BAB 21 || OJEK TAMPAN

1.3K 57 0
                                    

Jika kalian pernah menonton cartoon Tom & Jerry, pastilah tahu bagaimana kelakuan dua binatang yang tidak pernah akur tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jika kalian pernah menonton cartoon Tom & Jerry, pastilah tahu bagaimana kelakuan dua binatang yang tidak pernah akur tersebut. Yang setiap kali bertemu pasti bertengkar dan Jerry berakhir dikejar oleh Tom. Tapi, hal itu terbilang wajar mengingat kondrat kucing dan tikus memang tidak pernah bersahabat.

Namun, bagaimana jika dua sepupu yang justru berkelakukan persis seperti kucing dan tikus, apakah itu wajar?

Itulah yang selalu terjadi ketika aku bersama dengan Arvin. Di setiap kesempatan cowok itu akan menjahiliku. Begitu juga aku yang kadang-kadang membalas keusilannya.

Seperti yang terjadi hari ini. Tidak hanya ketika masih di rumah, Arvin kembali berulah saat kami sudah dalam perjalanan ke sekolah.

Sebelumnya, Arvin mengantar Fattan ke sekolah lebih dulu setelah itu kembali lagi untuk menjemputku. Pekerjaan yang sebenarnya memakan waktu, tapi aku tidak punya pilihan selain menerima dengan lapang dada. Alhasil kami baru berangkat ke sekolah di pukul tujuh pagi.

Tidak masalah sebenarnya jika Arvin langsung melajukan motornya ke sekolah. Tapi, siapa sangka cowok itu tiba-tiba membawaku berkeliling lebih dulu.

Waktu tempuh ke sekolah yang biasanya hanya lima menit, tiba-tiba molor menjadi lima belas menit karena Arvin melewati jalanan memutar. Jika saja aku tidak mengancam untuk mengadukannya ke mama, Arvin bahkan masih akan berkeliling lagi.

"Sumpah yah kalo gue sampai telat masuk kelas, Lo harus tanggung jawab!" rutukku ketika motor Arvin memasuki gerbang Harsa dan melaju mencari tempat parkir.

"Ya elah, masih ada waktu lima belas menit lagi ini. Lagian telat sekali gak bakal bikin Lo tinggal kelas kali," ujar Arvin santai sambil mematikan mesin motornya.

Aku pun turun dan segera melepas helm lalu menyimpannya di atas jok motor. "Tapi, gue gak mau ngukir sejarah baru dengan telat masuk kelas padahal biasanya gue selalu on time."

Arvin berdiri di sampingku sambil melepaskan helm dan juga jaketnya. "Bukannya kemarin Lo baru bikin sejarah karna bolos pelajaran kedua, yah?"

"Ih, itukan gak sengaja karna gue lagi kena masalah." Aku menolak mengakui hal itu.

"Iya bawel. Buktinya ini kita gak telat, kan? Masih banyak waktu. Gak usah ngomel mulu." Arvin berjalan lebih dulu menuju pintu masuk dengan aku yang mengikut di belakangnya.

"Gue gak ngomel. Kan gue cuma kasih tau. Biar lain kali Lo gak ngerjain gue lagi kayak tadi," kataku membela diri.

Arvin yang tadinya berjalan di depan berhenti untuk mensejajarkan langkah denganku. "Gue gak ngerjain. Gue cuma mau ngajak keliling bentar supaya otak Lo fresh sebelum nerima pelajaran hari ini."

"Nah, itu dia salahnya. Kalo mau ngajak jalan-jalan jangan disaat kita mau ke sekolah. Bagusnya kalo mau ngajak keliling itu di sore hari," kataku.

"Dih, malah ngelunjak minta ditemenin jalan-jalan." Arvin langsung mempercepat langkahnya, membuatku tertinggal di belakang.

RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang