BAB 45 || PENEMUAN BARU

13 5 0
                                    

Aku baru saja kembali dari kantin bersama ketiga sahabatku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku baru saja kembali dari kantin bersama ketiga sahabatku. Melihat bangku di depan kelas tidak diduduki siapapun, kami berhenti dan memutuskan untuk duduk di sana sebelum masuk ke dalam kelas.

"Di sini aja dulu. Kalo bel udah bunyi, baru kita masuk kelas," kata Agatha yang duduk lebih dulu di bagian pinggir.

Bangku yang tidak begitu lebar itu hanya mampu memuat tiga orang sehingga aku memilih mengalah dengan tetap berdiri.

"Coba Lo ambil kursi bawa ke luar, Ra. Gak capek apa berdiri terus," kata Deva memberi saran.

Awalnya aku tidak keberatan jika harus berdiri sambil bersandar di dinding. Tapi lama-kelamaan kakiku mulai kelelahan bahkan kesemutan.

"Kalian masih mau di sini? Gue mau masuk, gak pa-pa, kan?" tanyaku sekaligus berpamitan.

"Lo udah mau masuk? Ya udah deh gak pa-pa. Biar kita di sini dulu," kata Deva.

Aku pun berlalu masuk. Di dalam kelas tidak begitu banyak orang. Barisan meja anak cowok bahkan masih kosong. Orang yang aku temui salah satunya adalah Citra yang entah sedang mengerjakan apa di laptopnya.

Sudah sejak kemarin aku memperhatikan sekretaris IPA 3 tersebut sibuk dengan benda persegi itu. Tapi, baru sekarang aku begitu penasaran untuk tahu apa yang tengah cewek itu kerjakan. Aku pun berjalan lalu berhenti di samping meja Citra. "Lo lagi ngerjain apa, Cit?" tanyaku.

Citra mendongak dan nampak terkejut melihat kehadiranku. "Eh, Dara. Lo sejak tadi berdiri di situ?" Bukannya menjawab pertanyaanku, ia justru menanyakan hal lain.

"Segitu fokusnya sampai gak nyadar sama kehadiran gue," kataku.

Citra terkekeh. "Maaf yah, gue beneran gak nyadar. Ada apa? Perlu sesuatu?" tanyanya.

Aku pun mengulang pertanyaan yang mungkin tidak didengar oleh Citra. "Lo lagi ngerjain apa? Gue perhatiin sejak kemarin kayak serius banget."

"Oh ini. Gue lagi ngetik," jawabnya.

"Ngetik apa? Emangnya kita ada tugas makalah, yah?" tanyaku sambil mengingat-ingat tugas yang mungkin saja sempat aku lupakan.

Citra buru-buru menggeleng. "Bukan tugas sekolah kok," katanya.

Aku menghela napas lega setelah tadi dibuat panik. "Terus Lo ngetik apa?"

Melihatku berdiri sejak tadi, Citra kemudian berpindah ke kursi milik Anna lalu memintaku duduk di kursi yang sebelumnya ia tempati.

"Gue tuh lagi ngetik cerita," katanya. "Jadi, gue lagi belajar untuk buat naskah novel." Citra kemudian menunjukkan potongan cerita yang sempat ia ketik tadi.

"Lo mau nerbitin buku?" tanyaku antusias.

Citra lagi-lagi menggeleng yang kali ini dibarengi tawa. "Bukan. Gue aja baru belajar buat cerita. Dan sekarang ini lagi nyoba peruntungan nulis di aplikasi."

RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang