____
"Kau belum memberitahu aku kenapa tadi----"
Ucapan Andin itu diinterupsi oleh suara pengering rambut yang nyaring. Merasa tak berdaya, Andin pun bungkam. Sesekali, melalui cermin di hadapannya, dia akan mengintip ekspresi Aldebaran yang mana seringkali menunduk. Seolah pria itu sengaja tak mau dilihat olehnya.
Beberapa saat kemudian setelah Al selesai mengeringkan rambut Andin, Andin tidak membiarkan prianya itu pergi.
"Al, kau tahu, harmonisnya sebuah rumah tangga itu bisa terjadi apabila antara suami istri terjalin komunikasi dengan baik."
"Andin...."
"Sebagai istrimu, aku hanya mengingatkan. Aku tidak akan memaksa lagi. Tapi, kalau kau terus bersikap diam begini, ada kemungkinan aku tak akan tahan. Sikap seperti ini... bukan seperti dirimu."
"Aku hanya butuh waktu untuk berpikir. Percayalah... hanya itu saja yang aku butuhkan kini. Jika nanti aku sudah berhasil memutuskan, aku berjanji, kau lah orang pertama yang aku mintai persetujuan."
Dua orang itu saling menatap satu sama lain, seolah tidak mau kalah demi mempertahankan pendapatnya masing-masing. Ketika Andin hanya menemukan keseriusan dari sepasang mata cokelat itu, dia berkompromi. Ia bangun dari duduk, pergi dari hadapan Al tanpa sepatah kata.
Al pun tidak menghentikannya. Ia membiarkan Andin pergi, keluar dari kamar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
After One Night (TAMAT)
FanfictionMerasa bertanggung jawab atas kehamilan pada wanita asing yang telah salah ditidurinya, Aldebaran memutuskan untuk menikahi wanita itu. Namun, bagaimana jika keinginannya tidak berjalan mulus seperti yang dia kira? Andin merasa bahwa bos di tempatn...