Bab 12 - Mulai Tinggal Bersama

645 43 3
                                    

......

SPOILER BAB!

Ia melirik sebentar ke arah di mana Andin telah terlelap tanpa tanda sadar akan keberadaan dua manusia di sekitarnya. Begitu nyenyaknya wanita hamil itu tertidur.

"Tuan," sapa bibi itu seraya berniat mengambil tas kerja Aldebaran tapi ditolak halus oleh pria itu.

Bibi itu kemudian mundur tiga langkah tatkala dilihatnya sang tuan muda menghampiri Andin.

"Apa dia sudah makan malam?" tanya Aldebaran dengan suara pelan tapi masih bisa di dengar oleh sang bibi.

"Sudah, Tuan Muda. Saya perhatikan Nyonya Andin lahap sekali makannya. Mungkin karena kekenyangan, beliau jadi tidur di sofa." ucapnya menjelaskan dengan hati-hati.

Al berdeham singkat sebagai jawaban. Tatapannya terus tertuju menatap wajah tidur Andin yang tampak damai sekali. Saking lelapnya Andin tidur, dia sampai tak sadar dengan sentuhan Aldebaran yang kini membelai wajahnya.

Bibi yang melihat tindakan itu menundukkan kepalanya. Bagi dia yang hanya pekerja saja, adalah hal tabu mengintip hal-hal pribadi yang tuan mudanya lakukan. 

Tak lama kemudian, terdengar suara gemerisik. Aldebaran bangkit sambil membawa tubuh Andin dalam gendongannya. Sebelum dia naik ke lantai atas, ia bicara pelan pada bibi pembantu, "Kau bisa beristirahat sekarang."

.... 🦋🦋🦋

Al tanpa kesusahan membuka pintu yang setengah terbuka menggunakan kaki panjangnya. Ia masuk ke dalam kamar khas wanita dan membaringkan Andin di atas ranjang Queen yang empuk. Sebelumnya, dia telah memanggil tim decorate untuk merenovasi ruangan itu yang mulanya dijadikan Al sebagai tempat bermain piano. Ia bahkan dengan rela membobol dinding sebelahnya lagi demi membuat ruangan kamar itu tampak lengang yang memungkinkan Andin betah tinggal di sana.

"Sayang sekali harus melihatmu tidur saat aku pulang." ujar Al yang telah menarik kursi mendekat ke sisi ranjang dengan desahan kecewa.

..... 🦋🦋🦋🦋🦋......

"Selamat pagi." sapa Andin gugup.

Aldebaran mengangkat kepala dari koran bisnis yang dibacanya, "Kau sudah bangun rupanya." 

Lalu pandangannya beralih ke seragam kerja yang dikenakan oleh Andin. "Apa kau akan berangkat kerja juga?"

Andin mengangguk, "Saya belum resmi keluar dari pekerjaan dan itu sebabnya saya harus pergi kerja pagi ini."

"Duduk dulu. Mari kita bicarakan rencana ke depannya untukmu, Andini." suruh Al mengisyaratkan agar Andin duduk di kursi di sebelahnya.

Bersambung....

After One Night (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang