Bocil 3 Tahun ini adalah Penjahat II

Chapter 239

Aku mengangguk.
Setelah terdiam sejenak, Appa melanjutkan kisahnya.

"Dia adalah anak dari tukang kebun, Dia sering datang ke kastil untuk bantu-bantu. Semua orang menyukainya karena Dia pandai"

"Begitu... Appa juga menyukainya ya—"

"Aku tidak menyukainya"

Apa?
Ketika Aku berkedip, Appa mengerutkan keningnya dan menyilangkan tangan.

"Ibu-ku dan Rissian, Nenekmu, berselingkuh dengan si tukang kebun"

"....oOoh"
Saat Aku berseru tanpa sadar, Appa menghela nafas.

"Pernikahannya tidak berdasarkan cinta, hanya mementingkan membuat keturunan, ditambah lagi dengan desas-desus tentang suaminya yang maniak membunuh.... Ibu-ku adalah orang yang lemah, Dia tidak akan mampu menanggung semuanya"

"Meski begitu, itu tidak bisa menjadi alasannya untuk berselingkuh..."

Karena tindakan tersebut menyakiti seseorang.

Appa tersenyum dan mengangguk.
"Benar, itu sebabnya Aku membenci anak dari Pria tersebut. Tapi Rissian sering bermain dengan Beltly tanpa tahu apa-apa"

"Jadi?"

"Aku mengintimidasinya"

"Paman Rissian?"

"Beltly"

Rupanya kepribadian Appa....

Saat Aku memasang wajah berkerut, Appa tertawa pelan
"Rissian telah menjadi anak yang kuat sejak Anugerahnya berada di tingkat I. Tidak ada gunanya mencoba, jadi Aku mengincar Beltly"

"Aku paham, Dia akan menyampaikannya pada orang tuanya"

"Ya. Tapi meskipun sudah mengancamnya, anak tersebut tetap datang"

"Apa?"

"Ayah-nya yang menjijikan itu mengirim-nya ke kamar setiap hari, dengan bunga yang Ia petik untuk Ibu"

"...."

"Aku tahu, jika Ibu-ku di biarkan, kami tidak akan memiliki tempat lagi di Astra. Jadi Aku menyiksanya sampai tidak bisa membawa bunga lagi...."

"...."

Appa perlahan menutup matanya, "Suatu hari Aku marah dan bertanya. Kenapa Dia bersikeras mengantarkan bunga"

"Ya"

"Setiap kali Dia membawa bunga, Ibu harus mengosongkan kamar tidur, karena kalau ketahuan, para pejabat tidak akan membiarkan kami. Aku sangat membencinya"

"....."

"Dia juga tidak menyukainya"

"Dia membenci Ayah-nya?"

"Bukan, dirinya sendiri"

Appa tersenyum pahit.
Beltly saat itu menjawab sambil menangis. Lalu bisa terlihat, memar di leher Beltly.

Orang yang berani berselingkuh dengan Nyonya-nya adalah sampah yang bahkan memukul anaknya sendiri.

"Saat itu Dia berkata, 'Aku tahu. Tapi Aku takut... Aku sangat takut pada Ayah-ku."

"Jadi, apa yang Appa katakan?"

"....Aku juga"

"...."

"Aku juga takut"

Aku meraih Appa. Dan Appa membuka tangannya.
Aku memeluk leher Appa dan menepuk punggungnya. Seperti yang Appa lakukan beberapa waktu lalu.