BAB 93 || ASING KEMBALI

18 3 0
                                    

Bel penanda istirahat sudah berbunyi, guru yang mengajar di jam kedua pun mengakhiri pertemuan kali ini sambil menitipkan tugas yang harus kami kerjakan di rumah kemudian harus dikumpulkan pada pertemuan berikutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bel penanda istirahat sudah berbunyi, guru yang mengajar di jam kedua pun mengakhiri pertemuan kali ini sambil menitipkan tugas yang harus kami kerjakan di rumah kemudian harus dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Bisa dikatakan selama satu Minggu ini hampir semua guru selalu memberikan tugas saat pelajaran berakhir untuk kami kerjakan di rumah.

"Lama-lama kepala gue bisa pecah. Kenapa sih makin deket waktu ujian, tugas juga makin numpuk. Kalo setiap hari kita harus kerjain tugas di rumah kapan bisa istirahatnya, errrr." Agatha membanting buku-bukunya di atas meja sebagai tanda bahwa ia benar-benar kesal.

"Jangan dibanting dong, nanti rusak Lo mau belajar pake buku apa," tegur Melia sambil mengumpulkan buku-buku milik Agatha agar tidak berserakan di atas meja.

"Udah, terima nasib aja. Toh, bentar lagi ujian. Habis ujian tandanya apa? Kita bakal lulus. Setelah lulus terserah Lo deh mau puas-puasin istirahat juga boleh," ujar Deva dengan tenang, berbeda dengan Agatha yang seperti cacing kepanasan.

"Huaaa rasanya gue udah capek banget sekolah." Agatha menjerit. "Kalo kayak gini gue mau nikah aja."

"Sinting," ujarku. "Mulut Lo itu gak bisa sembarangan bicara, Tha. Karna selalunya apa yang Lo bilang suka jadi kenyataan. Mau Lo nikah beneran habis lulus nanti?" tanyaku.

Agatha menoleh ke arahku. "Kalo ada yang lamar dan yang ngelamar itu modelnya kek idol Korea. Siapa itu yang sering Lo tonton videonya?"

"BTS?" tanyaku.

"Nah, personil yang paling muda namanya siapa lagi itu, lupa gue?" tanyanya lagi.

"Jeon Jungkook," kataku.

"Nah, itu. Kalo yang lamar gue modelan JJ itu …."

"JK, Tha," ralatku.

"Iya, JK. Gue mau dah nikah muda. Ikhlas lahir batin gue," lanjutnya.

"Bisa gak kalo mimpi jangan terlalu tinggi. Lagian mana mungkin Jungkook mau sama orang yang mudah menyerah kayak Lo," ujar Deva. Ia yang sudah merapikan buku-bukunya kemudian berdiri. "Daripada ngomongin hal yang aneh-aneh, mau nikah segala macam, mending kita ke kantin buat makan. Gue traktir," ajak Deva.

Mendengar kata makanan dan traktiran, Agatha yang awalnya sudah putus asa kembali bersemangat. Dalam sekejap ekspresi memelasnya berubah sangat ceria.

"Ah Deva, Lo itu emang sahabat gue yang paling pengertian. Tau aja apa yang bisa bangkitin mood gue." Agatha sudah menggandeng tangan Deva. "Tunggu apa lagi, yuk ke kantin."

Aku buru-buru merapikan bukuku dan memasukkannya ke dalam laci. Saat ingin berdiri tiba-tiba aku teringat dengan buku yang seharusnya aku kembalikan ke perpustakaan karena salah ambil.

"Eh, kalian duluan aja ke kantinnya. Gue mau balikin buku ini dulu ke perpus buat ditukar," kataku.

"Buku yang salah ambil itu?" tanya Deva.

RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang