BAB 62 || LIBUR TAMBAHAN

13 3 0
                                    

Libur sekolah di kalender hanya satu hari, yakni pada tanggal tujuh belas Agustus sebagai peringatan hari kemerdekaan republik Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Libur sekolah di kalender hanya satu hari, yakni pada tanggal tujuh belas Agustus sebagai peringatan hari kemerdekaan republik Indonesia. Tapi, Harapan Bangsa menambahkannya menjadi tiga hari dengan mengosongkan pelajaran di tanggal delapan belas dan sembilan belas untuk melaksanakan berbagai lomba yang sudah ditentukan sebelumnya.

Tanggal tujuh belas kemarin dikhususkan untuk upacara kenaikan bendera yang berjalan dengan sangat meriah, serta persembahan parade dari setiap organisasi ekstrakurikuler yang begitu memukau. Untuk pengadaan lombanya sendiri baru akan dimulai tanggal delapan belas hari ini.

Jam setengah delapan pagi tadi, kepala SMA Harapan Bangsa sudah memberikan sambutan sekaligus meresmikan acara perlombaan yang akan berlangsung dua hari ke depan. Sementara semua lomba baru dimulai di jam delapan pagi. Baik lomba di bidang olahraga, bidang kesenian, maupun bidang akademik.

Untuk jadwal tanding olahraga dan jadwal tampil kesenian kelas IPA 3 sendiri sudah dipegang oleh Adnan selaku ketua kelas. Seperti biasa cowok itu selalu bertanggung jawab untuk mengatur setiap kegiatan yang akan kelas kami ikuti.

"Perhatian untuk kalian yang namanya sudah terdaftar ikut cerdas cermat, harap bersiap, yah. Sebentar lagi lombanya bakal dimulai." Informasi itu disampaikan oleh Adnan.

"Duh, gue jadi deg-degan banget, nih," ujar Agatha.

"Gimana ceritanya Lo deg-degan sedangkan yang ikut lomba itu Deva," kataku heran.

"Lo gak tau?" tanya Agatha. "Gue sama Deva itu udah sehati. Jadi, apapun yang dia rasain, pasti juga gue rasain. Termasuk apakah dia lagi seneng atau gelisah kayak gini karna mau ikut lomba," jelasnya.

"Tapi, Deva keliatan tenang-tenang aja tuh. Malah Lo yang rusuh banget dari tadi," balasku.

"Deva itu lagi jaga image. Padahal diam-diam dia lagi senam jantung," ujar Agatha tak mau kalah.

"Kalo kalian udah selesai berdebat, tolong bantu rapiin pakaian gue." Deva berdiri di hadapanku sambil merapikan baju bagian depannya.

Untuk peserta cerdas cermat memang diwajibkan untuk menggunakan seragam putih abu-abu lengkap. Sedangkan yang lain dibebaskan untuk menggunakan pakaian olahraga.

"Lombanya di ruangan mana, Dev?" tanyaku setelah selesai membantu cewek itu merapikan pakaiannya.

"Lantai satu, di kelas sebelas IPA. Tapi, gue belum tau ruangan pelajaran biologi di mana. Kalian berdua mau ikut?" tanya Deva.

"Emangnya boleh ada orang yang datang nontongin peserta pas lomba?" tanya Agatha.

"Kayaknya boleh, tapi ngintip aja di jendela, haha." Deva tertawa. Rupanya cewek itu baru saja mengerjai kami.

"Gue pikir beneran boleh. Baru aja gue mau ikut," kata Agatha.

"Gimana mau konsentrasi kerjain soal kalo ada orang yang nonton, apalagi Lo berisik banget," kataku pada Agatha.

RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang