BAB 38 || PESTA KEJUTAN

18 4 0
                                    

Peringatan ulang tahun biasanya menjadi momen yang paling ditunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Peringatan ulang tahun biasanya menjadi momen yang paling ditunggu. Bukan hanya ulang tahun diri sendiri, tapi juga orang terdekat. Baik orang tua, adik dan kakak, sahabat, ataupun guru di sekolah.

Hari ulang tahun akan terasa lebih spesial mana kala sebuah pesta kejutan diberikan. Itulah yang aku dan anak IPA 3 lainnya sedang rencanakan.

Kebetulan enam hari lagi Ibu Jenny selaku wali kelas kami akan berulang tahun, dan kami semua sepakat untuk menyiapkan sebuah pesta kejutan yang akan jatuh pada hari Sabtu nanti.

Disaat semua orang sudah pulang bahkan mungkin telah sampai di rumah masing-masing, kami justru masih tinggal di sekolah dan tengah berkumpul di dalam kelas sembari mengadakan rapat kecil-kecilan. Agenda rapat kami kali ini adalah untuk membahas rencana tentang pesta kejutan yang akan diberikan kepada Ibu Jenny nanti.

Rapat dadakan kami ini dipimpin oleh Adnan selaku ketua kelas dan Ihsan sebagai wakilnya. Mereka sudah siap di depan kelas untuk memulai rapat.

"Jadi, tujuan kita ngumpul di sini adalah untuk membahas ulang tahun Ibu Jenny." Adnan memulai. "Kalau kalian pengen cepat pulang tolong kerjasamanya buat gak main-main dan ribut."

"Sebelumnya gue udah bahas masalah ini sama Ihsan, Citra, dan Deva selaku perangkat inti kelas. Kita berempat sepakat buat ngadain sebuah pesta kejutan untuk Ibu Jenny."

"Tapi, kita pengen ini bukan hanya sekedar kejutan tiup lilin. Tapi, kita mau ngadain acara makan-makan juga," lanjut Adnan.

"Asik, makan-makan gratis lagi. Gue setuju sama usul ini. Lanjutkan." Teriakan Ghio langsung mendapat peringatan dari Adnan berupa pelototan mata yang membuat cowok itu seketika terdiam.

"Jadi, gimana sama kalian, setuju atau enggak sama rencana ini. Tapi, karna ini urusan pribadi yang gak ada sangkut pautnya sama sekolah, kita juga harus berkorban dikit untuk pake uang pribadi," jelas Adnan kemudian.

"Sebaiknya jangan kelamaan mikir supaya kita bisa lanjut buat pembagian tugas," timpal Ihsan yang sejak tadi diam di samping Adnan.

"Setuju "

"Iya, kita setuju kok."

"Lanjut aja."

"Gas lah."

Mendengar persetujuan kami, Ihsan langsung menuju papan tulis lalu menuliskan tiga kata menggunakan huruf kapital yaitu KUE, DEKORASI, dan MAKANAN, yang ditulis secara terpisah menjadi tiga bagian. Di tengah setiap kata itu ditarik sebuah garis memanjang ke bawah sebagai pembatas.

"Seperti yang ditulis sama Ihsan, kita bakal membagi diri ke dalam tiga kelompok yang masing-masing akan bertugas mengurus kue, mengatur dekorasi, dan menyiapkan konsumsi," jelas Adnan. "Setiap kelompok akan dipimpin oleh satu koordinator. Siapapun boleh mencalonkan diri jika merasa mampu dan sanggup bertanggung jawab," lanjut cowok itu.

Seorang siswi yang duduk di bangku urutan kedua di sisi kanan mengacungkan jarinya. "Gue mau tanya boleh gak?"

Adnan mengangguk sembari mempersilakan. "Silahkan, mau tanya apa? Yang lain juga kalo ada pertanyaan jangan segan-segan buat ajukan."

RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang