Chapter 388

261 36 2
                                    

"....Komunikasi kita dengan Kadipaten Astra telah tersambung"

"....!"
"....!!"
Hevan dan Yuri bertukar pandangan dengan wajah terkejut. Segera setelahnya, mereka bersorak dan langsung mengguncang Raon.

"Selesai! Selesai sudah!"

"....", mata Raon sedikit bergetar

Yuri tersenyum dan berkata kepada Raon, "Ayo, Hyungnim. Ayo bicara dengannya"

"...."

.

Mereka bertiga menuju ke ruang komunikasi.

Saat Raon duduk, Ia mendengar suara yang familiar.

[Sepertinya Kamu sudah hadir]

"Ya...."

[Aku cukup lama menunggu]

Mendengar ucapan Elliotte, Yuri tertawa, "Kami menggunakan Alat Komunikasi dari luar Kerajaan, karena basis komunikasi Baran berada di bawah kendali faksi pro-Istana, jadi ada resiko penyadapan. Tentunya ada kendala di koneksinya"

[Situasinya tampak serius]

Hevan juga mengangguk sambil tersenyum, "Karena baru saja terjadi pertempuran besar-besaran pagi ini. Selama Perang Saudara Calzoie, Aku tidak pernah membayangkan bahwa Kita juga akan berperang terhadap Kerajaan kita sendiri"

[Ya. Dengan sikap yang kalian tunjukan di situasi kami yang mencekam dan mendesak, Kalian pasti akhirnya mengerti hati kami di situasi sekarang ini]

Yuri dan Hevan terkejut pada ucapan Elliotte.
Yuri berkata dengan canggung, "Saat itu Kami berpikiran dangkal, tidak mengerti atas kengerian yang Kamu alami...."

"Yah, bukan berarti Kami tidak membantumu, Kami memberimu sedikit petunjuk tentang teknologi kami, bukankah begitu, Yang Mulia?"
Hevan yang berkeringat dingin menepuk pundak Raon. Menggunakan nada yang meringankan suasana.

Elliotte berkata dengan suara yang ceria, [Yah, Dukungan itulah yang terpenting-]

"Apakah Kamu menghubungi-ku untuk menanyakan bagaimana rasanya di terpukul"

Hevan dan Yuri tersentak mendengar dinginnya nada Raon.

"Yang Mulia"
"Hyungnim...."

Elliotte telah menghubungi mereka sebelum Istana. Artinya Ia berniat mendukung mereka.

Betapa sarkastiknya nada Putra Mahkota, sebagai orang yang seharusnya berterima kasih karena telah di dahulukan.

Hevan menatap Raon dengan wajah bingung dan mencoba berbicara lagi, "Lilu, Yang Mulia hanya sedang..."

[Itu benar. Bagaimana rasanya?]

"....", "....", Hevan dan Yuri terdiam

Elliotte melanjutkan dengan nada acuh tak acuh
[Setiap menit dan setiap detiknya apakah itu berharga? Ketika nyawa rakyat-ku, rekan-rekanku, dan keluargaku berada di pundak-ku seberat gunung, bukankah kata-kata sanjungan pun terdengar seperti ancaman?]

"Benar.... Aku sungguh merasakannya"

[Baguslah kalau Anda paham]

"Apa hanya itu yang ingin Kau katakan?"

[Iya, cuma itu yang mau Saya sampaikan. Jadi, jaga diri kalian]

"T, Tunggu!"
"Tunggu, Lilu..!"
"...."

Hevan dan Yuri berteriak dengan panik. Hevan menatap tajam ke arah Raon dan berbicara di Alat Komunikasi.
"Kami tidak menghubungimu untuk mengakhiri pertemanan kita seperti ini. Ku-mohon padamu, bantulah Kami..."

Bocil 3 Tahun ini adalah Penjahat IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang