Penampilan akustik dari kelas IPA 3 baru saja selesai. Saat ini aku, Agatha, Mira, Riana, dan Dafa berjalan untuk kembali ke kelas. Sementara Caca sebagai perwakilan untuk lomba menyanyi solo masih menunggu waktu tampil ditemani Anggi dan Anna."Tolong sembunyiin gue dari orang-orang. Sumpah, gue malu banget tadi pas tiba-tiba serek." Riana tak henti-hentinya merengek karena saat menyanyi tadi tiba-tiba suaranya serak.
"Suara gue juga ada yang fals tadi di awal-awal." Mira juga ikut-ikutan.
"Gak pa-pa. Meskipun ada yang fals atau suara kalian serak, tapi masih bisa diterima pendengaran kok." Agatha mencoba menenangkan mereka yang masih saja menyalahkan diri sendiri.
"Tapi, gue yakin nilai kelas kita jadi dikurangin. Makin jauh deh dapat kesempatan buat juara." Riana kembali merasa pesimis.
"Gue sampai lupa kalo tadi udah lomba, bukan latihan lagi." Mira kembali menambahkan.
"Gak usah mikirin soal juara. Kalian mau tampil di depan banyak orang aja udah termasuk bagus. Yang terpenting itu kepercayaan diri," kataku mencoba memberikan semangat.
"Untung gue main gitarnya bagus, jadi bisa nutupin kesalahan kalian berdua," kata Dafa yang langsung mendapat pukulan dari Agatha.
"Gak usah sok kecakepan, Lo," katanya.
"Gue gak sok kecakepan. Tapi, emang permainan gitar gue keren. Lo juga pasti kagum kan sama gue," ujar Dafa dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
Agatha bergidik. "Lo ini bener-bener contoh manusia yang gak tau malu, yah. Muji diri sendiri."
Akibat perdebatan Dafa dan Agatha, orang-orang yang kami lewati sampai memperhatikan mereka.
"Ini contoh pacar yang habis putus berubah jadi musuh, rusuh mulu," celetuk Mira sambil cekikikan.
"Atau mantan yang gagal move on." Riana memperkeruh.
"Heh, gak usah ngada-ngada kalian berdua." Ketika Agatha sibuk menapik ejekan Mira dan Riana, aku yang merasakan handphone bergetar di saku rok berhenti untuk melihat siapa yang menelepon.
"Halo, Nan. Kenapa?"
"Akustik udah, sisa lagu solo masih nunggu giliran."
"Kapan? Sekarang?"
"Oke, oke gue sampein sama Dafa. Gue lagi sama dia kok ini. Udah di jalan mau balik ke kelas."
"Sama-sama."
Adnan mematikan sambungan telepon lebih dulu. Setelah menyimpan handphone kembali ke saku rok, aku berlari kecil mengejar Agatha, Mira, Riana, dan Dafa yang sudah berjalan cukup jauh di depan.
"Gaes." Panggilanku membuat keempatnya berhenti.
"Lah, Lo dari mana? Kenapa lari-lari kayak gini?" tanya Agatha heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)
Fiksi RemajaJudul awal "Just Friend" Peran sebagai pengagum rahasia sudah Adara Ulani jalani selama dua tahun. Selama itu Dara merasa sudah cukup hanya dengan memperhatikan sosok Adhyastha Prasaja secara diam-diam. Suatu hari, ketika tersebar kabar bahwa Astha...