Beberapa Minggu menjelang hari peringatan kemerdekaan negara Indonesia, para anggota OSIS mulai sibuk mempersiapkan kegiatan yang akan Harapan Bangsa adakan pada tanggal tujuh belas Agustus nanti. Salah satu siswi yang sibuk itu adalah Deva sebagai bendahara.Sudah sejak beberapa hari ini Deva sibuk menghadiri rapat bersama anak OSIS di aula. Tidak mengenal waktu apakah itu masih jam pelajaran, istirahat, atau pulang sekolah.
Seperti sekarang ketika bel istirahat baru saja berbunyi, Deva langsung pamit untuk mengikuti rapat. Kepergian Deva membuat aku hanya makan bertiga bersama Agatha dan Melia. Itu pun aku lebih dulu menyelesaikan makan dan kembali meninggalkan keduanya karena tiba-tiba sakit perut.
Usai dari toilet, aku langsung kembali ke kelas. Di depan, tepatnya di salah satu bangku yang tersedia di koridor terlihat beberapa orang sedang berkumpul seperti Mira, Anggi, Riana, dan Anna.
Awalnya aku ingin langsung masuk ke dalam kelas, tapi sapaan Riana membuatku berhenti di depan pintu. "Sendirian aja, Ra? Bestie Lo pada ke mana?" tanya cewek itu.
"Agatha sama Melia masih makan di kantin," jawabku.
Riana mengangguk sebelum menanyakan keberadaan Deva. Tapi, sebelum aku yang menjawab, Mira lebih dulu memberitahu. "Anak OSIS kan lagi rapat. Deva pasti di sana lah. Gitu aja gak tau," ujar Mira seperti sengaja meledek Riana.
Riana mengabaikan ledekan Mira dengan membalas ucapan cewek itu. "Emang gak tau. Gue kan gak sekepo Lo, yang semua hal dicari tau."
"Biarin aja kepo, yang penting tau semua hal. Daripada Lo, ketinggalan update." Mira kembali melempar ledekan yang menjadi awal percekcokannya bersama Riana.
Tapi, tidak perlu khawatir Mira dan Riana akan berakhir dengan bertengkar. Sebab mereka sebenarnya hanya bercanda. Ledekan yang mereka lontarkan hanya candaan yang tidak ditanggapi serius oleh satu sama lain.
"Eh duduk, Ra. Gak capek berdiri terus? Kalo Riana mah biarin aja berdiri sampai kakinya jamuran." Kali ini giliran Anggi yang menyerang Riana, membuat cewek itu mendengus kesal.
"Gue berdiri aja. Gak pa-pa, kok," tolakku. Lagi pula aku berencana untuk segera masuk ke dalam kelas.
"Duduk aja." Lalu Mira menarikku setelah menyuruh Anna bergeser untuk memberiku tempat.
Meski sempat proses tapi Anna tetap bergeser sampai ke ujung bangku. Aku pun tidak jadi masuk kelas dan justru ikut terjebak dalam obrolan keempat cewek itu.
"Sesekali Lo join sama kita, jangan sama Deva, Agatha, dan Melia terus," ujar Anggi. "Kita-kita juga asik kok diajak bercanda."
"Dara tuh gak mau gabung sama orang berisik kayak Lo, Gi," celetuk Riana.
Aku buru-buru menyangkal ucapan Riana. "Enggak, bukan gitu. Gue cuma gak terbiasa aja."
Mungkin karena aku sulit menyesuaikan diri dengan orang lain, sehingga selama ini hanya memiliki Deva, Agatha, dan Melia sebagai teman untuk melakukan segala hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)
Teen FictionJudul awal "Just Friend" Peran sebagai pengagum rahasia sudah Adara Ulani jalani selama dua tahun. Selama itu Dara merasa sudah cukup hanya dengan memperhatikan sosok Adhyastha Prasaja secara diam-diam. Suatu hari, ketika tersebar kabar bahwa Astha...