Chapter 365

215 35 2
                                    

Ayah tiri-ku sibuk sejak pagi, Dia bahkan mencuci mobil.

SUV Tua itu mengkilap. Aku bisa mengerti betapa Dia sangat menantikan untuk bertemu dengan Profesor Jung.

Aku, Ayah tiri, dan Seeun masuk ke dalam mobil dan menuju ke tempat janji temu.

Karena hari itu merupakan hari kerja, Kafe tersebut sepi.

"Oh, Profesor Jung!", Ayah tiri melambai dan bergegas mendekatinya, "Sudah lama sekali tidak berjumpa, bagaimana kesehatanmu?"

"Seperti biasanya"

Kulitnya tidak terlihat bagus sama sekali. Lagi pula kesehatan Profesor Jung sama buruknya dengan-ku di Kehidupan Ke-2. Melihat bahwa Khumar mengambil alih tubuh itu, Profesor Jung pasti sudah tiada sebelum Aku menyebrangi Bukit Berpasir. Tidak seperti-ku, orang itu tidak memiliki kemampuan untuk menyembuhkan, mungkin Dia akan mati sewaktu-waktu.

"Halo Profesor...", Seeun menyapa dengan wajah tersipu.

Saat Khumar mengangguk, pipi Seeun pun memerah.

Ayah tiri berpura-pura merendah dan berkata dengan riang, "Ini adalah anak perempuan-ku. Ketika masih muda, Dia pernah bermain piano di depan Profesor, apakah Anda masih ingat?"

"...."

"Oh, karena sudah lama sekali, ingatan pasti menjadi kabur. Saat itu, Saya sangat gugup sampai salah-salah ucap"

"...."

"Sudah lama sekali Putri-ku bermimpi untuk memamerkan keahliannya kepada Profesor—"

Meski Khumar tidak merespon sama sekali, Ayah tetap berkicau.

Pipi Seeun memerah dengan antisipasi.

Ayah tiri terkekeh dan berkata, "Mari kita duduk dan membicarakan detailnya"

"Saya ingin berbicara secara terpisah dengan Putri Anda"

"Dengan Seeun-kami? Oh, suatu kehormatan"

"Begitukah? Ayah, tolong beri ruang~"

"Baiklah. Hyemin, kita tunggu saja di mobil—"

"Bukan", Khumar menjawab dengan tegas dan menatap-ku, "Aku ingin berbicara dengan Putri-mu yang satunya"

"...."
"...!"
Ayah tiri terkejut dan wajah ekspresi Seeun mengeras.

"Beri kami ruang"

"Ah... ya, itu, Seeun-kami...."

"...."

Seeun meremas ujung jaketnya dengan erat. Bahkan dari tampak luar, terlihat jelas bahwa suasana hatinya menjadi buruk. 

Ayah tiri menenangkan Seeun dengan ekspresi canggung dan meninggalkan kafe bersamanya.

Aku duduk hanya setelah melihat 2 orang itu keluar dari Kafe menuju ke mobil.

"Apa yang ingin kamu bicarakan?"

"Minum...."

"Langsung ke intinya saja. Apa itu?"

"A' Harus memesan minuman dulu"

Khumar diam-diam menunjuk ke kertas berlaminating yang ada di dinding.

Satu minuman per orang, ya~ ^^

"Bagaimana kamu bisa tahu?"

"Ngg-Yang ini sepertinya enak. Ng- Es Americano"

".....luar biasa"

Khumar bangkit dan memesan kopi.

"Hng- Es Americano satu"

Bocil 3 Tahun ini adalah Penjahat IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang