BAB 76 || MENGAGUMI DIAM-DIAM

17 3 0
                                    

Hari kembali berganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari kembali berganti. Tanpa terasa sudah tiga hari kami berada di gunung, sekaligus menjadi hari terakhir acara camping kami. Karena sesuai dengan rencana dan jika tidak ada kendala, besok kami akan pulang.

Pagi ini kami kembali mengulang aktivitas kemarin. Yaitu ketika bangun tidur, bagi yang mendapat tugas memasak di pagi hari sudah bersiap untuk membuat sarapan.

"Pagi ini kita mau masak apa?" tanya Indira saat bergabung bersama aku dan Kiki yang lebih dulu sudah berada di dapur.

Aku memandang Kiki, begitu juga dengan cewek itu yang melihat ke arahku. Beberapa menit yang lalu pertanyaan itu sempat dilontarkannya, namun tidak mendapat jawaban karena aku pun bingung ingin membuat menu masakan apa untuk sarapan kali ini.

"Gini deh, daripada bingung kita buat nasi goreng aja pagi ini. Malam nanti bagian yang lain bikin mie, gimana?" Kiki memberi usul setelah dua menit waktu terlewat begitu saja karena keterdiaman kami.

"Bumbunya ada?" tanya Indira lagi.

Kali ini aku yang menjawab. "Gak perlu pakai bumbu khusus sih. Asal ada garam sama kecap bisa diracik, kok."

"Jadi, setuju yah kita buat nasi goreng untuk sarapan?" Kiki bertanya untuk memastikan.

Aku dan Indira mengangguk. "Berarti kita perlu masak nasinya dulu," ujar Indira.

Saat cewek itu beranjak mengambil beras, Agatha datang menghampiri kami sambil bersenandung. "Ya ampun. Teman-teman gue ini rajin banget, sih. Masih pagi-pagi buta udah stay di depan kompor. Mau masak apa, sih?"

"Nasi goreng," jawab Indira yang datang sambil membawa baskom berisi beras lalu menyodorkannya ke arah Agatha. "Dan Lo bertugas buat nyuci berasnya di sungai."

Sontak saja Agatha terkejut. "Loh, kenapa di sungai? Kemarin aja Lo cuci di sini, kan?"

"Airnya habis. Lupa diambil," jawab Indira.

"Yah." Agatha mendesah. "Tapi, ini masih pagi banget, pasti air di sungai juga dingin. Suruh anak cowoknya aja gimana? Daripada mereka bergosip di depan tenda gak ngapa-ngapain."

"Terserah Lo aja. Kalo bisa bujuk mereka buat cuci beras, silakan. "Tapi …." Indira menarik tangan Agatha untuk mengambil baskom itu. "Ini, Lo ambil dulu."

"Tapi, kalo misalnya mereka gak mau gimana?" Agatha nampak ragu.

"Berarti Lo yang harus cuci beras itu," kata Kiki sambil terkekeh.

"Oke, siapa takut. Gue pasti bisa nyuruh mereka buat cuciin beras ini." Agatha berujar percaya diri kemudian berjalan menghampiri anak-anak cowok yang sedang mengobrol di depan tenda sambil membawa baskom pemberian Indira.

"Eh, rupanya di panci masih ada sisa nasi semalam." Kiki membawa panci berisi nasi itu kemudian menunjukkannya kepada aku dan Indira.

Untung saja kondisinya belum basi. Dan setelah dipindahkan ke bakul, ternyata porsinya cukup dimakan untuk lima orang.

RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang