BAB 10 || PESAN MASUK

1.4K 80 2
                                    

Jika biasanya bel istirahat membuatku bersorak senang, kali ini aku justru mengeluh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jika biasanya bel istirahat membuatku bersorak senang, kali ini aku justru mengeluh. Masalahnya karena tugas penelitian kelompok kami belum selesai.

"Baiklah anak-anak, bel istirahat sudah berbunyi. Hentikan dulu pekerjaan kalian. "Ibu Jenny bicara dari depan. "Bagi kelompok yang sudah selesai melakukan penelitian dan menjawab semua soal, silakan langsung bersihkan semua peralatan prakteknya dan simpan kembali ke tempat semula. Bagi kelompok yang belum silakan lanjut, tapi sebelum bel masuk berbunyi, laboratorium ini harus kosong, paham?"

"Paham, Bu."

"Jangan lupa pesan ibu tadi. Tugas praktikum itu kalian susun dalam bentuk makalah dan kumpulkan sebelum pertemuan minggu depan."

Kelompokku kembali berkutat dengan tiga tabung kaca untuk lanjut melakukan penelitian seperti arahan Ibu Jenny. Untung saja dua soal terakhir bisa terjawab dengan mudah.

Setelah memastikan semua soal telah terjawab, kami pun mulai berbenah dengan membagi tugas. Astha dan Ghio yang merapikan meja, lalu peralatan prakteknya dibawa oleh Anna dan Vina untuk dicuci di wastafel. Sementara aku merapikan lembar laporan agar tidak tercecer.

"Ini hati ayamnya sayang banget kalo harus dibuang. Pasti kalo digoreng enak," kata Anna saat membuka wadah plastik berisi hati ayam yang digunakan untuk praktek tadi.

Hati ayamnya memang masih tersisa banyak karena yang Astha gunakan tidak sampai seperdua bagian.

"Lo bawa pulang aja kalo gitu, daripada kebuang," kataku.

"Emang masih boleh dimakan? Kan, bekas praktek," tanya Anna.

"Jelas gak boleh lah. Nanti lo keracunan pas makan itu." Ghio tiba-tiba datang menyeletuk.

Aku menggelengkan kepala mendengar keusilan Ghio yang mencoba membohongi Anna. Ditambah Anna percaya begitu saja dengan ucapan cowok itu.

"Gak bakal keracunan. Jangan mau dibohongi sama Ghio." Aku menyerahkan wadah plastik itu kepada Anna yang diterimanya dengan mata berbinar.

Saat Anna dan Ghio mulai berdebat hanya karena memperebutkan hati ayam, aku memilih keluar lebih dulu dari laboratorium. Awalnya aku bersama Vina, tapi cewek itu pamit ke toilet karena ingin buang air. Alhasil aku terpaksa kembali ke kelas seorang diri.

"Dara."

Aku berhenti melangkah saat mendengar suara yang memanggil namaku. Saat menoleh aku mendapati sosok Astha berjalan ke arahku. Karena ragu yang memanggil adalah cowok itu, aku pun bertanya. "Lo ... manggil gue?"

Tanpa menjawab, Astha langsung menyodorkan beberapa lembar kertas yang merupakan hasil laporan penelitian kami. "Bisa lo kerjain ini dan buatkan makalah? Gue ada pertemuan organisasi di aula."

Aku meraih kertas-kertas itu dengan tangan bergetar. "Sekarang?" tanyaku.

Astha menaikkan alis sebelah kanannya. "Lo gak bisa?"

RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang