Pernahkah kalian merasa seperti seorang publik figur yang setiap langkahnya disorot banyak orang?Contoh kecilnya ketika kalian berjalan melintasi koridor menuju kelas, namun sepanjang jalan diperhatikan banyak pasang mata.
Untuk pertama kalinya aku merasakan hal itu dalam hidup. Tidak tahu apa alasannya, tapi yang pasti hal itu membuatku risih dan tidak nyaman.
Sampai di depan kelas, aku dibuat bertanya-tanya. Apakah ada yang salah dengan penampilanku. Apakah bajuku robek, kaos kakiku panjang sebelah, atau rambutku kusut.
"Perasaan gue udah pake bedak meskipun tipis." Aku mengeluarkan handphone untuk menggunakan kameranya sebagai cermin. "Iya kok, gak kayak mayat hidup lagi."
Setelah melihat wajahku dan memastikan tidak ada yang aneh dengan pakaianku, aku yakin masalahnya bukan pada penampilanku.
"Ngapain Lo berdiri di tengah jalan kayak gini? Ngehalangin orang yang mau lewat tau gak."
Suara dari belakang membuatku terkejut. Hampir saja handphone di dalam genggamanku jatuh mengenaskan di ubin kelas andai tanganku tidak cukup kuat memegangnya.
"Bisa gak datang-datang jangan bikin kaget orang," kataku kepada sang pelaku yang tak lain adalah Agatha.
"Bisa gak jadi orang jangan mudah kagetan," ujar Agatha mengikuti nada bicaraku.
Karena sama-sama berdiri di tengah jalan, kami pun menepi ke sisi dinding kelas untuk memberi akses jalan pada orang lain.
Aku melirik arloji di tangan kiri sebelum kembali menatap Agatha. "Tumben jam segini Lo udah datang. Jangan-jangan tugas Lo ada yang belum selesai, yah?"
Agatha mengibaskan tangannya. "Bukan tugas yang penting sekarang. Tapi …." Cewek itu menunjuk lurus ke arah sepanjang koridor. "Gue dibuat penasaran sama orang-orang yang nyebut nama Lo di sepanjang jalan."
"Maksudnya gimana?" tanyaku bingung.
"Aduh." Agatha menggaruk pelipisnya. "Orang-orang pada bicarain Lo. Nyebut nama Lo, Dara. Dan gue gak mungkin salah orang karna yang namanya Dara di Harapkan Bangsa ini setau gue cuma Lo."
Dari penjelasan Agatha membuktikan bahwa dugaanku benar. Sikap aneh orang-orang di sepanjang jalan tadi karena mereka sedang membicarakan tentang diriku. "Lo yakin mereka bicarain gue? Emang Lo denger di mana?"
"Jadi, pas perjalanan ke sini kan gue lewat depan kelas IPS 3. Nah, kebetulan ada beberapa cewek lagi ngobrol dan pas banget gue denger mereka nyebut-nyebut nama Dara. Pas gue mendekat mereka langsung berhenti, kayak sadar kalo gue udah denger pembicaraan mereka," jelas Agatha panjang lebar.
"Jadi Lo nguping?" tudingku.
Agatha mendengus. "Gue gak ada niatan yah buat nguping, tapi siapa suruh mereka bergosip di depan kelas. Di mana kemungkinan banyak orang yang lewat terus denger suara mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)
Teen FictionJudul awal "Just Friend" Peran sebagai pengagum rahasia sudah Adara Ulani jalani selama dua tahun. Selama itu Dara merasa sudah cukup hanya dengan memperhatikan sosok Adhyastha Prasaja secara diam-diam. Suatu hari, ketika tersebar kabar bahwa Astha...