SEASON 10 ❤️❤️

102 7 1
                                    

..

Tama menghela nafas panjangnya,
"Zahira"
"Sudah berapa kali kamu mengatakan itu kepadaku?" tanya Tama pada Zahira

Zahira menggeleng cepat,
"Ngga tau, 1000 kali mungkin" balas Zahra

Tama sedikit tersenyum,
Tak lama Tama menghela nafasnya,
"Bagaimana-- kalau aku belum ada rasa sama kamu" ucap Tama pada Zahira

Zahira seperti berpikir,
"Aku akan menunggunya"
"Sampai kakak mempunyai perasaan yang sama denganku" ucap Zahira pada Tama

"Waktu kejadian Erlang di rooftop sagy bulan yang lalu, apa Kakak lupa kalau Kakak bilang mau melamar ku" ucap Zahira pada Tama

Tama mengingatnya, Tama memang mengatakan hal itu, namun hanya untuk melindungi Zahira dari Erlang agar tak mengganggu Zahira di saat Radi tidak ada di caffe, ia lah yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi di caffe

"Kalau aku ngga bilang kayak gitu, anak yang bernama Erlang itu akan terus mengganggumu Zahira" jelas Tama pada Zahira

Zahira mencebik kesal,
"Alasan" balas Zahira kesal

Suapan terakhir Zahira pada Tama,

Tama kembali menghela nafas,
"Lalu aku harus bagaimana lagi Zahira? Aku harus membiarkan Erlang semena-mena seperti itu di tempat umum? Apalagi itu menyangkut kamu, anak dari atasan aku sendiri" jelas Tama pada Zahira

Zahira kembali mencebik kesal,
"Udah deh kak, jangan menganggap aku anak dari atasan lagi, aku ngga suka kakak bilang kaya gitu, seakan-akan kita itu ada batasan"
"Padahal ayah sama bunda saja ngga pernah membatasi ku untuk berteman dengan siapa saja, termasuk kakak" jelas Zahira pada Tama

Deg!

Pernyataan itu membuat Tama tersadar, bahwa memang selama ini Zahira selalu berbaur dengan para karyawan Radi yang lain, termasuk dengan dirinya

"Ayah dulu juga pekerja caffe sama seperti kakak, lalu kenapa aku harus malu punya teman seperti kakak? Kenapa juga aku harus membuat batasan seperti itu di antara kita"
"Pekerja caffe itu adalah pekerjaan yang halal, dia ngga mencuri, dia ngga minta minta, dia patuh pada aturan caffe, lalu kenapa harus malu dan juga seakan-akan pekerjaan caffe itu sebuah pekerjaan yang rendahan"
"Bagiku semua sama, termasuk kakak" jelas Zahira pada Radi

Tama kembali tersadar, setelah menyimak penjelasan dari Zahira,
"M'maaf" ucap Tama pada Zahira

"Ngga salah, ngga usah minta maaf" balas Zahira

Tama kembali mengalihkan pandangannya ke arah Zahira,
"Iya-iya"
"Aku ngga jadi minta maaf" balas Tama lagi

"Udah-udah"
"Kita bahas yang lain saja"
"Lama-lama, kak Tama bikin kesel aku terus" balas Zahira pada Tama

"K'kok aku terus yang di salahin sih"
"Aku kan udah minta maaf tadi sama kamu" balas Tama balik

Zahira menyilangkan kedua tangannya,
"Ngga ada tuh yang nyalahin kakak" balas Zahira, ia nampak terlihat kesal dengan Tama

Tama menghela nafas,
"Kamu kalo ngobrol sama aku bawaannya kesel terus" ucap Tama pada Zahra

Zahira terdiam seketika,

Tak ada obrolan selama 5 menit, menunggu kesalnya Zahira pada Tama reda,

"Udah Napa Zahira marahan nya" pinta Tama pada Zahira untuk kembali berbicara dengan nya

Sembari menyilangkan kedua tangannya, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain, mencoba tak peduli,
"Kata bunda kakak menabrak trotoar?" Tanya Zahira pada Tama

Tama mengangguk,
"Iya"
"Tapi sebelum itu aku di apit sama dua motor" ucap Tama pada Zahira

Zahira mengerutkan keningnya, ia langsung menoleh ke arah Tama,
"D'dua motor?" Tanya Zahira pada Tama, terkejut

Suamiku Adalah Adik KelaskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang