Hari ini aku kesiangan. Jika biasanya jam setengah tujuh pagi aku sudah tiba di sekolah, hari ini di pukul enam lewat empat puluh lima menit, aku baru meninggalkan rumah.Tidurku sangat nyenyak karena begitu mengantuk setelah begadang mengerjakan tugas. Bahkan alarm yang sengaja aku atur untuk berbunyi di jam lima subuh sama sekali tidak terdengar. Jika saja bukan mama yang membangunkanku dengan cara mengetuk pintu beberapa kali, mungkin saat ini aku masih membungkus diri di dalam selimut.
Lima menit kemudian, tepatnya pukul enam lewat lima puluh menit aku berhasil tiba di sekolah dengan kondisi parkiran yang sudah cukup ramai. Beberapa posisi yang bagus untuk memarkir kendaraan sudah terisi, termasuk tempat di mana aku sering menyimpan motor.
Dengan begitu, aku terpaksa harus mencari tempat parkir lain. Untung saja masih ada beberapa tempat yang cukup terlindung dari sinar matahari langsung.
Seperti biasa sebelum masuk, terlebih dahulu aku melepaskan jaket lalu menyimpannya di dalam bagasi. Aku memang jarang memakai jaket masuk ke dalam kelas, kecuali jika musim hujan. Aku menggunakan jaket untuk membantu menghalau udara dingin.
Karena hari sudah cukup siang, sudah banyak orang yang berdatangan. Untuk itu aku tidak berlama-lama di parkiran. Kali ini aku tidak berjalan menuju pintu masuk, melainkan berbelok ke arah kiri dan mengambil jalan belakang.
Jalanan setapak yang tengah aku lalui ini mengarah langsung ke kantin. Jalanan yang biasanya digunakan para penjual di kantin untuk sampai ke lapak mereka. Sehingga mereka tidak perlu masuk melalui pekarangan sekolah.
Setelah tiba di kantin, barulah aku melanjutkan perjalanan menyusuri koridor kelas sebelas IPS untuk sampai di tangga menuju lantai dua.
Jika beberapa kelas yang aku lewati sudah ramai, kondisi berbeda terjadi di kelasku. Di luar benar-benar sepi tanpa adanya satu orang pun yang berkeliaran dengan posisi pintu tertutup.
Kepanikan langsung menghampiriku. Biasanya pintu tidak pernah tertutup saat aku datang, kecuali jika pelajaran sudah dimulai. Padahal masih jam tujuh kurang beberapa menit. Apa mungkin pelajaran pertama dimulai sepagi ini?
Tidak mau terus-menerus menebak, aku memilih memastikannya sendiri dengan mengintip dibalik celah pintu yang tidak tertutup rapat.
Di dalam sudah banyak teman satu kelasku yang datang. Mereka terlihat sibuk menulis entah sedang mengerjakan apa. Yang kemudian membenarkan dugaanku bahwa pintunya memang sengaja ditutup dari dalam.
Aku masih mengintip untuk melihat sisi lain di bagian meja guru. Sampai tidak menyadari kedatangan seseorang di belakangku.
"Ngapain Lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)
Teen FictionJudul awal "Just Friend" Peran sebagai pengagum rahasia sudah Adara Ulani jalani selama dua tahun. Selama itu Dara merasa sudah cukup hanya dengan memperhatikan sosok Adhyastha Prasaja secara diam-diam. Suatu hari, ketika tersebar kabar bahwa Astha...