Bocil 3 Tahun ini adalah Penjahat II

Chapter 289

Aku bangkit dan menatapnya, "Ancaman itu, tidak seperti Paman yang ku-kenal"

"Seorang Ayah akan melakukan apa pun demi anaknya yang berharga"

Aku mengepalkan tinjuku dengan erat, "Apakah Paman bisa berkata demikian pada Mary?"

"Aku tidak mengenal siapa yang Kamu bicarakan"

"Mary, Putri-mu!"

"Anak-ku satu-satunya adalah Dahlia"

Rasanya seluruh darahku mendidih hingga ke ubun-ubun. Aku mengepalkan tinjuku dengan erat.
"Anda melahirkan anak itu untuk dimanfaatkan, lalu mengekstraksi roh dan mengubah tubuh anak itu menjadi monster, masih berani mengatakan Seorang Ayah dengan mulut itu...."

"Aku tidak mengerti apa yang Kamu bicarakan", Grimmie masih tersenyum.
Senyuman yang terlihat hangat di kehidupan pertama, kini terlihat menjijikan.

Aku menggertakkan gigiku, "Bagaimana kalau Aku tidak mau menyerahkan Dahlia?"

"Akan sangat disayangkan orang berbakat seperti-mu berakhir disini"

"Apakah maksudnya Anda ingin membunuhku?"

Grimmie tertawa, "Sepertinya Kamu mencoba mencoba mengulur waktu menunggu Liantyn"

Sial
Dia memang Pria yang cerdas

Grimmie tersenyum dan melanjutkan, "Dia bisa menjadi saksi untuk menyingkirkan-ku"

"...."

"Tapi, Elliotte"
Dia menundukkan kepalanya dan pandangan kami bertemu. Wajah Grimmie yang begitu dekat berubah menjadi menyeramkan, "Bolehkah Aku membunuh Liantyn?"

Aku segera mundur.

Wajahnya kembali ramah seperti biasanya, Dia mengulurkan tangannya padaku
"Sekarang, beri Aku kunci Kereta tempat Putri-ku di tahan"

"Aku memiliki Ragon. Tidak peduli Anugerah apa yang Kamu miliki, Kamu tidak dapat mengalahkan Naga dengan tubuh manusia"

"Mengapa Kamu tidak memanggilnya jika tahu"

"Mundur. Aku benar-benar akan memanggilnya"

"Tidak, Kamu tidak bisa memanggilnya. Jika Kamu melakukannya dan menggunakannya untuk bertempur, Kaisar akan memenjarakan-mu di Istana Kekaisaran selamanya"

"Aku tidak peduli"

"Baiklah? Namun kamu bukan tipe anak yang akan mempertaruhkan hidupnya hanya untuk mengalahkanku"

Pada saat itu
"Berhenti mengancam Nona!", seorang Prajurit yang memegang pedang menyerang Grimmie

"Jangan!", Aku segera berteriak.

Pada saat itu, Prajurit yang menyerbu Grimmie, berubah menjadi batu dan mulai terbelah dengan suara retakan, "No... Na...."

Wajah Prajurit lainnya mengeras.

KLAK! Dengan suara tajam, para Prajurit mengangkat senjata mereka. Orang-orang disisiku bergegas maju dan memblokir Grimmie.

"Mundur!"

"Dia mengancam Nona, tentu Aku harus menyerang"
Bahkan Luca menyembunyikanku di belakangnya dan mengangkat senjatanya.

Appa, Panglima Tertinggi Militer kita, selalu meminta satu hal

"Setiap saat, dahulukan nyawa Tuan Muda-mu. Jika nyawa Putra dan Putri-ku dalam bahaya, jangan ragu untuk menyerang"

Aku menjerit senyaring mungkin, "Hentikan! Kalian tidak akan bisa melawannya! Ku-bilang jangan!"