Bab 137

149 9 0
                                    


"Anda mau pindah?"

"Rencananya seperti itu."

"Aku tidak akan memaksa. Aku akan menunggu dengan sabar sampai kau terbiasa dengan keberadaanku. Apa aku masih punya kesempatan untuk mendengarkan panggilan itu darimu suatu hari nanti?"

"Sa-saya...."

Surya meraih tangan Andin, mengusapnya lembut, "Dengar, sudah kubilang barusan, aku bersedia menunggu sampai kau terbiasa. Jadi tolong jangan paksakan dirimu. Hanya, tidak apa-apa kan kalau aku sering-sering menelepon atau menemuimu?"

Bagaimana pun dia benar-benar butuh waktu.

"Saya juga akan berusaha. Saya harap Anda pun bersedia menunggu."

"Sebelum aku pergi, bolehkah aku memelukmu? Cuma sebentar."

Tanpa menunggu lama, Andin bangun dari duduk lalu memeluk Surya yang telah membuka kedua tangannya penuh harap.

"Semoga Tuan Surya selamat dalam perjalanannya nanti."

Surya memeluk erat Andin, "Terima kasih."

Dari balik pintu yang lain, Elsa yang memang ada di ruangan itu sejak tadi malam melihat pemandangan penuh kasih itu dalam diam. Meski dalam hati dia iri, namun dia langsung menepis penyakit hati itu jauh-jauh.

Di sore harinya saat keberangkatan. Surya menghubungi Aldebaran yang masih ada di kantor. Mendapati kalau ternyata Surya yang menelepon, Al langsung menerima panggilan itu.

Di bawah tatapan Rendy, Al tampak serius saat dia bicara dengan Surya. Membuat Rendy penasaran dengan isi percakapan direkturnya dengan si penelepon.

Sebelum panggilan terputus, Al kembali mengulang janjinya dengan sungguh-sungguh, "Ya, saya mengerti. Anda tidak perlu cemas, saya pasti akan menjaganya. Jika kami ada waktu, saya akan datang berkunjung ke sana."

Itu adalah hari terakhir Andin bertemu dengan Surya. Dan juga hari terakhirnya melihat tatap muka Sarah dan Elsa. Atas bantuan Aldebaran, Andin sama sekali tidak tahu kalau ibu serta adiknya tidak lagi berada di Indonesia.

After One Night (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang