.SEASON 9 (149) ❤️

227 28 10
                                    

..

-Malamnya

Radi menemui Zahra yang berada di toko hijabnya, sesampainya disana ia melihat sang istri yang tengah melayani beberapa pembeli,

Ketika sang istri hendak meraih kotak yang berisi hijab, namun letak kotak tersebut berada di atas lemari yang agak tinggi, sehingga tangan Zahra belum bisa meraihnya

Radi mendekat ke arah Zahra,
"Zahra"
"Biar mas bantu"

Zahra mengalihkan pandangannya ke arah Radi,
Ia sedikit mengangguk dan tersenyum ke arah Radi,
"Eh, iya mas"

Radi meraihnya dengan mudah, dan memberikannya pada Zahra,

Zahra kembali tersenyum ke arah Radi,
"Makasih mas"

Radi mengangguk senyum,
"Iya"
"Tapi ndak gratis ya" bisik Radi pada Zahra

Zahra mengulumkan senyumnya,
"Heh, iya2, nanti Adek bayar kok" balas Zahra dengan berbisik juga

"Pake ciuman boleh kan" pinta Radi pada Zahra

Zahra mengangguk senyum,
"Iya boleh"

Zahra pun langsung membuka kotak tersebut, lalu memperlihatkan hijab tersebut pada pelanggannya

Setelah pelanggan tersebut membeli nya dan pulang, hanya tinggal Zahra dan Radi yang berada di dalam toko hijab tersebut

Radi duduk di samping Zahra,
Ia menghela nafas panjangnya,
"Ndak dingin ya?"

Zahra menggeleng cepat,
Ia tersenyum ke arah Radi,
"Ndak kok mas"
"Kan Adek pakai baju agak tebal" balas Zahra pada Radi

Radi mengangguk mengerti,
"Em"
"Zahra" panggil Radi pada Zahra, raut wajah Radi kali ini cukup serius

"Iya mas?"

"Apa kamu benar ingin menjodohkan Tama dengan anak kita, Zahira?" Tanya Radi pada Zahra

Zahra mengangguk senyum,
"Kalo bisa iya, kenapa Ndak mas?"
"Toh, kita sebagai orang tua seharusnya mendukung sih"
"Dengan digaris tebal, kalo Zahira nya mau ya" balas Zahra

"Em"
"Gimana ya--" ucap Radi seperti berpikir

Zahra mengerutkan keningnya,
"Gimana apa nya mas?" Tanya Zahra pada Radi

"Mas ragu sama Tama?"
"Tama itu anaknya baik lho"
"Ndak neko-neko juga" balas Zahra

Radi mengangguk mengerti,
Radi tau semua yang diucapkan Zahra tentang Tama itu benar,

Namun bukan itu yang Radi maksud, Radi hanya ingin menanyakan apakah Zahra mau mempunyai besan, seseorang yang pernah menguncinya di dalam gudang sekolah bersama dengan Radi,
"Iya sih"
"Mas juga tau itu"
"Tapi--

Zahra semakin mengerutkan keningnya, ia semakin penasaran,
"Tapi-- kenapa mas?"
"Ada dengan Tama mas?"
"Mas ih, jangan bikin Adek penasaran dong" balas Zahra agak kesal pada Radi

Radi memperlihatkan telapak tangannya yang memperlihatkan bekas luka yang ia alami waktu itu

Bekas luka yang ia terima ketika ia menepis ayunan tongkat bisbol yang hampir mendarat di kepala Zahra di masa lampau

Zahra setelah melihat bekas luka milik telapak tangan dari Radi, ia meneguk salivanya, dan mengalihkan pandangannya ke arah Radi di sampingnya

Raut wajah Radi saat ini benar-benar serius, Zahra sangat tau betul sifat suaminya

Ketika Radi benar-benar serius, ia tidak pernah main-main dengan ucapannya

"M'mas--?"
"Ada apa? Bicara sama Adek"
"Mas jangan natap kaya gitu ke Adek, k'kesan nya-- Adek kaya punya salah sama mas" pinta Zahra pada Radi

Suamiku Adalah Adik KelaskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang