NEW SEASON!!

85 4 0
                                    

..

Hari berganti hari,
Dimana hari pertama Tama setelah pulih dari cedera bahu nya yang ia dapatkan waktu itu

Setelah memasuki gerbang caffe ia di sambut lebih dulu oleh Hesti dan juga Alfian, kedua temannya yang selalu ada dan selalu membantu mengerjakan tugasnya

"Udah pulih Tam?" Tanya Hesti pada Tama

Tama mengangguk senyum, ia sangat senang bisa kembali bekerja

"Udah kok kak" balas Tama

"Kalo ngga ada kamu Tam kita berdua kelimpungan di tengah-tengah ramainya caffe" ucap Alfian pada Tama

Tama tersenyum,
"Kita kan satu tim"
"Harus saling melengkapi, kalau kak Alfian lagi cuti dan hanya tinggal kak Hesti sama aku juga sama kak" balas Tama, tetap merendah

Di kejauhan, Tama melihat Zahira yang baru saja menerima paket dari seorang kurir

Zahira tidak tau bahwa Tama sudah berangkat pagi ini, Tama mengalihkan pandangannya ke arah secangkir kopi yang tengah ia aduk

Tama mengingat saat Zahira malam-malam datang ke rumahnya, hanya untuk menjenguknya, Zahira juga sempat menyuapi Tama saat itu

Tama hanya termangu menatap secangkir kopi yang akan ia sajikan kepada pelanggan

"Tam?" Ucap seseorang sembari menepuk bahu Tama dan hal itu membuat Tama terkejut

"Astaghfirullah!!" Pekik Tama cukup keras

Ia melihat Hesti di sampingnya,
"Eh, i'iya kak?"
"K'kenapa?" Tanya Tama pada Hesti

Hesti mengerutkan keningnya,
"Kok malah balik nanya Tam, kamu yang kenapa loh?"
"Kenapa bengong hayo?"
"Habis lihat Zahira kan?"
"Hehe udah, ngaku aja, tau aku" ucap Hesti pada Tama

Tama meneguk salivanya,
Ia menggeleng cepat,
"Eng'engga kok kak"
"Aku---

"Halah"
"Dasar bucin"
"Terima aja kenapa sih Tam"
"Zahira orangnya baik kok kaya pak Radi sama Bu Zahra, orangnya welcome welcome aja" jelas Hesti pada Tama

Tama menghela nafas,
"Em--
"Aku--- ke depan dulu ya kak"
"Mau ngantar kopi ini ke pelanggan" ucap Tama pada Hesti

Hesti mencebik kesal,
"Selalu aja begitu, mengalihkan pembicaraan kamu ini"
"Iya deh iya, kamu antara dulu" balas Hesti

Tama mengangguk mengerti,
Hanya tinggal Hesti di bar Coffe,
"Dari kemarin sepertinya Zahira mendapatkan paket lagi, bahkan Zahira ngga memesan paket itu, kira-kira-- dari siapa ya? Apa dadi pacar Zahira"

2 hari berturut-turut Zahira mendapatkan paket, dan Hesti sempat menerimanya pada saat Radi dan juga Zahra tidak ada di rumah, sementara Zahira masih berada di sekolah

Pada saat Hesti memberikan paket itu kepada Zahira, Zahira pun nampak memasang raut wajah kebingungan, entah siapa yang mengirim paket tersebut kepada nya

Pada saat Hesti menanyakannya kepada Zahira, Zahira tidak memesan paket, bahkan beda aplikasi paket yang ada di ponsel Zahira, hal itu membuat pertanyaan besar apakah Zahira diam-diam sudah mempunyai kekasih di tengah-tengah hubungannya dengan Tama yang tak kunjung jelas

Sementara itu di ruang tamu,

Zahira meletakkan paketnya di atas meja dan ia pun duduk sembari menghela nafas panjangnya

"Kenapa sih, masih saja mengirim paket seperti ini? Kita sudah ngga ada hubungan apa-apa kak" gumam Zahira, ia nampak cukup kesal

Zahira pun membuka paketnya yang berisi satu kotak permen coklat penuh dan juga jam tangan bermerek

Melihat hal itu membuat kepala Zahira pening rasanya, buat apa si pengirim paket memberikan semua ini kepada Zahira

Usut punya usut, pengirim paket tersebut adalah Fahri, sang mantan pacar Zahira yang saat ini Fahri berada di luar Jawa, tepatnya Sumatra

Ia pun langsung menghubungi Fahri saat itu juga,

•Zahira>Fahri
"Assalamualaikum"

•Fahri>Zahira
"Wa'alaikumsalam"
"Zahira? Kamu udah nerima paketnya kan? Gimana? Jam tangannya cocok ngga di tangan kamu?"

•Zahira>Fahri
"Aku minta stop kak!"
"Stop buat ngirim-ngirim paket seperti ini lagi sama aku"

•Fahri>Zahira
"K'kamu--- kenapa Zahira?"
"Kenapa kamu malah marah, harusnya senang, itu jam tangan mahal, aku belikan buat kamu"

•Zahira>Fahri
"Ngga perlu kak!"
"Ngga perlu kakak beliin itu semua buat aku lagi, aku sudah move on dari kakak!"
"Kakak jangan kelewatan lagi seperti ini, aku ngga suka"

•Fahri>Zahira
"Zahira"
"Aku masih cinta sama kamu"
"Aku masih sayang sama kamu, Aku mau kamu jadi istriku nantinya, aku akan lamar kamu"

•Zahira>Fahri
"Dulu kakak minta putus karena alasan kaka ingin ikut sma orang tua kakak, dan aku minta kita masih hubungan, tapi apa balasan kakak? Kakak masih kekeh ingin putus saja"
"Aku udah nangis semalaman gara-gara kakak minta putus, tapi sekarang? Kenapa kakak tiba-tiba seperti ini?"
"Kakak ingat ya, aku udah punya seseorang yang aku sayangi"

•Fahri>Zahira
"Selagi belum nikah, aku boleh deketin kamu lagi"

•Zahira>Fahri
"Buat apa? Aku udah move on, ngga bisa lagi seperti dulu"

•Fahri>Zahira
"Zahira, aku masih apa--

TUT!!! TUT!!!!

Sesegera mungkin Zahira mengakhiri obrolannya di telepon dengan Fahri

Fahri pun kesal dan kembali menelpon Zahira, namun lagi-lagi Zahira menolak panggilan telepon dari Fahri

Setelah itu Zahira menghela nafas panjangnya,

Ia meraih jam tangan pemberian Fahri, dan kembali memasukannya ke dalam kotak pembungkus paket tersebut

Meninggalkan paket tersebut di ruang tamu, Zahira berjalan ke pintu depan, ia melihat Tama berada di bar caffe

Zahira mengerutkan keningnya, ia mengerjapkan kedua matanya berkali-kali

"Itu kan----
"Kak Tama!!" Ucap Zahira cukup keras

Hal itu sampai terdengar oleh Tama sendiri, ia mengalihkan pandangannya ke sumber suara tersebut tenyata adalah Zahira

Zahira bergegas setengah berlari ke arah Tama

Tama yang mendengar hal itu pun mengalihkan pandangannya ke sumber suara tersebut tenyata adalah Zahira,

°°

Suamiku Adalah Adik KelaskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang