Sesuai prediksi, waktu tempuh yang kami perlukan untuk sampai di lokasi camping adalah dua jam. Setelah meninggalkan sekolah di pukul setengah sembilan, kami berhasil tiba di gerbang masuk lokasi camping pukul setengah sebelas siang.Setelah motor anak cowok, mobil yang aku dan anak cewek lainnya tumpangi ikut berhenti di depan gerbang.
Satu persatu diantara kami turun dari mobil sambil merenggangkan otot badan yang kaku sebab terlalu lama duduk.
"Akhirnya sampai juga," seru Mira.
"Punggung gue sakit banget," sahut Kiki selanjutnya.
"Maklum udah tua, punggung jadi gampang sakit," celetuk Ghio dengan nada mengejeknya.
Hafiz, Gading, Ihsan, dan Ghio langsung menurunkan semua barang dari mobil. Berganti tugas dengan Adnan, Dafa, dan Astha yang tadi menaikkan barang-barang tersebut sebelum berangkat tadi.
Setelah semua barang di mobil diturunkan tanpa menyisakan satu pun, Adnan menghampiri sepupunya sebagai sopir mobil yang kami tumpangi. "Terima kasih, Bang. Hari Rabu nanti jangan lupa jemput jam sembilan pagi, yah."
"Iya, kalian semua hati-hati pas sudah sampai di gunung. Tetap ikuti intruksi dan petunjuk, yah. Abang pulang dulu," pamit sepupu Adnan tersebut lalu masuk ke mobil dan membawa mobil itu pergi dengan kecepatan sedang.
"Ini kita langsung lanjutin perjalanan atau mau istirahat dulu sebentar?" tanya Adnan saat kembali bergabung dengan kami.
"Istirahat sebentar, Nan. Kita minum sama makan dulu di sini buat nambah tenaga sebelum naik gunung," kata Riana.
Karena semua orang merasa lelah, akhirnya kami setuju untuk istirahat sejenak dan akan melanjutkan perjalanan di pukul sebelas nanti. Kami harus mengisi tenaga terlebih dahulu sebelum berjalan menaiki gunung Yanga kan memakan waktu sekitar tiga puluh menit.
"Kita bawa motor ke tempat penitipan dulu, yuk," ajak Adnan. Dafa, Ihsan, dan Gading mengikut dan membawa motor mereka ke tempat penitipan yang letaknya persis di sebelah gerbang masuk lokasi camping.
Saat anak-anak cowoknya kembali usai menyimpan motor di tempat penitipan, kami juga mulai bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Kami sudah mengambil tas ransel masing-masing, begitu juga dengan perlengkapan camping yang sudah dibagi rata.
"Sebelum masuk, ada baiknya kita berdoa lebih dulu. Agar segala kegiatan kita dilancarkan tanpa hambatan dan keselamatan kita terjaga," kata Adnan. "Berdoa sesuai kepercayaan masing-masing, mulai."
Kami semua menundukkan kepala. Berdoa di dalam hati dengan khusyuk dan bersungguh-sungguh.
"Selesai."
"Silakan mulai jalan. Santai aja gak perlu buru-buru. Dan Ingat, jangan ada yang berpisah. Tetap ikut rombongan," pesan Adnan.
Satu persatu dari kami mulai berjalan dengan membawa beberapa barang di tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)
Teen FictionJudul awal "Just Friend" Peran sebagai pengagum rahasia sudah Adara Ulani jalani selama dua tahun. Selama itu Dara merasa sudah cukup hanya dengan memperhatikan sosok Adhyastha Prasaja secara diam-diam. Suatu hari, ketika tersebar kabar bahwa Astha...