SEASON 9 (145)

274 28 6
                                    

..

Radi dan Zahra menyudahi ciumannya, dan mereka berdua saling menatap, hingga tatapan mata mereka berdua menjadi buyar karena Zahira yang tiba2 masuk ke dalam dapur,
"Ekhem" Zahira berdehem,

Radi meneguk salivanya, melihat Zahira yang tiba-tiba muncul dan membuka lemari es,

Zahira mengambil salah satu botol minuman dan meneguknya saat itu juga,

Glek!
Glek!

Zahira kembali menaruh botol minuman tersebut ke dalam lemari es,

Ia mengalihkan pandangannya ke arah kedua orangtuanya,

Krik!
Krik!

Zahira tersenyum cengengesan,
"Hehe, maaf yah, maaf bun"
"Ara-- haus tadi" ucap Zahira pada Radi dan Zahra

Zahra menghela nafas dan mengangguk,
"Iya sayang"

"Lagian-- ayah sama bunda juga, N'ndak lagi ngapa-ngapain kok" balas Zahra

"A'ayah-- juga"
"Ayah lupa kalo hari ini ayah harus istirahat" ucap Radi pada Zahra

Zahira tersenyum,
"Iya deh iya"
"Hehe"

Radi beranjak keluar dari dapur, ketika hendak keluar dari dapur Radi memberhentikan langkahnya dan mengalihkan pandangannya ke arah Zahira

"Oh iya Zahira!" panggil Radi pada Zahira

Zahira juga mengalihkan pandangannya ke arah sang ayah,
"Iya yah?" Balas Zahira

"Nanti kalo Tama dan yang lain udah pada dateng, tolong berikan beberapa oleh-oleh dari kampung ayah ke mereka ya"
"Ayah juga lupa tadi, sebenarnya ayah bawa oleh-oleh juga buat kalian, ayah masih simpan oleh-oleh itu di dalam mobil ayah"
"Kamu ambil aja ya di mobil ayah, dan ini kuncinya" ucap Radi pada Zahira

"Kalo mereka nanya itu namanya apa, bilang aja sama mereka, itu jenang, oleh-oleh khas kampung ayah"
"Bentuknya sih mirip dodol, jangan ditanya rasanya udah pasti enak, nanti coba aja ya" jelas sang ayah pada Zahira

Zahira berjalan ke arah Radi,
Ia menerima kunci mobil dari sang ayah,

Zahira mengangguk senyum,
"Iya ayah"
"Beres pokoknya Yah"
"Serahin aja ke Ara"
"Ara bakal ngasih ke kak Tama" balas Zahira pada Radi

Radi mengerutkan keningnya,

Zahra juga mengerutkan keningnya,
"Ke Tama aja nih?" Celetuk sang ibu pada Zahira

Zahira terkejut ia tak bermaksud mengatakan hal itu, ia pun meneguk salivanya,
"Eh, m'maksud Ara tuh, ke yang lain juga, hehe, itu maksudnya" balas Zahira gelagapan

Radi menghela nafa dan sedikit tersenyum,
Ia mengusap2 rambut sang putri,
"Yaudah, ayah istirahat dulu ya" ucap Radi pada Zahira

Zahira mengangguk,
"Eh, I'iya yah"

Setelah Radi berlalu menuju kamar,

Hanya tinggal Zahra dan Zahira saja di dapur,

Zahira menghela nafas panjangnya,
"Hampir saja" ucap Zahira

"Ups, ada yang hampir keceplosan nih? Kira-kira siapa ya tadi" Celetuk Zahra lagi, ia seperti tengah menggoda sang putri yang tak sengaja menyebut nama Tama

Zahira mengulum senyumnya,
"Hih, bunda nih"
"Bikin Ara gugup aja tadi depan ayah, kalo ketahuan gimana? Nanti ayah bisa marah" Tanya Zahira pada sang ibu,

Zahra tersenyum,
"Kalo ketahuan ya"
"Bunda suruh Tama nikahin kamu, beres kan" balas Zahra

"Ye, itu sih mau bunda" balas Zahira sok kesal

Suamiku Adalah Adik KelaskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang