BAB 83 || DISAMBUT OMELAN

15 2 0
                                    

Karena ada beberapa kendala, kami baru meninggalkan area camping di jam sepuluh pagi dan aku pun tiba di rumah di jam satu siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karena ada beberapa kendala, kami baru meninggalkan area camping di jam sepuluh pagi dan aku pun tiba di rumah di jam satu siang. Memang lebih lambat satu jam dibandingkan saat berangkat tiga hari lalu. Hal itu dikarenakan di perjalanan tadi Agatha mengeluh lapar dan memaksa kami untuk mencari makanan. Karena tidak ingin cewek itu terus merengek akhirnya kami pun mampir di salah satu warung untuk mengisi perut seraya makan siang.

Jika saat ingin berangkat kami berkumpul di sekolah, ketika kembali mobil Adnan mengantar kami pulang ke rumah masing-masing. Mulai dari yang terdekat yaitu Agatha dan Riana. Lalu Deva dan Kiki. Setelah itu mobil melaju menuju rumahku, rumah Melia dan juga Mira.

Saat mobil berhenti di depan rumah, aku turun diikuti Adnan untuk membantu mengeluarkan tasku dari bagasi.

Di perjalanan tadi Adnan memang sempat bertukar posisi dengan Indira. Di mana Indira akan pulang bersama Astha dan Adnan akan pulang menggunakan mobilnya.

"Mau sekalian gue bawain masuk ke dalam, Ra?" tanya Adnan.

"Gak perlu, Nan. Letakin aja di depan situ. Biar gue yang bawa masuk," kataku.

Adnan meletakkan tas ransel berisi pakaian itu di depan pagar lalu kembali naik ke dalam mobil. Terakhir ia akan mengantarkan Melia dan Mira pulang.

"Oke deh, kalo gitu kita langsung pulang yah, Ra," pamit Adnan.

"Kita pulang dulu yah Ra, bye." Melia dan Mira melambaikan tangan dari dalam mobil.

"Hati-hati di jalan yah dan makasih juga udah nganter gue pulang." Kalimat itu aku tujukan kepada Adnan.

"Sama-sama, Ra. Oh iya kaki Lo jangan lupa diobatin. Bye," kata Adnan untuk terakhir kali sebelum mobil itu melaju meninggalkan rumahku.

Setelah mobil berwarna hitam milik Adnan tidak lagi terlihat di depan mata, aku berbalik untuk masuk ke rumah. Satu tanganku memegang sepatu yang sejak tadi memang sudah aku lepas, satunya lagi menarik tas ransel hingga masuk ke halaman karena sudah tidak memiliki tenaga untuk menyampirkannya di punggung.

Saat hendak menaiki tangga aku berhenti ketika menemukan keberadaan motor Arvin yang terparkir di samping motorku.

"Arvin di rumah?" rancauku.

Setelah melempar sepatu ke teras, aku kembali berjalan menaiki undukan tangga secara perlahan. "Assalamu'alaikum." Tidak lupa aku mengucap salam.

Aku tidak langsung masuk ke dalam rumah melainkan memilih duduk di kursi yang tersedia di teras. Tak lama kemudian terdengar balasan dari dalam yang berasal dari Arvin.

"Wa'alaikumsalam." Arvin berdiri di depan pintu sambil bersidekap. "Inget pulang juga Lo rupanya."

"Ya inget, lah. Gue cuma pergi camping, bukan merantau sampai gak pulang bertahun-tahun." Aku sudah seperti seorang istri yang dimarahi suami karena pergi kelayapan.

RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang