Indira Kirania:
Lo udah sampai?Adara Ulani:
Gue baru aja sampai.Indira Kirania:
Bagus, gue otw sekarang.Adara Ulani:
HmmAku langsung menutup room chat-ku bersama Indira sebelum memasukkan handphone ke dalam tas.
Entah apa yang merasuki pikiranku sehingga setuju mengikuti rencana Indira. Padahal sebelumnya aku sudah mati-matian menolak.
Aku memandang Coffe Lover sebagai tempat janjianku dengan Indira lamat-lamat sebelum melangkahkan kaki menuju Teran dan berjalan masuk melewati pintu.
Entah harus bersyukur atau khawatir saat mendapati kondisi kafe itu sepi. Rasanya aku tidak mampu mengekspresikan bagaimana perasaanku sekarang ini.
Segala sesuatu sudah diatur dengan baik, termasuk posisi meja di mana aku harus duduk. Indira memintaku untuk mencari meja yang mudah ditemukan. Itulah sebabnya aku menarik kursi yang paling dekat dengan pintu masuk dengan posisi menghadap ke depan.
Seorang pelayan datang menghampiri saat aku baru saja menemukan posisi duduk ternyaman. "Selamat siang, silakan ini buku menunya."
Aku mendongak melihat pelayan itu. Tanpa perlu membuka buku menu, aku langsung menyebutkan apa yang aku inginkan. "Smoothies strawberry aja, Kak. Sama roti bakar, yah."
"Ada lagi?" tanya pelayanan wanita tersebut.
"Itu aja dulu, Kak," kataku.
"Baik. Ditunggu, yah." Pelayan tadi hendak pergi, tapi aku kembali menahannya.
Aku menoleh ke kanan dan kiri mencari keberadaan seseorang. "Maaf Kak mau tanya, Kak Arya masuk kerja gak hari ini?"
Pelayan itu terlihat bingung, tapi ia tetap menjawab pertanyaanku. "Arya? Shift dia sudah habis satu jam yang lalu. Mungkin sekarang sudah pulang."
"Oh, gitu. Makasih, Kak," kataku. Kemudian pelayan itu pun berlalu pergi.
Satu helaan napas lega lolos dari mulutku.
Setidaknya ketidakhadiran Arya membuatku sedikit lebih tenang sehingga bisa leluasa bergerak tanpa khawatir akan terlihat olehnya. Sebab jika cowok itu ada lalu melihatku seorang diri tanpa adanya Deva, Agatha, dan Melia pasti akan banyak lagi pertanyaan yang ia ajukan.Satu alasan mengapa ketika aku datang ke Coffe Lover selalu mencari meja di sudut atau setidaknya jauh dari pintu masuk adalah karena kepalaku begitu sulit dicegah mendongak saat mendengar lonceng berbunyi disusul pintu terbuka.
Seperti yang terjadi sekarang, lagi-lagi aku mendongak sambil bersikap was-was. Merasa takut yang datang adalah Indira. Namun, bahuku langsung terkulai lemas saat melihat dua orang cowok yang tidak kukenali memasuki kafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)
Teen FictionJudul awal "Just Friend" Peran sebagai pengagum rahasia sudah Adara Ulani jalani selama dua tahun. Selama itu Dara merasa sudah cukup hanya dengan memperhatikan sosok Adhyastha Prasaja secara diam-diam. Suatu hari, ketika tersebar kabar bahwa Astha...