BAB 100 || KEBERSAMAAN TERAKHIR

89 8 0
                                    

Seperti tidak cukup dengan acara perpisahan yang diselenggarakan pihak sekolah, teman satu kelasku kembali merencanakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan kelulusan kami di rumah Ibu Jenny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti tidak cukup dengan acara perpisahan yang diselenggarakan pihak sekolah, teman satu kelasku kembali merencanakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan kelulusan kami di rumah Ibu Jenny.

Pesta tersebut diadakan hari ini, yakni tepat dua hari setelah acara perpisahan di sekolah. Kemungkinan besar saat ini orang-orang sudah berkumpul di rumah Ibu Jenny, kecuali aku yang memilih untuk tidak ikut berpartisipasi.

Seharusnya sore ini aku masih asyik mengarungi alam mimpi jika saja Agatha tidak tiba-tiba datang dan mengatakan sengaja untuk menjemput.

"Lo itu jangan kebanyakan tidur, nanti jadi kayak panda. Badan gempal sama bawa mata item. Mumpung kita lagi ngadain pesta, masa Lo gak ikut dan cuma ngurung diri kayak rapunzel yang gak keluar-keluar." Itulah yang dikatakan Agatha sebagai kalimat ajakan agar aku mau ikut ke rumah Ibu Jenny.

Setelah ujian berakhir dan mendapatkan  banyak jatah istirahat, aku memang lebih sering menghabiskan waktu untuk tidur dan makan. Mungkin itulah sebabnya berat badanku menjadi cepat bertambah hanya dalam waktu singkat.

Saat Agatha datang, aku bahkan belum mandi sejak pagi. Dan cewek itu mengatakan tidak keberatan menunggu beberapa menit asal aku memenuhi permintaannya untuk ikut ke rumah Ibu Jenny.

"Gue udah chat Deva. Katanya kalo Lo nolak buat ikut pesta, dia bakal datang ke sini sama Ibu Jenny," ujar Agatha saat aku baru saja masuk ke kamar usai mandi.

Saat aku tinggal untuk mandi, Agatha mengatakan ingin tidur sebentar. Tapi, saat aku kembali bukannya tidur, cewek itu justru sedang mencomot beberapa stok camilanku tanpa meminta izin terlebih dahulu.

"Gak sekalian semua anak-anak Lo suruh jemput ke sini?" ujarku sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk. "Lagian gue udah setuju buat ikut. Itulah gunanya gue mandi, ingat?"

Agatha membagikan cengiran. "Gue cuma antisipasi siapa tau Lo berubah pikiran," katanya.

Setelah menghabiskan satu bungkus snack milikku, Agatha beranjak keluar kamar untuk mengambil minuman di dapur. Saat itulah aku mulai menggunakan skincare.

"Lo gak datang karna gak mau ketemu sama Astha, kan?" tanya Agatha. Dari ekor mata aku melihat cewek itu memilih untuk tetap berdiri di depan pintu sambil bersandar di sana.

Tanganku yang tadi sedang memutar penutup botol toner berhenti bergerak. Karena aku masih diam, Agatha kembali bicara. "Lo kecewa sama perasaan Lo yang gak terbalas, sampai harus ngehindarin Astha, iya kan?"

"Kenapa Lo bisa nyimpulin kayak gitu?" Aku membalikkan badan menghadap Agatha sepenuhnya.

Kali ini Agatha berjalan masuk dan kembali duduk di atas kasur. "Gue cuma bisa nyimpulin sesuatu dari apa yang gue liat, Ra. Kemarin, pas di acara perpisahan Lo keliatan jelas banget sengaja ngehindarin Astha. Disaat gue dan yang lain nyamperin Astha buat ngasih ucapan selamat atas pencapaian nilai ujian dia yang tinggi, Lo justru pura-pura menyibukkan diri dengan anak kelas lain," ungkapnya.

RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang