.110. ❤️💞 SEASON 7 💞❤️ (2)

495 48 7
                                    


-110

°°

Malam itu,
Zahira menuju ke pintu depan, ia melihat Radi yang berada di bar coffe

Nampak sang ayah tengah duduk sembari menikmati kopi hangat, tak jauh dari itu para karyawannya juga tengah melayani pelanggan

Ia berniat untuk menjelaskan semuanya kepada ayahnya saat itu juga, ia tidak ingin sang ibu kecewa berkepanjangan seperti ini

Tubuh Zahira sedikit gemetar, ia takut ayahnya akan marah setelah ia menjelaskan semuanya kepada nya

Namun Zahira tau, sifat sang ayah bukan seperti itu,

Sebelum mendekat ke arah Radi, Zahira memberhentikan langkahnya, ia semakin ragu kali ini

Apa ayah akan marah seperti bunda tadi ya

Aku belum pernah lihat ayah marah

Gimana kalo ayah marah besar

Gimana kalo ayah juga banting benda yang ada disekitarnya

Ngga

Ngga mungkin

Ayahku bukan orang yang seperti itu

Tapi kalo bunda marah biasanya ayah yang nenangin bunda

Se-marah apapun bunda pasti bunda bakal luluh sama ayah

Sekalian juga minta ayah buat bujuk bunda, biar bunda ngga marah sama kecewa lagi

Aku yakin ayah ngerti,

Gumam Zahira dalam hati

Zahira mendekat ke arah Ayah nya,
"Yah" panggil Zahira pada ayahnya dengan nada gugupnya

Radi menoleh ke sumber suara tersebut ternyata adalah Zahira,

Ia sedikit tersenyum,
"Eh, putriku"

"Ada apa Ara? Sini, mau ayah buatin coklat hangat?" Tawar Radi pada Zahira dengan lembutnya

Tuh kan
Ayah selalu lembut

Iya sih, bunda juga lembut
Tapi bunda agak gimana gitu kalo memang ada yang ngga enak

Gumam Zahira dalam hati

Zahira sedikit tersenyum, dan mendekat ke arah Radi,

"Ngga kok yah"
"Em, Zahira mau curhat sama ayah"
"Boleh ngga?" Tanya Zahira pada Radi

Radi mengangguk senyum,
"Boleh2 aja sih"
"Tapi kan-- biasanya curhat nya Ara sama Bunda" balas Radi

"Em, ini-- agak gimana gitu curhatnya Yah"
"Masalah hati sama perasaan" tambah Zahira pada ayahnya

Tak jauh dari situ,
Zahra yang datang dari kamar untuk menukar uang kembalian Caffe, ia tak sengaja melihat dan mendengar obrolan antara ayah dan anaknya itu

Sementara itu,
Radi Bingung dengan ucapan Zahira mengenai hati dan perasaan,
"Hati sama perasaan?" Tanya Radi pada putrinya

Zahira mengangguk,
"I'iya"
"Seperti itu"

"Maksudnya gimana ya?"
"Ayah Ndak paham ucapan Ara tadi, bisa Ara perjelas sedikit biar ayah paham" pinta Radi pada Zahira untuk menjelaskan ucapannya tadi kepada sang ayah

Zahira meneguk salivanya,
"Em, ayah--

"Iya?"

"Em, aduh, dari mana ya jelasinnya" ucap Zahira gugup untuk menjelaskan semuanya di kepada sang ayah

Suamiku Adalah Adik KelaskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang