Chapter 382

237 38 1
                                    

Aku menatap para Ayah.

Semuanya tersenyum, tapi Aku memiliki firasat aneh.

"Bisakah kita bertemu lagi?"

Saat ku-tanya, Ceylon berlutut di depan-ku dan menatap mata-ku.
"Jika Kamu ingin bertemu dengan-ku, suatu hari nanti"

"....Bohong"

Bakira tersenyum dan dengan lembut mengusap pipi-ku.

Aku menggigit bibir-ku dan menatap mereka, "Ceylon-Appa selalu memasang tampang menyedihkan ketika berbohong pada-ku"

"Wajah-ku tidak menyedihkan", Ceylon mengacak-acak rambut-ku.

"Kami tahu bahwa jika Kita menginginkannya, Kita bisa bertemu lagi, dan jika yakin, menunggu tidak-lah menyakitkan"

"...."

"Aku mengetahuinya karena-mu"

"...."

Ceylon mengecup kening-ku dan berkata, "Ku-harap di Dunia yang Kamu selamatkan, Kamu juga akan mengasihi semua makhluk seperti kami, dan menikmati kegembiraan yang sama seperti kami"

"...."

"Keberanian untuk tidak ragu-ragu turun tangan demi menyelesaikan semua hal yang mengancam anak-ku, Ketakutan karena khawatir tentang segala hal yang akan terjadi di hadapan anak-ku, tetapi semua itu akan menjadi sangat indah dengan senyuman di wajah anak-ku"

"...."

"Belajar lebih banyak darinya, dan menikmatinya"

"...."

Senyuman Ceylon semakin dalam, "Kami akan terus mengawasi dan menunggu-mu"

"...."

Ceylon memeluk-ku, "Aku mencintai-mu, Ilotte"

Michael dan Bakira juga menatap-ku.

Michael berkata, "Nak, Kami adalah orang tua yang gagal, tapi Kamu membuktikan bahwa hidup Kami bermakna karena Kamu sangat baik"

Bakira juga tersenyum, "Putri-ku, Aku tidak kesepian sedetik-pun karena Kamu ada, Aku mencintai Dunia karena-mu"

Icarus, Jerome, dan Quoros...
Para Ayah yang berbagi darah dan daging dengan jiwa-ku tersenyum lebih cerah dari sebelumnya.

Oh..
Perasaan yang tak terlukiskan membanjiri dada-ku.

Aku menyeka air mata yang mengalir dengan punggung tangan-ku dan berbicara dengan penuh semangat.
"Aku akan belajar lebih banyak, dan bahkan jika Aku gagal, Aku akan bangkit lagi. Kemudian, ketika Aku beranjak dewasa, Aku akan menjadi orang tua yang hebat seperti para Appa"

Aku tersenyum dengan pipi memerah
"Ini adalah cita-citaku yang selanjutnya"

Ceylon tersenyum cerah, "Baiklah"

Para Ayah juga mengangguk.

Tubuh-ku semakin ringan dan bersinar.

Ketika Aku kehilangan kesadaran, Aku mendengar suara para Ayah untuk terakhir kalinya.

[Berbahagialah]

— kata-kata yang sangat hangat itu...

.

Ketika Aku sadar kembali, sekitaran menjadi berisik.

Bahkan tanpa membuka mata, Aku tahu dimana ini.

Karena aromanya familiar.

".....tte"

"...."

"Elliotte..."

Aku mengenali suara yang memanggil-ku dengan setulus hati itu.

Bocil 3 Tahun ini adalah Penjahat IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang