Bocil 3 Tahun ini adalah Penjahat II

Chapter 337

Khumar mengambil pena, [....sebenarnya lebih baik kalau Anda mencari tahu caranya sendiri]

Ilotte dengan cepat meraih tangan Khumar, [Bantu Aku!]

[Pekerjaan rumah itu tujuannya mendidik Anda. Anda harus mengerjakannya sendiri agar dapat meresapi apa yang benar-benar Anda pelajari]

Saat Ilotte menteskan air mata, Penjaga muda lainnya terkejut.
[Apa Kamu tega melihat Putri di pukul lagi karena tidak bisa menyelesaikan tugasnya?]
[Ya, kali ini hukumannya 3x pukulan!]
[Uhh, kalau ada jawaban yang salah, itu akan menjadi 4x...!]

Pada kata-kata Penjaga Muda, Khumar menatap Ilotte. Ilotte mengangkat alisnya seperti anak anjing yang di tinggalkan di hari hujan.

[....hari ini saja]

[Yey! Khumar yang terbaik!]

Setelahnya, Salah satu Dayang memasuki ruangan. Saat meletakkan Kue di atas meja, Dayang tersenyum ramah. Kemudian Ia berbisik kepada Dahlia.

[Ayo pergi agar tidak mengganggu]

[....]

[Dahlia?]

[Oh ya....]

Dahlia memiliki ekspresi yang tidak biasa sepanjang waktu sejak meninggalkan ruangan dan berjalan menyusuri lorong.

Si Dayang bertanya, [Apa yang salah?]

[Tidak, hanya saja....]

[Hmm?]

[Saya merasa sedikit bingung]

[Mengapa]

Dahlia menjawab dengan ragu-ragu, [Saya dimarahi oleh Ibron hari ini]

'Ibron? Oh begitu'
Ibron adalah Pelayan dari Kuil Pendeta Tertinggi (Istana Ceylon). Dengan kata lain, Dia di ciptakan oleh Kepala Pelayan Istana. Para Pendahulu biasanya membuat budak dan memperlakukannya seperti asisten.

Si Dayang bertanya lagi, [Mengapa Dia memarahimu?]

[Karena di jam istirahat malam, Saya terlalu berisik]

[Ah, Dia memang begitu, kalau Kamu saja di tegur apa lagi yang menjadi bawahannya]
Si Dayang menepuk pundak Dahlia
[Jangan dimasukan di hati, Kamu tahu kan kalau kepribadian Ibron itu bengkok. Di depan Kepala Pelayan saja Dia bersikap sopan...]

[Oh bukan begitu! Saya bukan bercerita karena kesal!]

[Lalu?]

[Di antara budak pun ada strata, kan?]

[Ya, jika Pencipta adalah Seorang Bangsawan, maka Derajat Budaknya pun tinggi, dan jika Pencipta adalah orang biasa, maka Derajat Budaknya rendah. Dan...]

Ketika Dayang itu menjelaskan, Dahlia menundukkan kepala dan bergumam, [Mereka yang di tinggalkan oleh Tuannya seperti-ku adalah yang paling rendah...]

Si Dayang mencoba menghibur Dahlia, [Tapi kamu beruntung karena Putri menjemputmu ketika kamu di tinggalkan]

[Iya, tapi...]

[Ah, seperti para Penjaga muda, mereka juga berada dalam situasi yang menyedihkan]

[....]

[Para Penjaga Muda juga merupakan budak yang di tinggalkan, tapi Putri mengambil mereka. Dewa memberikan darah dan dagingnya kepada mereka dengan misi melindungi Putri, jadi mereka memiliki kemampuan]

[....]

[Maka Budak dari Bangsawan Besar mana pun tidak akan bertindak sembrono, Kamu tidak perlu iri]
Dayang itu sekali lagi menepuk bahu Dahlia
[Lagi pula, Kamu adalah anak yang paling di sayangi Putri, Kamu mungkin bisa menjadi Penjaga muda]