-122- SEASON 8 (2)

343 40 2
                                    


°°

Setelah itu, Zahra, Radi dan beserta kedua anaknya berjalan ke pintu depan

Tok tok tok!
"Assalamualaikum"
"Mah/pah" ucap Zahra setelah mengetuk pintu

"Ara pulang" ucap Zahra kepada papah dan mamah nya

Tak lama dari itu, terdengar suara langkah kaki dan  terdengar juga seseorang mengucapkan salam dari dalam
"Wa'alaikumsallam" balas seseorang dari dalam

<Ceklik>

Dan ternyata adalah mamah,
Mamah sangat terkejut mendapati Zahra, Radi

Mamah membelalakkan kedua matanya sepersekian detik, beliau benar-benar terkejut

"YA ALLAH"
"ZAHRA!! RADI!!" Pekik mamah terkejut,

Mamah langsung memeluk mereka berdua yang berdiri tepat di depan mamah

Kedua mata mamah tak bisa dibohongi, beliau terlihat sangat bahagia ketika mendapati anak dan menantunya kembali

"A'Ara-- kangen sama mamah" ucap Zahra pada mamah

Mamah kembali melepaskan pelukannya, ia mengusap2 kedua pipi Zahira,
"Hiks, mamah juga kangen sama Ara" balas mamah

Radi yang melihat hal itu pun sedikit tersenyum, nampak Zahra juga meneteskan Air matanya

"Maaf mah"
"Radi sama Zahra baru bisa mengajak Zahira sama Rendi kesini untuk pertama kalinya" ucap Radi pada mamah

Mamah mengalihkan pandangannya ke arah Radi, beliau mengangguk mengerti, beliau paham dengan apa yang dimaksud oleh sang menantu,
"Iya"

"Terimakasih, Radi, Zahra"
"Sudah membawa cucu mamah kesini, hiks"
"Mamah benar-benar senang" ucap mamah pada Zahra dan radi

Tak lama dari itu,
Ia mencium kening Zahra dan Radi, setelah itu mamah meraih sisi bahu Radi dan Zahra

"Kalian berdua ini ya"
"Harus janji untuk lebih sering-sering kesini"
"Pokoknya harus" pinta Mamah pada Radi

Radi dan Zahra, mengangguk senyum,

"Radi mungkin belum bisa janji mah, karena Radi juga Ndak bisa meninggalkan Caffe begitu saja dirumah"
"Tapi--

Radi mengalihkan pandangannya ke arah Zahira, putrinya,
"Ada Zahira"

Zahira yang terkejut karena tiba2 sang ayah menyebut dirinya,
"Yang bisa kapan saja kesini, menemui mamah" ucap Radi pada mamah

Mamah yang mendengar hal itu pun tersenyum menatap Zahira,

Seperti sebuah Dejavu, dia seperti melihat bayangan Zahra di waktu kecil dulu,

Zahra yang meninggalkan rumah ini di usia remaja nya, kini di ganti dengan Zahira yang kembali datang di rumah ini dengan usia yang sama, yaitu remaja

Mamah berjalan ke arah Zahira,

Zahira tersenyum dan mencium tangan cucunya,

Mamah pun tersenyum,
"Zahira, ngga lupa kan sama oma?" Tanya mamah pada Zahira

Zahira pun tersenyum,
Ia memeluk sang nenek,

Sebenarnya Zahira juga menyimpan rasa rindu kepada sang nenek,

Meski ia sudah pernah bertemu sebelumnya, namun mereka berdua kembali berpisah di saat Rendi masih berusi 1 Minggu dan bertemu lagi di sekolah Zahira waktu itu, lalu berpisah lagi, setelah itu ia tidak lagi bertemu dengan sang nenek

Nampak jelas suara tangisan dari Zahira, sang nenek mencoba menenangkan Zahira sembari mengusap-usap rambut Zahira lembut

Cup!
Mamah mencium rambut sang cucu,

Suamiku Adalah Adik KelaskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang