Di malam yang sama, Elsa yang sama lelahnya dengan Andin memutuskan pergi secara diam-diam dan pergi menuju ke halaman samping di mana ada gazebo dan kolam ikan. Dan yang pasti tidak ada orang di tempat itu.
Akhirnya, dia bisa bernapas lega dan terbebas dari kepungan banyak orang yang penasaran terhadap dia. Ia masih bisa merasakan tatapan penuh selidik dari orang-orang itu. Ia bergidik hanya memikirkan senyuman tak tulus dan penuh muslihat dari rekan Surya.
Saat itu Elsa yang menundukkan kepalanya demi memijat kedua kakinya tidak menyadari kalau seseorang sedang mengawasi. Dia baru sadar kalau dia tidak sendirian setelah mendengar suara langkah kaki berjalan mendekat.
"Maaf, apa saya mengganggu?"
Elsa mendongak. Kejutan melintas di depan matanya saat dia melihat seorang pria tampan sedang berdiri di hadapannya.
Tubuhnya yang tinggi, kulit putih dan bibirnya yang sensual, serta setelan rapi yang dikenakannya nampak cocok membalut pria asing tersebut. Elsa kehilangan kata-kata akibat terpesona dan baru sadar setelah panggilan berulang dari pria asing itu memanggilnya.
"Ah-Oh, maaf... Tidak, maksudku, Anda tidak mengganggu sama sekali...." Elsa terdiam setelah menyadari sesuatu yang salah, "Anda bisa bahasa Indonesia?"
Pria asing itu mengangguk dan senyuman ramahnya masih ditunjukkannya pada Elsa.
"Saya Devan. Ibu saya asli Indonesia. Itulah mengapa saya bisa bicara menggunakannya."
Devan? Diam-diam Elsa mengunyah satu nama ini dalam hati.
"Sa-saya Elsa...."
"Saya sudah tahu. Tuan Surya sudah mengenalkannya pada saya."
"Benarkah? Kenapa aku tidak melihat sosoknya tadi?" batin Elsa mengingat rupa pria bernama Devan ini apakah memang terlewat atau tidak sewaktu berkenalan dengan kenalan ayahnya.
"Boleh saya duduk?"
Seketika Elsa tersadar dari lamunannya. 'Tentu, silakan." jawabnya seraya mempersilahkan Devan duduk.
Hening melanda keduanya, meninggalkan atmosfer canggung di sekitar mereka.
"Saya dengar, Anda memutuskan pindah kuliah di sini? Apa itu benar?"
"Dari mana Anda tahu?"
Devan tersenyum, "Kebetulan saya seorang dosen di salah satu universitas di sini. Kalau Anda tidak keberatan, saya bisa merekomendasikan universitas yang bagus dan pastinya sesuai dengan jurusan mata kuliah Anda."
"Apakah tuan Surya-- maksud saya papa saya yang meminta bantuan pada Anda?"
"Itu benar," Devan mengakui. Fakta bahwa Surya telah meminta bantuan serta sarannya agar membantu Elsa merupakan sebuah bukti jika dia memiliki hubungan baik dengan keluarga Saputra.
Elsa menatap lama pada pria tampan di hadapannya. Karena sudah begitu, tak ada salahnya juga bagi dia untuk memanfaatkan bantuan yang murah hati ini. Toh bagaimana pun juga dia memang berniat untuk memulai semuanya dari sini. Bersama ibu dan juga ayahnya.
"Baiklah. Saya pasti akan menghubungi Anda bila nanti butuh informasi tambahan." ucap Elsa setuju.
"Senang mendengarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
After One Night (TAMAT)
FanfictionMerasa bertanggung jawab atas kehamilan pada wanita asing yang telah salah ditidurinya, Aldebaran memutuskan untuk menikahi wanita itu. Namun, bagaimana jika keinginannya tidak berjalan mulus seperti yang dia kira? Andin merasa bahwa bos di tempatn...