LIMA PULUH ENAM

150 9 0
                                    

Musim dingin telah tiba. Kesibukan di perkebunan semakin sedikit. Ini adalah waktu terbaik bagi William untuk menikmati istirahat.

Setelah makan malam mereka bertiga duduk dekat perapian. William, istrinya Margareth dan Seana.

"Akhirnya aku bisa sedikit bersantai Margareth".

Kata William sambil mengeratkan mantelnya. Sea tersenyum pada ayahnya.

" Jangan bekerja terlalu keras ayah. Tolong jaga kesehatanmu".

"Sayang, pelanggan tetap kita tidak mau menerima pemasok dari perkebunan lain. Hampir semua dapur istana mendapat pasokan dari ayahmu".

Kata Margareth sambil membelai rambut Sea yang duduk di kakinya.

" Dan itu sudah berlangsung puluhan tahun lamanya. Tak mudah bagi ayah untuk meminta berhenti menjadi pemasok. Mereka selalu menolak dengan berbagai alasan".

"Apa ayah masih mengantar bahan makanan ke Edinburgh? Maksudku...".

Tanya Sea ragu.

Ayahnya menggeleng.

" Countess Marry tidak tinggal lagi di Holyrood. Sejak masa perkabungan selesai ada perintah dari Britania agar mereka meninggalkan istana".

Kata William dengan raut wajah sedih.

Sea terkejut dan menatap ayahnya lekat. Ia sama sekali tak tahu kabar itu. Dan memang sejak pemakaman Earl dan kepulangan Countess  Marry dari New York, Sea belum pernah mendengar kabar tentang mereka lagi.

"Lalu sekarang dimana aunty Marry tinggal? ".

Tanya Sea penasaran.

" Menurut rumor yang beredar, sebelum Earl meninggal ia telah membeli sebuah peternakan di HighLand tapi ayah tidak tahu tepatnya dimana.
Ayah pernah bertanya pada beberapa kenalan ayah tapi mereka juga tak tahu peternakan mana yang dimaksud dalam rumor itu. Dan juga Countess Marry tidak pernah terlihat dimana pun".

"Bagaimana dengan Louis? ".

Tanya Sea lagi.

" Ia masih di Glasgow. Perusahaannya sangat berkembang jadi ia sangat sibuk. Dan juga ia sedang menanti kelahiran anak pertamanya. Pernah sekali ia menelpon ayah untuk menanyakan kabarmu.
Dan juga ia bertanya kenapa engkau tak pernah menghadiri pesta-pesta bangsawan lagi".

Sea menarik napas berat. Lalu memandang perapian di hadapannya.

Ia sungguh tak menyangka aunty Marry mengalami hidup yang sulit. Ia berniat menghubungi Louis tapi ia baru sadar bahwa ponselnya tertinggal di mobil pada hari kecelakaan itu.

Tiba-tiba saja bayangan Duke terlintas di pikirannya. Sudah lama sekali ia melupakan pria itu.

Ia baru menyadarinya. Entah apa penyebabnya tapi ia benar-benar sejenak melupakan pria itu.

Pria yang memporak- porandakan perasaannya. Sea menggigit kedua bibirnya. Ada rasa getir saat mengingat terakhir kali ia menatap Duke di halaman kastil Grand Floor.

Apa Duke tahu kecelakaan yang menimpa aku?
Apa Duke datang ke rumah sakit?
Apa Duke cemas saat tak menemukan aku di rumah sakit?
Apa Duke mencariku?

Sea mendesah.

"Apa kau baik-baik sayang? ".

Tanya Margareth melihat wajah Sea yang sendu.

" Aku baik-baik saja ibu. Jangan khawatir".

"Lupakan apa yang terjadi antara dirimu dan Sky. Harusnya kita tahu dari awal bahwa status sosial kita berbeda. Tapi aku bersyukur bahwa sahabatku Earl James telah memegang janjinya dengan baik".

Kata William dengan raut wajah tenang.

Sebenarnya dari awal ia sudah tidak setuju dengan perjodohan Sky dan Sea tapi karena sahabatnya Earl Rosebery yang meminta maka ia menyetujuinya. Demi persahabatan mereka.

" Ayah, ibu.... ". Kata Sea.

" Aku sudah memikirkan tawaran ayah beberapa hari lalu. Dan aku pikir aku mau mencobanya. Aku ingin meihat dunia lain dengan pengalaman baru.
Aku akan bicara dengan sahabatku Meghan di St. Andrews".

William tampak berbinar bahagia.

"Aku sudah tahu kau pasti bisa memilih yang terbaik. Aku dan ibumu akan bekerja lebih keras. Tapi jika kau menyerah, pulanglah dan kelola perkebunan keluarga kita. Kau tahu, ayah sudah tua".

Sea meraih tangan ayah dan ibunya lalu menggenggamnya  hangat di dadanya.

" Aku akan menjadi anak yang akan membuat kalian bangga".

"Tentu saja. Kau putriku. Seanna Gladstone". Sambung Margareth.

" Aku akan ke kamarku sekarang. Terima kasih ayah dan ibu. Aku menyayangi kalian berdua".

Sea mencium pipi ayah dan ibunya lalu berjalan ke atas ke kamarnya.

Setelah membasuh wajahnya, ia duduk di tepi ranjang dan menatap kamarnya. Kemudian ia menuju rak bukunya dan mencari sesuatu.

Sea mencari notes kecilnya untuk menemukan nomor ponsel Meghan atau Mrs. Graham.

Sebenarnya mudah saja baginya untuk memiliki ponsel baru tapi tentu saja nomor yang akan tertera hanya nomor ayah dan ibunya.

Jadi, Sea selalu menolak ketika William menawarkan ponsel baru padanya.

Lagi pula ia senang menikmati sejenak kesepian tanpa benda pipih itu.

Sea terus mencari hingga akhirnya ia menemukan buku kecil tempat ia membuat catatan-catatan memo pada waktu pertama ia datang ke St. Andrews.

Dengan cepat ia mengambil pulpen dan menuliskan kembali nomor itu di buku yang lain dan menaruhnya di laci nakas.

Seorang pelayan masuk dan membawakan segelas susu dan camilan.

"Terima kasih Anne".

Sea berdiri di jendela tapi tak membukanya. Ia memandang keluar. Suasana musim dingin  benar-benar membuat semua orang di High Land memilih tinggal di dalam rumah. Hanya beberapa restoran yang buka.

Sama seperti suasana hatinya yang kesepian. Mengurung diri sepanjang waktu.

" Awal musim panas aku akan  melakukannya. Aku harus mencoba menemukan diriku sendiri".

Sea meneguk susunya hingga habis lalu menarik tirai jendela.

Ia membaringkan dirinya di ranjang.

"Apa kabar Walter? ".....

Ia  memejamkan mata dan membiarkan kenangan sebagai Lady Edinburgh berputar ulang di benaknya.

***

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang