••• || 23 || •••
•••• || Siuman || ••••Tidak ada siapa siapa lagi selain Radi, mungkin yang lainnya sedang menunggu di bawah.
Zahra yang sudah terbangun mulai mengusap-usap Rambut Radi dengan lembut.
Ia tersenyum melihat suaminya berada di dekatnya, melihat betapa setianya suaminya menjaganya di saat dia sedang sakit.
Tangan Radi yang tadinya menggenggam erat tangan Zahra ketika Zahra masih tertidur.
Saat Zahra terbangun ia mulai menguasai dan mengangkat tangan Radi lalu beberapa kali mencium tangan suaminya itu.
Dengan wajah pucat nya Zahra tersenyum ke arah Radi, yang sedang duduk tertidur di samping nya.
"Mas" panggil Zahra pada Radi dengan sisa tenaganya.
Radi tak terbangun.
"M'mas lelah ya udah jagain Adek?Makanya Mas sampai tidur disini" Tanya Zahra pelan kepada Radi yang sedang tertidur disampingnya.
Senyum pucat Zahra yang masih sangat terlihat setelah siuman, tetapi wajahnya masih tetap terlihat cantik.
"Hiks"
"Hiks"
"M-maafin hiks--
"Maafin Adek mas, Adek udah nggak dengerin kata kata mas hiks hiks" Tanpa sadar Zahra meneteskan air mata.Dan tetesan air mata itu sampai mengenai tangan Radi yang sedang tertidur disampingnya.
Merasa tangan nya agak basah, Radi pun sedikit menggerakkan jarinya dan mengerjapkan matanya sekilas, Radi terbangun dan mendongakkan wajahnya.
Ketika membuka kedua matanya, ia terkejut melihat istrinya sudah sadar.
"Hiks"
"Hiks" Zahra menengis sesenggukan di depan RadiRadi meneguk salivanya,
"Z'Zahra"
"K'kapan-- Zahra bangun?" Tanya Radi pada Istrinya yang baru saja siuman."Hiks"
"Maafin Adek mas" ucap Zahra dalam tangisnya pada Radi."I'iya"
"Tapi--
"K'kenapa Zahra nangis, disini ada mas" Tambah Radi terbingung cemas melihat kondisi sang istri.Zahra hanya bisa menangis menggenggam erat tangan Radi, tanpa menjawab pertanyaan Radi.
Ia terus menangis dan menciumi tangan suaminya, ia tidak ingin jauh jauh dari Suaminya lagi.
Ia kembali trauma dengan apa yang sudah ia lakukan, kesalahan Zahra bukan hanya Zahra saja yang menanggung tapi Radi juga.
"Dek" Panggil Radi pelan kepada istrinya yang sudah sadar.
Zahra masih diam tak menjawab ia hanya menangis di depan Radi, membuat Radi kebingungan, apa yang sebenarnya terjadi dengan istrinya.
"Adek kenapa nangis seperti ini, hm?"
"Adek-, gapapa kan?" Tanya Radi lagi untuk kesekian kalinya."Atau Mas panggilin mamah Zahra" ucap Radi, ketika hendak beranjak berdiri langsung saja Zahra menarik tangan Radi.
Tarikan Zahra langsung membuat Radi memberhentikan langkahnya dan kembali menatap ke arah Zahra.
"Mas" ucap Zahra pada Radi.
Radi menatap Zahra dengan wajah cemasnya.
"Hiks"
"Tolong hiks, Mas jangan tinggalin Adek sendirian, adek-- takut mas" pinta Zahra tiba2 dengan nada lirihnya."Maafin Adek Mas hiks hiks, maafin kesalahan Adek" tambah Zahra lagi.
Radi mengerutkan keningnya
Radi yang tadinya cemas kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Adalah Adik Kelasku
Подростковая литература" ADA BEBERAPA CHAPTER YANG MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ , DAN KATA-KATA TOXIC (KASAR) , HARAP BIJAK DALAM MEMBACA😉 " seorang anak beranama Raditya Khazari sebagai adik kelas 11 yang ditunjuk Pak Yanto (Guru B.Indonesia) untuk mengik...