Sea masih meringkuk di dalam selimut. Kepalanya sangat pening akibat minum alkohol tadi malam.
Hal terakhir yang dia ingat adalah menulis semua keinginannya di kertas dan...
Sea terkejut dan melompat turun dari ranjang. Ia tak menemukan Edward maupun Duke.
Ia membersihkan diri sekilat mungkin dan mengganti pakaian. Ini hari Minggu dan ia tahu sudah terlambat untuk datang ke kapela.
Ia membuka nakas dan mencari kertas yang ditulisnya semalam namun ia tak menemukan apapun. Dengan setengah berlari ia pergi ke ruang kerja Duke. Ia mencoba membuka beberapa map yang terletak di situ namun kertas itu tak ada.
Dan sialnya, aku tak mengingat apa yang tertulis di sana...
Sea mengumpat kasar dan keluar dengan langkah lemas. Ia pergi ke ruang makan untuk sarapan. Sambil berpikir apa yang akan di jawabnya ketika Duke bertanya nanti.
Setelah sarapan ia kembali ke kamarnya dan mengambil ponsel pemberian Joe. Tak ada pesan apapun jadi ia menyimpan ponsel itu kembali di laci nakas.
"Bersiaplah! Kita akan membawa Edward ke makam ayah dan ibu".
Suara bariton Duke mengagetkan Sea yang menatap ke luar jendela. Ia pun menoleh cepat.
" Apa kau yang membawaku ke kamar tadi malam? Dan, apa kertas yang ku tulis ada padamu?".
Duke sibuk memakai mantelnya.
"Walter!!... ".
" Bergegaslah Sea. Atau kita akan kepanasan di jalan".
Duke berdiri dan pergi ke ruang ganti. Sea mengikutinya dan menghadangnya dengan merentangkan kedua tangannya.
"Walter! ".
Duke menatapnya serius.
" Minggir atau kau akan menyesal nanti".
Sea menggeleng.
"Baiklah Nyonya Davidson, aku sudah memperingatkan dirimu".
Sea merasa ragu tapi ia tetap bersikeras agar Duke memberikan jawabannya.
Duke maju beberapa langkah tanpa melepaskan pandangannya.
" Apa yang kau inginkan? ".
Sea menggigit bibir bawahnya dengan gugup. Aura Duke begitu menggodanya sekarang. Pipinya bahkan sudah panas.
" Itu... Itu... Maksudku kertas yang aku tulis semalam. Apa aku sudah memberikannya padamu? Lalu bagaimana caranya aku bisa ada di kamar pagi ini? Kenapa kau tak membangunkan aku untuk pergi ke kapela? Dimana... ".
Pertanyaan Sea terputus begitu saja karena Duke sudah membungkamnya dengan ciuman. Sea melotot untuk menolak tapi tangan kokoh Duke sudah menarik pinggangnya dan menahannya dengan kuat hingga ia tak bisa mengelak.
Perlahan tangan Duke mulai menyentuh area dada Sea dengan lembut dan itu memberikan efek luar biasa.
Sea menelan ludahnya untuk menahan gejolak yang sudah di ubun-ubun.
"Kita akan terlambat Walter! ".
Bisik Sea mencoba menghentikan kegilaan Duke. Namun, Duke tak peduli, ia semakin rakus untuk menyentuh Sea di mana saja.
" Kita bisa melakukannya nanti Walter! ".
Bisik Sea lagi dengan harapan Duke akan berhenti kali ini. Dan ajaibnya, Duke langsung melepas ciumannya dan menyeka bibir Sea yang sedikit bengkak dengan ibu jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETE
RomanceCerita ini mengisahkan tentang perjodohan yang dilakukan oleh dua keluarga atas dasar persahabatan. Dua orang anak yang bernama Sky dan Seanna (Sea). Sky adalah anak bungsu dari keluarga bangsawan di salah satu negara bagian di Inggris. Sedangkan Se...