SEASON 9 (148) ❤️

168 22 1
                                    

..

Setelah mengisi bensin,
Mereka berdua kembali menaiki motor untuk menuju ke Caffe

Di perjalanan,
Tama menanyakan kepada Zahira tentang siapa wanita yang tengah berbicara dengan Zahira tadi, wanita yang keluar dari mobil mewah, tak lain dan tak bukan wanita tersebut adalah Ais

"Zahira"

"Iya kak?"

"Kakak yang tadi-- itu siapa nya kamu? Kok kenal kamu" tanya Tama pada Zahira

"Oh, itu Tante aku"
"Namanya Tante Ais"
"Tanteku dari keluarga bunda" balas Zahira pada Tama

Tama mengangguk mengerti,
"Ah, b'begitu ya"

"Iya, gitu"
"Memangnya-- kenapa kak?" Tanya Tama pada Zahira mengenai pertanyaan Tama barusan

Tama menggeleng cepat,
"Eng'engga"
"Ngga apa-apa"

Zahira mengangguk,
"Oh"

"Maaf, em, Apa-- keluarga dari Bu Zahra juga seperti itu? Maksud aku-- suka berpergian dengan mobil mewah seperti tadi dan juga-- apa Bu Zahra-- dari keluarga yang mampu?" Tanya Tama pada Zahira

Zahira yang mendengar hal itu seperti berpikir,
"Kalo itu sih ngga tau juga ya kak, pakai mobil atau engga nya, aku juga ngga tau, mungkin iya, mungkin engga"
"Tapi yang pasti-- aku besar bukan di keluarga bunda"
"Justru keluarga dari ayah yang sering datang ke rumah, untuk merawat ku dari kecil, keluarga bunda justru malah jarang datang, itu kata bunda yang aku ingat" jelas Zahira pada Tama

Tama mengangguk mengerti,
"Apa di kehidupan di masa depan, Zahira pengen punya kehidupan yang wah?"

Zahira kembali berpikir,
"Em, lebih tepatnya sih, aku lebih suka yang sederhana aja"
"Seperti ayah sama bunda"

Tama sedikit tersenyum,
Zahira memeluk Tama erat ia juga tersenyum

°°

Ketika sampai di Caffe,
Tama pun turun dari motornya dan bergegas menuju ke bar Caffe

"Tama" panggil Radi pada Tama,

Merasa namanya di panggil, Tama pun mengalihkan pandangannya ke sumber suara tersebut ternyata adalah Radi
"Eh, i'iya pak?" Balas Tama, setelah menoleh ke arah Radi

Ia langsung bergegas menuju ke arah Radi yang juga tengah berjalan ke arahnya

"Apa dompet kamu hilang?" Tanya Radi pada Tama

Tama mengangguk girang,
"Eh, i'iya pak!"
"Tapi kok-- pak Radi tau dompet saya hilang? Pak Radi-- tau dari mana?" Tanya Tama pada Radi

Radi langsung memperlihatkan dompet yang ia temukan tadi pada Tama,
"Nih"
"Ini dompet kamu kan?" Tanya Radi pada Tama

Seketika, raut wajah Tama menjadi sangat ceria ketika dompet nya sudah di temukan,
"Allhamdulilah!!"
"Terimakasih pak!"
"Ini benar dompet saya" ucap Tama kegirangan

Melihat reaksi Tama, Radi sedikit tersenyum,
"Terimakasih nya sama Allah aja"
"Saya hanya perantara" balas Radi pada Tama

Tama mengangguk, lalu menerima dompet tersebut dan langsung memasukkan dompet tersebut ke saku celananya,

Radi mengerutkan keningnya, ia berpikir kenapa Tama tidak mengeceknya terlebih dahulu,

"Kok langsung kamu masukin ke celana kamu?"
"Ndak di cek dulu kalo ada yang hilang?" Tanya Radi pada Tama

Tama tersenyum,
"Kan bapak yang nemuin dompet saya tadi, jadi-- ngga mungkin kan kalo pak Radi ambil uang dari dompet saya, uang itu saja ngga lebih dari 50 ribu" balas Tama pada Radi

Suamiku Adalah Adik KelaskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang