak usah terburu-buru My Lady".
Sea tak menggubris omongan Duke lagi. Duke semakin mencari cara meluluhkan sikap cuek gadis di hadapannya." Oh ya... Lucia menitipkan salam untukmu dan ini. Ia juga merindukanmu".
Seperti dugaan Duke, dengan refleks dan mata berbinar Sea menoleh padanya. Pandangan mereka bertemu beberapa detik. Duke begitu terpesona dengan bola mata biru Sea.
"Benarkah?? Aku juga merindukannya" balas Sea ramah.
"Hampir setiap hari ia bertanya kapan kalian akan bertemu lagi" sambung Duke berbohong. Mana mungkin seorang pelayan seperti Lucia berani bertanya pada Duke."Tolong sampaikan salam ku padanya. Aku juga sangat merindukannya" ucap Sea dengan ramah.
"Tentu saja. Aku akan menyampaikannya".
" Terima kasih... "Sea menggantung ucapannya. Ia tiba-tiba ingin tahu nama Duke of Roxeburgh.
"Panggil aku Walter... " Seperti membaca pikiran Sea, Duke menyambung ucapan Sea yang menggantung.
Jantung Sea hampir copot. Ia tak menyangka Duke tahu apa yang baru saja diinginkannya. Jangan-jangan Duke punya semacam mantra yang bisa membaca pikiran orang...
"Apa namaku menyulitkan mu dalam mengucapkannya? " tanya Duke memecah pikiran kusut Sea.
"Oh tidak. Aku hanya sedikit... " balas Sea gugup.
"Jadi siapa namamu My Lady?"
"Seanna. Anda bisa memanggilku Sea saja".
Duke mengangguk lalu tersenyum kecil.
" Jadi, Lawrence mengundangmu juga?""Bukan. Aku disini karena temanku Damian mengajakku".
Wajah Duke sedikit kecewa.
" Pacarmu?".
Sea tertawa. Deretan gigih putihnya yang rapi terlihat jelas dan seksi di mata Duke Walter."Temanku. Tepatnya teman kampusku".
Ucapan Sea barusan langsung melegakan hati Duke , ia membuang napas berat sebentar.Seorang pelayan kembali masuk dan menyajikan beberapa hidangan dan juga dua buah lilin merah dinyalakan. Benar-benar romantis.
Sea merasa kurang nyaman. Ia teringat pada Damian dan Megan. Ia menggigit bibir bawahnya.
" Jangan khawatir. Teman-temanmu juga dijamu dengan baik".
Sea menatap Duke agak lama.
"Apa kau punya kelebihan dapat membaca pikiran orang?".
" Aku sama sepertimu Sea. Hanya kau lupa kalau aku seorang pebisnis. Aku punya berjuta pengalaman dengan berbagai macam orang. Suatu hari nanti kau akan membenarkan kata-kataku ini. Mari makan, aku sudah lapar".Sea mengangguk. Entah mengerti atau tidak ia sendiri tidak menyimak apa yang dikatakan oleh Duke Walter.
Ia mengambil beberapa menu dan menaruhnya di piring. Ia tersenyum pada Duke dan mulai makan.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Duke Walter. Hanya sesekali ia mencuri pandang pada Sea. Gadis ini benar-benar sangat tertutup...
Setelah menikmati hidangan penutup pelayan membersihkan meja dan meninggalkan mereka.
"Oh ya Sea, kata Earl Rosebery kau kuliah disini".
Sea mengangguk.
" Berarti sebentar lagi akan selesai"lanjut Duke Walter."Masih 2 tahun lagi. Aku masih harus belajar dengan keras".
" Aku hampir lupa. Aku akan menyuruh anak buahku mengirim cinderamata yang tak sempat kuberikan di Grand Floors".
"Tak perlu repot-repot Walter" jawab Sea pendek.
"Tidak. Itu adalah kebiasaan ku pada para tamu yang menghadiri acara di Grand Floors. Jadi tak ada penolakan".
" Terserah padamu. Aku tak akan menang berdebat denganmu"suara Sea terdengar pasrah.
"Terima kasih sudah menemaniku berbincang dan makan malam. Jika kau tak keberatan saat aku ada di St. Andrews aku ingin mentraktirmu" kata Duke sambil berdiri.
"Ah ini bukan apa-apa. Maaf tapi kau tahu seorang mahasiswa yang tinggal di asrama tidak sebebas itu" tolak Sea.
"Ayo turun. Teman-temanmu pasti mencari mu. Ini sudah larut" ajak Duke Walter.
Sea berdiri dan merapikan dirinya. Ia mengangguk lalu berjalan terlebih dahulu menuju pintu. Ia melirik pada pelayan yang berdiri di pintu.
"Terima kasih. Aku sangat menikmati malam ini".Duke Walter tersenyum. Ia berpikir setidaknya ucapan Sea melegakan hatinya. Entah jujur atau tidak, yang penting satu momen tercipta tanpa sengaja...
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETE
RomanceCerita ini mengisahkan tentang perjodohan yang dilakukan oleh dua keluarga atas dasar persahabatan. Dua orang anak yang bernama Sky dan Seanna (Sea). Sky adalah anak bungsu dari keluarga bangsawan di salah satu negara bagian di Inggris. Sedangkan Se...