82. (5) . ۝ ͒ SEASON [5]

963 71 5
                                    

..

Malamnya

Saat Setelah pelanggan pulang

Radi mengelap beberapa meja kedai, setelah itu Radi pun duduk sembari menyeduh kopi buatan Zahra

Ia seperti memikirkan tentang saham yang papah berikan padanya tadi pagi

Ia tidak tau uang sebanyak itu akan ia buat apa, sementara kebutuhan keluarga kecilnya sudah lebih dari cukup

"Mas" panggil Zahra pada Radi

Radi menoleh ke arah seseorang yang tengah memanggilnya tak lain dan tak bukan adalah Zahra

"Eh, Dek Ara" balas Radi

Zahra pun duduk di samping Radi
"Mas, Mas Radi kenapa kayak bingung gitu? Ada apa mas?" Tanya Zahra pada suaminya

Radi menghela nafas
"Dek"

"Iya Mas?"

"Uang sebanyak itu-- kita buat apa ya dek? Mas takut kalo terjadi apa2 sama keluarga kita Dek" ucap Radi pada Zahra

"Em, Adek juga Ndak tau mas"
"Dan Mas Radi jangan ngomong kayak gitu, Adek jadi takut, selama ini kan mas yang bikin Adek berani ngambil langkah, kalo mas sendiri takut gimana jadinya Adek nanti" jelas Zahra pada Radi

Radi Meneguk salivanya
Sebelumnya Radi tak pernah seragu ini mengambil langkah

Ia tidak tau apa ini langkah yang benar atau salah

"Apa 10% saham yang sudah papah berikan sama Mas, Mas berikan lagi sama Adek, Adek mau Nerima Ndak dek?" Tanya Radi pada Zahra

"Jadi Adek punya murni 100% saham milik papah Adek" tambah Radi pada Zahra

Zahra menggeleng cepat
"J'jangan to Mas!"
"Adek Ndak mau"
"Mas juga berhak Nerima nya, Mas kan suami Adek"
"Derajat mas sebagai kepala keluarga lebih tinggi daripada Adek" jelas Zahra pada Radi balik

"Tapi Dek, Mas Ndak butuh uang sebanyak itu dek, mas cuma butuh kamu"
"Kalo masalah uang, kita berdua masih bisa mendapatkan uang dari kedai milik mas dan juga toko hijab kamu" ucap Radi lagi

"Terlalu banyak uang juga Ndak bagus" tambah Radi

Zahra tertegun menatap Radi seketika

Radi pun mengalihkan pandangannya ke arah Zahra ia mengusap2 pipi lembut Zahra

"Mas cuma butuh Adek, bukan uang, Mas bahagia cuma sama Adek, bukan sama uang" ucap Radi lagi yang semakin memastikan bahwa ia hanya butuh Zahra

Mas Radi benar2 seperti Ndak menginginkan kemewahan yang papah berikan

Mas benar2 ingin berjuang dengan jerih payah dia sendiri demi memenuhi kehidupan keluarga kami

Seharusnya aku bangga
Bukan malah bikin mas ragu kayak gini

Beban mas juga berat

Kalo kayak gini, jadi aku yang egois

Gumam Zahra dalam hati

Zahra meraih tangan Radi

"M'maafin Adek ya mas"
"Adek udah bikin mas ragu" ucap Zahra pada Radi

Kedua mata Zahra nampak sedikit mengeluarkan air mata

"Mas Radi"
"Makasih ya udah bela Adek di depan papah" ucap Zahra pada Radi

"Adek Ndak nyangka mas bakal bela Adek sampai segitunya, Se-berharga itu diri adek di mata mas" ucap Zahra pada Radi lagi

Radi mengangguk senyum
"Sudah sepantasnya mas begitu kan" ucap Radi pada Zahra

Suamiku Adalah Adik KelaskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang