HAY! HAY! HAY!TERIMAKASIH BUAT PARA PEMBACA SETIA WATTPAD:
"SUAMIKU ADALAH ADIK KELASKU"
SUDAH 4K PEMBACA LOH, MAKASIH YA,
BTW, MAAF AGAK TELAT TELAT UPDATE NYA, KARENA AUTHOR PUNYA CERITA WATTPAD LAIN JUGA YANG LAGI AUTHOR KEMBANGIN
Jangan lupa baca,
"Kehidupan kedua, Zahra dan Radi"Masih ada lagi kok
"IM' SORRY SADDAM"Ini juga gak kalah seru pokoknya mantep deh,
°°
-39-
-Sakit-Sampai Dimana perut Zahra yang semakin membesar, membuat radi harus peka dan lebih perhatian lagi akan keadaan istrinya yang tengah hamil tua
Tak jarang Radi diminta pulang oleh Zahra di saat Radi sedang bekerja di caffe
Bagi Radi sendiri memang sedikit terganggu dengan pekerjaan Radi, tapi apapun ia lakukan demi Zahra, ia juga tidak mau Zahra kenapa kenapa
Kini, usia kehamilan Zahra sudah memasuki 9 bulan, semakin berat rasanya bagi Zahra untuk bergerak
Dan Sekarang, pekerjaan rumah, hampir Semua Radi yang melakukannya, setiap pagi ia juga rutin menyuapi Zahra dengan bubur
Entah kenapa Zahra lebih suka memakan bubur buatan Radi dibanding dengan meminta dibelikan makanan yang ada di luar sana
Pada suatu malam, ketika mereka berdua tengah tertidur lelap
Perut Zahra tiba2 merasakan kesakitan,
"Masss!!"
"Perut adek sakit mas!!"
"Masss Radi, Aku!! Bangunnn maassss!!" pekik Zahra cukup keras sembari menepuk keras lengan Radi yang tengah tertidur di sampingnyaSontak saja Radi pun langsung terbangun, Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan di situasi seperti ini kecuali menenangkan Zahra, karena radi bukanlah seorang dokter kandungan
Karena Zahra semakin kesakitan, Radi meneguk salivanya,
"D'dek?"
"M'mas-- harus apa dek? M'mas-- Ndak tau harus apa? Mas cuma bisa nenangin Adek" tanya Radi kepada Zahra dengan nada cemasnyaZahra menggeleng cepat,
"Adek juga ngga tau masss!"
"Tapi ini, sakit bangettt!" ucap Zahra lagi dengan nada lirihnyaRadi pun berniat menghubungi dokter kandungan Zahra,
"Eh, s'sebentar dek"
"Mas hubungi dokter dulu" ucap Radi sembari mencari ponsel nya yang ada di dalam laciBelum turun Radi dari ranjangnya untuk mengambil ponselnya yang berada di atas meja yang letaknya tak jauh dar tempat tidurnya
Zahra Menarik lengan Radi,
Ia bernafas normal kembali,
"Allhamdulilah" ucap ZahraRadi mengerutkan keningnya ke arah Zahra,
"Kok allhamdulilah dek?""Udah Ndak sakit mas, lega rasanya" ucap Zahra tersenyum ke arah Radi,
Radi seperti kebingungan dengan tingkah Zahra,
"Lho, k'katanya sakit, bahaya tau nggak kalo dibiarin dek" ucap Radi yang masih dengan raut wajah cemasnya"Ya Adek juga gatau mas sebenarnya kenapa"
"Tiba2 udah ngga sakit lagi" balas ZahraSetelah mendengar jawaban dari Zahra, Radi mengangguk mengerti, ia sedikit tersenyum ke arah Zahra,
Ia mencium kening Zahra,
Cup!Zahra tersenyum,
"Bikin mas khawatir aja kamu ini dek" ucap Radi pada Zahra
"Mas?"
"Iya dek?"
"Coba deh deketin tangan mas ke perut adek" pinta Zahra kepada Radi
"Emang ada apa dek?" Tanya Radi pada Zahra
"Anak kita kayaknya protes deh mas" ucap Zahra dengan mengusap usapkan tangan nya ke perut nya sendiri
"Ah, Yang bener nih dek?"
"Ada ada aja Adek ini" balas Radi tak percaya"Ih, Beneran mas"
"Mas Radi nih ngga percaya sama Adek ya? Coba Nih usapkan tangan mas ke perut Adek" pinta Zahra lagi meminta Radi sendiri yang mengusap usap perut ZahraRadi pun melakukan apa yang di ucapkan Zahra tadi, dan benar saja, seperti ada yang menendang dari dalam namun tendangan itu tampak cukup pelan,
"Eh, I'iya dek" ucap Radi girangIa tak bisa menyembunyikan perasaan senangnya, ketika calon anaknya mencoba berinteraksi dengan nya
"Eh- tapi dek"
"Ini Sakit nggak?" Tanya Radi kepada ZahraZahra Mengangguk,
"Masih sedikit sih mas, Cuma udah agak mendingan dari pada yang tadi tuh sakit banget" balas Zahra"Jadi mas beneran gak perlu hubungi dokter nih?" Tanya Radi lagi
"Iya ngga perlu mas, Nanti aja kalo emang bener bener sakit, Mas langsung bawa adek ke dokter" balas Zahra
Radi Mengangguk senyum,
"Iya dek, Kalo memang sakit langsung bilang sama mas, Jangan ditahan tahan" pinta Radi kepada Zahra"Iya mas" balas Zahra dengan mencubit pelan kedua pipi Radi
Radi pun gemas melihat tingkah istrinya yang tengah malam membangunkannya Seperti ini
"Hei, Ibu hamil yang satu ini ya . Untung Adek hamil, kalo engak-- ""Eh?"
"Kalo engga emang mas mau apa?" Tanya ZahraRadi mendekatkan bibirnya di telinga Zahra, dengan setengah tersenyum ia membisikkan sesuatu kepada Zahra,
"Mau mas hamilin lagi biar punya anak kembar, Nanggung kan kalo istri secantik kamu punya anak satu doang" balas Radi dengan kekehannyaMendengar hal itu, Zahra mengulumkan senyumnya,
"Enak aja main hamil'lin Adek lagi"
"Orok yang satu ini aja belum keluar mas, nanti dulu aja ya" ucap Zahra dengan mengulum senyumnya"Iya iya, bercanda sayang" ucap Radi
Zahra pun hanya tersenyum sembari mengusap usapkan tanganya ke arah perut buncitnya
"Anak kita laki laki atau perempuan ya dek?" Tanya Radi kepada Zahra
Zahra Seperti berpikir,
"Maunya mas, yang laki laki atau perempuan?" Tanya Zahra balik"Em, apa ya?"
"Em, kayaknya laki laki lebih menjanjikan deh" ucap RadiZahra Mengerutkan keningnya,
"Yakin nih?" Ucap ZahraRadi Mengangguk,
"Yah"
"Mas yakin yakin aja sih, kalau adek?" Tanya Radi balik"Cewek"
"Adek pengen punya anak cewek, biar bisa diajak curhat"
"Kalo cowok entar kayak malah kaya mas, diajak serius malah bercanda Mulu" ucap ZahraRadi terkekeh,
"Jangan serius serius, nggak baik" ucap Radi lagi"Heleh, yang bener aja mas"
"Mas ngga serius aja Adek bisa hamil, apalagi serius" sela Zahra lagi"Iya iya, mas coba serius"
Radi kembali mendekatkan telinganya ke arah perut Zahra"Gerak lagi dong sayang, ayah mau ngerasain lagi gerakan kamu di perut bunda" ucap Radi kepada janin yang dikandung Zahra
Radi mendongakkan wajahnya ke arah Zahra,
"Zahra laper nggak?" Tanya Radi kepada ZahraZahra menggeleng cepat
"Engga"
"Emang kenapa mas?""Gapapa sih, kirain laper" ucap Radi senyum
"Engga kok mas, masih malam juga, kalo Adek laper, siapa yang jualan sate tengah malam begini?" Tanya Zahra pada Radi
"A'adek pengen mas beliin sate?" Tanya Radi pada Zahra
"Udah, nggak perlu mas, udah malem, besok aja 2 bungkus" ucap Zahra yang kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang
"Eh, gak jadi deh, Adek suka bubur buatan mas, besok buatin lagi ya" pinta Zahra lagi
"Iya, besok mas buatin" ucap Radi senyum , Radi kembali merebahkan tubuhnya di samping Zahra
°°
NEXT ✓✓✓✓

KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Adalah Adik Kelasku
Teen Fiction" ADA BEBERAPA CHAPTER YANG MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ , DAN KATA-KATA TOXIC (KASAR) , HARAP BIJAK DALAM MEMBACA😉 " seorang anak beranama Raditya Khazari sebagai adik kelas 11 yang ditunjuk Pak Yanto (Guru B.Indonesia) untuk mengik...