BAB 61 || FOTO BERSAMA

13 2 0
                                    

Tepuk tangan meriah mengakhiri penampilan parade dari PKS sekaligus menjadi penutup segala persembahan parade dari semua organisasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tepuk tangan meriah mengakhiri penampilan parade dari PKS sekaligus menjadi penutup segala persembahan parade dari semua organisasi.

Setelah dipersilahkan, semua orang pun membubarkan diri. Ada yang langsung kembali ke kelas karena mungkin tidak tahan dengan panasnya sinar matahari, ada juga yang memilih berkeliling untuk mengajak anak-anak parade foto bersama.

Seperti yang dilakukan oleh Agatha, sejak barisan dibubarkan cewek itu langsung menarik tanganku untuk berkeliling mencari keberadaan Deva. "Ayo kita cari Deva, Ra. Pokoknya kita harus foto bareng dia."

"Kita beli minum dulu gak sih? Gue haus banget, nih." Nyaris dua jam berada di bawah sinar matahari benar-benar membuat cairan tubuhku berkurang banyak.

"Nanti aja minumnya, kita cari Deva dulu sebelum dia lepas semua atributnya. Nanti gak keren lagi pas difoto." Agatha kembali menarik tanganku untuk mengikutinya.

"Kita udah keliling dari tadi, tapi Deva gak keliatan di mana-mana." Hampir setiap sudut lapangan kami telusuri tapi Deva tidak terlihat di mana pun. "Mungkin aja dia udah balik ke kelas. Lebih baik kita juga balik."

"Nanti dulu, Ra." Agatha menahan langkahku yang ingin pergi. "Kita cek di secret Pramuka dulu, kalo tetap gak ada baru kita cari ke kelas."

Tenagaku sudah berkurang banyak dan tidak mampu jika harus berdebat dengan Agatha lagi. Untuk itulah aku mengikuti saja ke mana cewek itu akan membawaku.

Untung saja dugaan Agatha benar. Deva memang ada di secret Pramuka sedang istirahat sambil menyegarkan diri menggunakan kipas angin.

"Astaga Deva, kita cariin sampai keliling lapangan panas-panasan, ternyata Lo malah enak-enakan ngipas di sini." Saat Agatha masuk menemui Deva, aku tetap berada di luar karena tidak ingin repot-repot melepaskan sepatu.

Aku memilih menunggu di bangku yang tersedia di teras sambil mengobrol dengan beberapa anak Pramuka yang juga sedang beristirahat karena kelelahan usai tampil parade.

"Eh, yang ngerekam video tadi siapa? Ada yang foto juga, gak?"

Aku mendongak melihat kedatangan Anton yang merupakan ketua Pramuka anak-anak cowok, atau lebih dikenal dengan istilah pradana putra.

"Mana sempat kita perhatiin siapa aja yang videoin. Kan kita pada fokus," sahut seorang cowok yang duduk melantai sambil berselonjor kaki.

"Kayaknya Mira sama Anggi teman satu kelas gue sempat videoin semua penampilan parade deh, hasilnya juga lumayan jelas karna mereka berdiri di barisan depan," kataku.

"Kalo gitu tolong mintain filenya yah, Ra. Yang penting itu foto-foto. Soalnya mau didokumentasikan di mading," ujar Anton sebelum berlalu masuk ke dalam.

Tak berselang lama Agatha kembali keluar sambil menarik Deva ikut dengannya. Aku refleks berdiri karena berpikir kami akan segera pergi dari sana.

"Sumpah yah, Tha. Kalo Lo gak lepasin tangan gue sekarang, gue gak bakal ngakuin Lo sebagai sahabat gue lagi." Ancaman Deva berhasil membuat Agatha kicep.

RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang