-130- SEASON 8 (11)

306 35 2
                                    

..

Boy menundukkan wajahnya,
Ia memang sudah melakukan kesalahan yang fatal

Ia mencoba merebut keperawanan dari Zahra, waktu itu, namun beruntung Radi datang tepat waktu

Air mata Boy sedikit menetes, ia juga langsung mengusap dan menghapus air matanya

"Maaf" ucapan permintaan maaf Boy pada Radi untuk kesekian kalinya

Radi menghela nafas, ia kembali meraih bahu Boy,
"Maaf juga, karena waktu itu aku sudah membuat mu ndak sadarkan diri"
"Meski aku masih membencimu, aku juga punya hati untuk Ndak berbuat seenaknya" jelas Radi pada Boy

"Kalo seandainya saja, kamu ada di posisi ku, kamu juga pasti membenci ku, dan itu wajar"
"Tapi-- semenjak kejadian itu juga membuat istriku sadar, bahwa dia harus melakukan sesuatu dengan berpikir terlebih dahulu baru memutuskannya" jelas Radi lagi pada Boy

Boy mendongakkan wajahnya ke arah Radi, nampak kemarahan Radi sudah mereda

Radi melihat bekas jahitan di wajah boy sebelah kiri akibat dari pukulan dan tandukan kepalanya waktu itu ke arah Boy

Setelah itu Radi sedikit tersenyum,
"Semoga istrimu diberikan kelancaran saat proses kelahiran nanti" ucap Radi pada Boy

Boy yang mendengar hal itu pun kembali sedikit mengeluarkan air matanya,

Ia pikir Radi akan memukulinya, namun ia salah, Radi bukanlah orang seperti itu

Boy mengangguk mengerti, ia juga sedikit tersenyum lega,
"Terimakasih, Radi" ucap Boy pada Radi

Radi pun mengangguk,
Ia berjalan hendak membuka pintu keluar Rest Room

"Radi" panggil Boy lagi

Radi memberhentikan langkahnya, namun ia tak menoleh ke arah Boy

"Selamat" ucap Boy pada Radi

"Selamat atas pernikahan mu dengan Zahra"
"Saya mendengar kabar, kamu sudah dikaruniai 2 anak, laki-laki dan perempuan" ucap Boy pada Radi

Radi mengangguk,
"Terimakasih, atas ucapan selamatnya"

Ceklik!

Saat berjalan menuju ke ruangan papah, ia bertemu dengan Pak Angga

Pak Angga pun menundukkan wajahnya, ia tidak mengetahui sebelumnya bahwa Radi adalah menantu dari Welly, si pemilik perusahaan

Ia baru tahu saat setelah ia bercerita kepada Boy, dan Boy mengatakan hal yang sebenarnya

"Pak Radi" ucap Pak Angga pada Radi

Radi memberhentikan langkahnya dan mengalihkan pandangannya ke arah Pak Angga

"Ya?"

"M'maaf sebelumnya"
"Apa benar kalo pak Radi itu-- menantu pak Welly?" Tanya Pak Angga pada Radi

Radi menghela nafas, ia pun mengangguk

Setelah mendengar jawaban pasti dari Radi, pak Angga pun meneguk salivanya

Ia sudah salah menilai orang, seharusnya ia lebih menghargai siapa saja orang yang menghargainya

"Anggap saja aku adalah karyawan seperti yang lainnya, aku juga Ndak mau terlalu di istimewa kan, permisi" ucap Radi pada Pak Angga

Pak Angga kembali meneguk salivanya, dan mengangguk mengerti,
"I'iya Pak"

Radi mengangguk, dan berlalu pergi

Setiap langkah yang ia tempuh menuju ke ruang papah, dia berpapasan dengan karyawan lain yang juga langsung menyapanya dengan segan

Sesampainya di depan ruangan papah

Suamiku Adalah Adik KelaskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang