-132- SEASON 8 (13)

280 32 4
                                    

..

-Malamnya

Zahira nampak berada di Caffe, ia nampak seperti melamun sedari tadi, Salah satu karyawan Radi, Hesti juga memperhatikannya

Tak lama dari itu, Tama yang baru saja selesai sholat isya lewat di belakang Hesti

"Tam" panggil Hesti pada Tama

"Eh, iya Hes? Kenapa?" Tama mendekat ke arah Hesti

"Em, Zahira-- kenapa ya?"
"Dia kaya lagi galau berat gitu" ucap Hesti pada Tama

Tama mengalihkan pandangannya ke arah Caffe, memang benar, Zahira tengah duduk melamun

Ia hanya memutar-mutar sendok di dalam secangkir kopi di depannya dengan tatapan kosongnya

Tama hanya berpikir bahwa Zahira sedang tidak ingin di ganggu

Tama kembali mengalihkan pandangannya ke arah Hesti di sampingnya,
"Mungkin dia lagi pengen sendiri" ucap Tama pada Hesti

Hesti mengangguk mengerti,
"Tapi-- ngga biasanya lho dia begini, dia udah lama di situ"
"Kamu samperin gih, tanya gitu, kalo ngga sih buatin kopi andalan kamu biar dia senyum lagi" ucap Hesti pada Tama

Tama kembali mengalihkan pandangannya ke arah Zahira dari kejauhan,

Dari sorot mata Tama terlihat jelas, ia sangat memperdulikan Zahira

Tama Memang menyukai Zahira sudah sejak lama, sejak pertama kali Tama Bertemu dengan Zahira

Awalnya Tama mengira bahwa Zahira adalah pelanggan Caffe, dan Tama sangat pede untuk mendekati Zahira, namun keesokan harinya Tama mengetahui bahwa Zahira adalah anak dari Radi sang pemilik caffe

Namun ia sadar, bahwa Zahira adalah anak dari pemilik Caffe, sementara itu ia hanyalah karyawan biasa yang kapan saja bisa diberhentikan dari pekerjaannya

"Kenapa malah ikut bengong?" Tanya Hesti pada Tama

Tama pun mengerjapkan kedua matanya, ia meneguk salivanya,

Dari sisi lain Radi muncul tak jauh dari mereka berdua mengobrol, namun keduanya belum menyadari kehadiran Radi

"Kamu suka kan sama Zahira?" Tanya Hesti pada Tama

Mendengar hal itu, Radi memberhentikan langkahnya dan sedikit mendengarkan percakapan antara Tama dan juga Hesti

Tama belum menjawabnya,

"Kalo suka, perjuangin aja, mumpung masih aja waktu" ucap Hesti pada Tama

"Dia sudah punya pacar" balas Tama saat itu juga,

"Eh, s'serius Tam?" Tanya Hesti, sempat tak percaya

Tama mengangguk,
"Iya"
"Dia pernah bercerita denganku waktu itu, dia-- sangat mencintai laki-laki yang dia sebut dengan pacar"

"Aduh, salah bicara lagi"
"M'maaf Tam, aku ngga tau kalo Zahira udah punya pacar sebelumnya" ucap Hesti pada Tama

Tama mengangguk dengan sedikit senyumnya,
"Kalo pun aku suka sama dia"
"Dia-- pasti mikir dua kali, dan bukan hanya dia, pak Radi juga pasti ngga bakal setuju kalo aku dekat dengan Zahira, karena aku hanya karyawan cafe biasa" balas Tama, ia kembali membalikkan badannya

Radi membelalakkan kedua matanya, terperangah ke arah Tama

Ucapan itu langsung masuk ke pikiran Radi,

Karena aku hanya karyawan Caffe

Karena aku-- hanya karyawan Caffe

Hanya?

Suamiku Adalah Adik KelaskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang