TUJUH BELAS

127 9 0
                                    

Pagi-pagi benar Sea telah bersiap. Semalam Earl Rosebery menitipkan pesan pada Lucia bahwa mereka akan berangkat ke Edinburgh lebih pagi karena Earl akan singgah di beberapa anak perusahaannya.

Waktu masih pukul 5 pagi, para tamu masih terlelap karena acara semalam hingga larut. Hanya Earl Rosebery dan istrinya juga Sea dan beberapa pelayan yang sudah menyibukan diri.

Lucia membantu Sea menggeret kopernya menuju lantai bawah lalu menaruhnya di bagasi mobil. Tak lupa sebuah bungkusan yang ia sodorkan pada Sea.

"Thanks Lucy, aku akan merindukanmu" Sea memeluk Lucy erat.
"Semoga kita akan bertemu lagi" jawab Lucia.
Earl dan istrinya saling pandang dan tersenyum saat Lucia membetulkan syal dan mantel bulu yang di pakai Sea.

"Tolong sampaikan terima kasih kami pada Duke Roxeburghe. Dan maaf kami harus berangkat lebih pagi" ucap Earl pada kepala pelayan. Pria paruh  baya itu menunduk hormat dan mengangguk.
"Maafkan kami jika selama berada disini pelayanan kami kurang berkenan Tuan" kata kepala pelayan.

"Tentu saja tidak. Kami sangat menikmati pelayanan kalian selama  berada disini. Kami akan berangkat sekarang" balas Earl.

Ia masuk ke dalam mobil diikuti istrinya. Sea pun masuk ke dalam mobil di belakangnya.
Setelah melambai mobil segera melaju meninggalkan kastil Grand Floor.

Sepanjang perjalanan rombongan mobil Earl Rosebery melewati burgh mereka sangat menikmati pemandangan pagi Kelso.

Begitupun Sea, ia menurunkan kaca mobil hanya untuk mengeluarkan kepalanya di jendela supaya memandang bebas pemandangan gratis yang menyegarkan jiwa.

Ia terus menggenggam bungkusan kecil yang diberikan Lucia tadi. Ia berniat membawanya sampai St. Andrews. Ia tersenyum mengingat hari-harinya di kastil. Lalu pikirannya tertuju pada Duke.

Ah, mengingat wajah Duke dan perlakuannya pada Sea ada rasa kesal serta rasa lucu. Antara marah dan senang. Wajah Sea memerah mengingat bagaimana ia berdebat di acara semalam. Selamat tinggal pria paling menjengkelkan...

Sementara itu Duke baru saja akan memasuki taman untuk sarapan sekaligus mengucapkan perpisahan dan memberikan cinderamata untuk tamu-tamunya yang datang dari seluruh penjuru. Walau berjalan dengan gagah dan wibawa, ekor matanya terus mencari sosok gadis cantik yang telah membuatnya tak bisa tidur semalam.

Ia duduk di kursinya dan mengernyit heran. Kepala pelayan yang melihat ekspresi itu segera menghampirinya dan berbisik di telinganya. Ia sedikit kaget tapi ia berusaha tenang lalu mengangguk. Kepala pelayan segera berbalik dan pergi.

"Selamat pagi semuanya... Aku Duke of Roxeburghe mengucapkan terima kasih untuk kehadiran kalian semua memenuhi undanganku. Suatu kehormatan dan kebanggaan melewati beberapa hari ini disini" Duke sedikit membungkuk hormat.

Setelah sarapan Duke melepas satu persatu tamunya, baik yang dekat maupun jauh. Setiap tamu mendapatkan cinderamata khusus dan khas Roxeburgh.

Begitu semuanya selesai, Duke segera naik ke ruang kerjanya. Ia meminta kepala pelayan membawa pelayan yang mengurus Sea selama ini.

Lucia yang baru saja keluar dari kamar Sea dengan keranjang pakaian kotor tak sengaja bertemu Duke. Ia menunduk hormat.
"Ikut aku ke ruang kerjaku" perintah Duke dengan suara tegas.
Wajah Lucia ketakutan, ia berpikir apa ia melakukan kesalahan. Ia berjalan di belakang Duke.

"Jadi, jam berapa mereka meninggalkan kastil?" tanya Duke begitu masuk dalam ruang kerjanya.
"Maaf tuan. Tapi mereka berangkat pagi-pagi sekali. Bahkan Lady Edinburgh tidak sarapan" jawab Lucia.
"Apa kalian memberikan cinderamata untuk mereka?".

" Tidak Tuan"sahut Lucia pelan. "Nona Muda hanya meminta beberapa makanan manis".

" Hmm.. Makanan manis?".
"Ya.Aku menyiapkan sedikit camilan untuk dinikmati di perjalanan".
" Baiklah kau boleh keluar"kata Duke tegas.
Lucia menunduk hormat lalu keluar.

Duke beranjak ke jendela besar di belakangnya. Ia berdiri dan memandang gerbang kecil di antara pohon pinus. Teringat bagaimana ia melihat Sea mengendap kemarin sore melewati tempat itu.

Tiba-tiba ia mendapat ide. Dengan segera ia keluar dari ruang kerjanya dan berjalan cepat menuju bagian barat kastil. Kepala pelayan yang bertemu dengannya merasa heran.
"Bawakan minuman dan camilan manis untukku".

Kepala pelayan mengangguk. Duke menyusuri deretan pohon pinus dan mencapai gerbang kecil. Suasana pagi di taman pribadinya begitu menenangkan. Gemericik air dan kicauan burung terdengar indah. Bahkan beraneka kupu-kupu beterbangan dari satu kuncup ke kuncup lainnya untuk mencari nektar.

Duke duduk bersandar di kursi di bawah pohon. Ia menghirup udara pagi sepuasnya. Ia membayangkan apa yang dilakukan Sea kemarin disini selama berjam-jam?

Kepala pelayan menghampirinya.
"Permintaan Tuan telah disiapkan di gazebo".
" Kau boleh pergi sekarang".

Duke memejamkan mata sebentar dan mencoba mengusir Sea dari pikirannya. Sebenarnya ia merasa sedikit menyesal karena ia memberikan kesan yang kurang baik pada Sea. Terlebih lagi ia belum sempat minta maaf.

Ia menghentakkan kakinya dan berdiri. Ia butuh minuman untuk membasahi kerongkongannya. Ia berjalan menuju gazebo.

Ia duduk dan menyeruput minumannya. Lalu mengambil sebuah camilan dan mengunyahnya. Rasanya enak dan gurih. Ia tersenyum membayangkan ekspresi Sea ketika mengunyah camilan itu.
Benar-benar gadis yang aneh.

Duke hendak berdiri ketika pandangannya menangkap sebuah benda tak jauh dari tempat duduknya. Ya. Sebuah hiasan rambut berwarna kuning yang biasa dipakai para Lady.

Ia mengulurkan tangan dan mengambilnya. Ia memainkannya sambil tersenyum kecil. Lalu segera menyimpannya di balik jasnya. Ia bersiul kecil sambil berjalan meninggalkan taman.

Ternyata aku punya keberuntungan Young Lady...

Sambil berjalan pulang ia memikirkan caranya agar dapat bertemu Sea lagi..
****

BLUE ( Sky & Sea ) /COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang