Di rumah dengan bangunan yang terbilang sangat sederhana, aku tinggali bersama keempat keluarga inti yaitu papa, mama, seorang adik laki-laki, serta nenek yang merupakan ibu dari mama. Sedangkan kakek sudah meninggal sejak aku duduk di bangku kelas tiga SD, di mana saat itu adikku baru berusia satu tahun.
Sebagai seorang anak pertama dan perempuan satu-satunya, aku merasa memiliki kewajiban untuk membantu mama dalam mengurus rumah. Sejak kecil aku memang terbiasa membantu mama melakukan beberapa hal seperti mencuci piring setelah makan, mencuci pakaian sendiri, serta menyapu dan mengepel rumah.
Hanya saja karena statusku masih sekolah, apalagi sejak naik ke tingkat SMA di mana terkadang ada kegiatan tambahan hingga sore hari, aku tidak bisa mengambil alih pekerjaan mama secara keseluruhan. Kecuali di hari Minggu dan tanggal merah, barulah aku yang mengerjakan semua pekerjaan mama karena tidak memiliki kegiatan lain.
Jika aku harus berangkat sekolah, untuk sarapan yang menyiapkan adalah mama. Begitu juga dengan makan siang. Sedangkan untuk makan malam, barulah aku ikut membantu mama memasak. Tapi, sekali lagi jika aku tidak memiliki banyak tugas, karena jika tugasku sedang menumpuk biasanya aku lebih banyak menghabiskan waktu di kamar, bergelut dengan buku-buku.
Sebenarnya aku tidak begitu pandai memasak. Tapi, jika hanya sekedar memasak nasi di rice cooker, menggoreng telur mata sapi, atau merebus mie instan masih bisa kulakukan.
Malam ini, aku mendengar mama sedang menggoreng sesuatu di dapur. Dari suara percikan minyaknya terdengar seperti ikan. Kebetulan aku juga melihat ada beberapa potong ikan segar di kulkas tadi sore.
Sedangkan untuk sayur, aku tidak tahu mama memasak apa. Karena sejak selesai shalat magrib, aku sudah bergelut dengan tugas sekolah di dalam kamar. Untuk itu kali ini aku tidak bisa membantu mama memasak. Tapi, untung saja mama cukup mengerti dengan tidak menggangguku.
Saat jam menunjukkan pukul delapan malam terdengar pintu kamarku diketuk dari luar, disusul suara mama memanggil. "Dara, mama sudah selesai masak, kamu bawa dan tata di meja makan, yah. Mama mau panggil papa, adik sama nenek kamu dulu," katanya.
"Iya, Ma. Sebentar Dara keluar," jawabku dari dalam kamar.
Sebelum keluar dari kamar, terlebih dahulu aku merapikan buku-buku tugasku di atas meja. Saat melangkah menuju dapur wangi masakan mama langsung tercium.
Setelah tiba di dapur, hal pertama yang aku lakukan adalah memindahkan nasi dan sayur dari panci ke wadah. Satu persatu makanan yang telah dimasak mama aku bawa ke meja makan dan menatanya di sana. Pertama ada nasi putih, sayur bening, ikan bakar dan ikan goreng, serta pelengkapnya sambal terasi.
Karena papa tidak biasa makan nasi yang sangat panas, aku harus menyiapkannya di atas piring agar nanti bisa beliau makan dalam kondisi hangat. Hal terakhir yang aku lakukan bertepatan dengan kedatangan adikku memasuki ruang makan adalah menuang air ke dalam gelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)
Teen FictionJudul awal "Just Friend" Peran sebagai pengagum rahasia sudah Adara Ulani jalani selama dua tahun. Selama itu Dara merasa sudah cukup hanya dengan memperhatikan sosok Adhyastha Prasaja secara diam-diam. Suatu hari, ketika tersebar kabar bahwa Astha...