Teater utama tempat pertunjukan musik klasik tahunan di kastil Blair penuh oleh semua tamu undangan.
Acara telah dimulai saat Sea memasuki pintu. Ia menyapu pandangan untuk mencari kursi kosong tapi sayangnya tidak ada sama sekali.
Pengawal yang bersamanya tadi masih berdiri di belakangnya. Sea menoleh padanya dengan tatapan tanya.
"Biasanya di undangan telah tertulis nomor kursi Nona Muda".
Bisik pengawal itu. Sea menggigit bibirnya. Betapa cerobohnya aku, pikirnya.
Kemudian ia melihat seorang pria berjas yang berdiri dan meninggalkan kursi dekat pintu. Tanpa menunggu ia segera duduk di kursi kosong itu.
Untunglah cahaya lampu agak temaram jadi ia tak menjadi pusat perhatian tamu undangan yang lainnya.
" Aku akan menunggu di luar. Setelah selesai aku akan mengantar Anda pulang Nona Muda".
Bisik pelayan itu sambil mengacungkan mantel Sea ditangannya lalu berjalan keluar.
Sea menarik napas pelan dan menghembuskannya dengan lega. Alunan musik orkestra seakan menghipnotis dirinya.
Ia hanyut dalam alunan musik yang masuk ke pendengarannya. Ada rasa pedih di hatinya ketika setiap not dimainkan dengan sempurna.
Setiap kejadian pahit mulai keluar satu persatu dari kotak memorinya. Lehernya bahkan sudah tercekat menahan sakit di hatinya. Ia akan menangis sekarang.
Dengan buru-buru ia menuju pintu dan keluar. Ia ingin mencari toilet untuk menumpahkan segalanya.
Ya. Toilet adalah pilihan terbaik untuk menangis. Dengan sekali bertanya saja pada pelayan berseragam hitam putih Sea langsung diantar menuju toilet.
Tapi bukan itu. Sea meminta agar dia bisa gunakan toilet di kastil utama saja. Karena ia takut tamu yang lain juga akan menggunakan toilet.
Ia yakin akan lama di dalam sana. Pelayan perempuan itu pun tak menolaknya. Ia dengan senang hati mengantarkan Sea ke kastil utama.
"Aku turut berduka cita atas meninggalnya Earl Rosebery".
Ucap pelayan itu yang langsung mendapat tatapan kaget dari Sea.
Jadi ia masih mengingatku...
" Terima kasih".
Balas Sea pendek. Ia tak sabar untuk masuk ke toilet.
Pelayan itu meninggalkan Sea di ujung lorong. Ia berdiri dan menunggu di situ. Bagaimanapun juga ini adalah tamu kehormatan majikannya.
Begitu masuk Sea langsung menatap dirinya di toilet. Ia menangis dengan keras. Menumpahkan segala pedih dan amarahnya.
Pipinya pun masih perih walau telah ditutupi make up.
Hampir 10 menit Sea meratapi dirinya di situ.
Sementara itu sejak kedatangan Sea tadi, Duke of Roxeburghe yang duduk di samping Duke of Atholl, tuan rumah dari pagelaran musik ini, sudah melihatnya.
Patrick sudah memberi sinyal agar Duke meninggalkan kursinya tapi pria itu menolak.
Matanya masih setia menatap pintu tempat Sea keluar tadi. Ia melirik arlojinya, ini sudah hampir 15 menit dan Sea belum kembali.
"Jangan ada penyesalan lagi karena aku sudah memperingatkan mu kawan".
Bisik Patrick.
Akhirnya, Duke menyerah dan bangkit dari kursinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETE
RomanceCerita ini mengisahkan tentang perjodohan yang dilakukan oleh dua keluarga atas dasar persahabatan. Dua orang anak yang bernama Sky dan Seanna (Sea). Sky adalah anak bungsu dari keluarga bangsawan di salah satu negara bagian di Inggris. Sedangkan Se...