BAB 4 || SAHABAT TERBAIK

2.2K 94 1
                                    

Perut yang sejak tadi keroncongan karena telat diberi makan sudah meronta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perut yang sejak tadi keroncongan karena telat diberi makan sudah meronta. Untung saja lima belas menit kemudian makanan kami diantar sesuai dengan perkataan Arya.

"Hum, enak banget wanginya. Buruan sini gue udah lapar." Agatha berseru senang melihat kedatangan Arya.

"Sabar napa, Tha. Kayak orang yang belum makan tiga hari aja Lo." Karena sudah fokus pada makanan, Agatha sampai mengabaikan perkataan Melia.

"Oke, karna kalian udah dapat pesanan masing-masing, gue permisi. Selamat menikmati." Usai menata semua makanan di atas meja, Arya pun berlalu.

Aroma nikmat roti bakar di hadapanku sudah memanggil untuk dimakan. Tapi, karena masih panas, aku hanya bisa menggigitnya sedikit demi sedikit.

Mungkin karena sama-sama lapar, kami memilih fokus menghabiskan makanan masing-masing tanpa bicara.

Kemarin aku sudah memperkenalkan diri. Tidak etis rasanya jika kalian tidak mengenal ketiga sahabatku juga. Untuk itu sembari menunggu kami selesai makan, aku akan memperkenalkan mereka satu persatu.

Pertama aku akan mulai dari yang paling lama mengenalku, yaitu Deva.

Deva Meysha atau lebih akrab disapa Deva. Tapi, aku lebih suka memanggilnya dengan nama Dev. Simple dan terkesan seperti orang barat.

Deva adalah sahabat pertamaku. Aku sudah mengenalnya dalam kurung waktu tiga belas tahun sejak kami masih berusia empat tahun dan duduk di bangku TK.

Aku dan Deva satu sekolah bahkan satu kelas sejak TK, SD, SMP, hingga SMA. Tapi, kami baru menjalin persahabatan di SMA, ketika kami menjadi partner bangku untuk yang pertama kalinya.

Deva ini orangnya super baik dan paling sabar diantara kami berempat. Jika ada orang yang marah kepadanya, sering kali dia hanya diam dan menunggu sampai kemarahan orang itu redam dengan sendirinya.

Diantara kami berempat Devalah yang paling pintar. Sejak SD dia memang selalu menduduki peringkat satu. Hanya di SMA peringkatnya naik turun, mungkin karena persaingan juga semakin ketat antara siswa-siswi yang lain.

Deva juga dari keluarga terpandang. Papanya punya usaha jual beli ikan di pasar dan mamanya baru saja membuka toko usaha jualan kue. Tapi, Deva tidak sombong meski dari kalangan orang menengah atas, apalagi dia ini sangat royal. Bukan hanya dengan sahabatnya, tapi kepada siapa saja yang menurutnya membutuhkan.

Untuk masalah fisik, Deva sebelas dua belas denganku. Tinggi kami hampir sama, postur tubuh juga, apalagi bentuk wajah yang bulat. Meski tidak secantik Agatha tapi Deva sepertinya tidak akan sulit disukai oleh cowok karena dia memiliki senyum yang menawan.

RASA TAK SAMPAI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang